Kultum Dzuhur Disampaikan Ustadz Abd. Rohim, M.Pd
Tema : Cara menentukan Awal Romadhon dan Syawal ( Idul Fitri ) di Muhammadiyah
Maklumat PP Muhammadiyah 01 Ramadhan 1442 H jatuh pada hari Selasa, 13 April 2021, dan 1 Syawal 1442 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Kamis, 13 Mei 2021
Penentuan awal Ramadhan dan Syawal ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.
Sebuah kisah jika penetapan dengan hisab dan rukyat
Kisah A
Jika terdapat sekelompok muslim yang berada dan tinggal diluar negeri jika akan melaksanakan sholat idul Fitri di lapangan dan tempat yang harus memohon izin serta menyewanya sebesar Rp. 500 juta dan kan di tanya kapan pelaksanaannya maka ia akan mengatakan dengan hasil hisab di tahun ini jatuh pada 13 Mei 2021 dan biaya yang harus dikeluarkan sebesar 1 hari yakni Rp. 500 JT.
Kisah B
Di kelompok muslim lain tidak bisa menentukan kapan waktu karena hilal belum terlihat karena dengan metode rukyat dan memang ada dalilnya juga jika terhalangi oleh sesuatu maka digenapkan menjadi 30 hari. Maka biaya sewa gedung dan tempat serta izin minimal 2 hari dengan 2x lipat anggaran yakni 500 JT x 2 maka biaya yang di keluarkan 1 milyar karena keraguan apakah idul Fitri jatuh pada tanggal 12 atau 13 Mei 2021
Penentuan metode rukyat dan hisab terletak pada melihat dan mengetahui
Jika melihat dengan Indra penglihatan yakni mata saja jika terhalang maka di genapkan sebagaimana Diriwayatkan dari Abdurrahman ibn Salam al-Jumahi, dari al- Muslim), dari Muhammad (yaitu Ibn Ziyad), dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: Berpuasalah kamu karena melihat tanggal (hilal) dan berbukalah kamu karena melihat tanggal (hilal).
Pendekatan mengetahui tidak harus dengan mata misalkan mengetahui keberadaan seseorang tidak harus dengan mata bisa dengan telinga karena terdengar suaranya. Atau dengan Indra peraba adanya aliran listrik dengan tersengat atau Indra penciuman karena ada aroma. Maka pendekatan mengetahui disini kaitan menentukan hilal dengan mengetahuinya melalui perhitungan ilmu Falak didukung dengan IPTEKs yang ada komputerisasi maka derajat hilal yang bergeser 0,1 derajat sudah masuk hilal walaupun mata biasa tidak dapat melihatnya dan harus dengan alat yang canggih. Ini sudah masuk bulan romadhon atau 1 Syawal karena pergeseran atau rotasi benda langit dapat di hitung sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Yunus ayat 5 :
هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui
Majelis tarjih dan tajdid Muhammadiyah dalam menentukan Dalil menggunakan 3 pendekatan yakni Bayani, Burhani, dan Irfani untuk menjawab masalah yang kekinian
Penekanannya disini mari pejari IPTEKs untuk menjawab tantangan kehidupan didunia ini seperti para orang luar negeri yang sudah sampai kebulan dan menginjak bulan. Sedangkan orang kebanyak di Indonesia baru hanya bisa melihat bulan dan melaksanakan 7 bulan.
Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum Wr Wb