Oleh : Sarli Amri, MA
Selasa, 23 Februari 2021 M atau 11 Rajab 1442 H tepat 48 hari jelang Ramadan 1442 H telah kembali menghadap Allah swt, Allahuyarham Kyai Haji M. Nasir.
Almarhum dikenal sebagai sosok yang bersahaja, ramah, dan serasa damai siapapun yang dekat dengannya. Sebagai pribadi yang visioner ditangan beliaulah kepeloporan, merintis dan mendirikan Muhammadiyah di Kota Tangerang, bersama kawan seperjuangannya almarhum Ustadz Karim, Haji Rais Abbas dan lainnya. Almarhum sejak awal hidupnya diwakafkan penuh untuk mensyiarkan dakwah Muhammadiyah di Kota Tangerang.
Keteladanannya dalam memimpin Muhammadiyah di Kota Tangerang ditandai dengan diamanahkannya sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah yang terulang kepadanya hingga empat periode, selama 20 tahun. Yakni dimulai Periode I tahun 1985-1990, Periode II tahun 1990-1995, Periode III tahun 2000-2005, dan Periode IV tahun 2005-2010. Mirip dengan masa kepemimpinan AR. Fakhrudin dalam mempimpin Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama 22 tahun (1968-1990). Dimana diketahui kepemimpinan KH. Ahmad Dahlan saja hanya 11 tahun (1912-1923), maka tepat jika almarhum KH. M. Nasir disebut sebagai AR. Fakhrudin di tanah Tangerang. Bahkan, semasa aktif almarhum pernah bertugas sebagai guru PGA serta pernah menjabat sebagai Kepala MTs Negeri, yang saat itu hanya satu-satunya di Tangerang, hingga memimpin 125 madrasah sampai dengan ujung Serang Banten. Dengan keteladan leadership profetik, spiritual guidance, dan edukasi Kemuhammadiyahan yang telah dicontohkannya dapat menjadi uswah hasanah Muhammadiyah untuk kader muda Muhammadiyah di Kota Tangerang yang telah beliau berikan semasa hidup.
Table 1 KH. Nasir dan Sarli Amri
Pergerakan dakwah Muhammadiyah sejak tahun 1960-an sebagai titik awal masuk di Tangerang hingga sekarang terus berkembang, maka sudah setengah abad lebih Muhammadiyah berkiprah di Kota Kota Tangerang. Usia 61 tahun (1960-2021) bukanlah perjalanan usia yang singkat, Muhammadiyah Kota Tangerang melaju dengan tingkat tantangan yang sangat bervariasi, dari terror tokoh-tokoh masyarakat yang memprovokasi ummatnya hingga lemparan telor busuk ke ruangan tempat dimana warga Muhammadiyah sedang mengaji, dan lain sebagainya.
Di masa lalu, apa yang dilakukan Muhammadiyah dikecam keras sebagai agama baru, namun pembaruan sosial yang dilakukan Muhammadiyah telah berhasil mentradisikan pengelolaan fungsi sosial ekonomi dan ibadah secara terorganisasi, rasional, obyektif dan modern. Kini kegiatan itu sudah menjadi tradisi keagamaan yang dilakukan oleh semua orang tidak terbatas warga persyarikatan Muhammadiyah, tetapi sudah meluas oleh masyarakat secara umum.
Muhammadiyah turut serta mewarnai kultur masyarakat Kota Tangerang baik dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, maupun keagamaan. Sejarah mencatat bahwa kehadiran Muhammadiyah ternyata tak lepas dari kontribusi yang diperankannya terhadap perkembangan kota Tangerang, khususnya dalam bidang pendidikan dan keagamaan.
Selain amal usaha Muhammadiyah dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah Kota Tangerang pun mengemban misi dakwah dengan keyakinannya berjuang menegakkan dan menyiarkan agama Islam, sehingga berhasil dalam menanamkan jiwa dan amalan agama yang bersih dan lurus. Dengan pengajian dan tabligh-tablighnya Muhammadiyah selalu menekankan agar menegakkan Islam yang benar, jangan sampai dirusak oleh berbagai macam bid’ah, khurafat, dan bahaya syirik.
Ahmad Amarullah dalam Materi Musyawarah IV Muhammadiyah Kota Tangerang (PDM Kota Tangerang, t. 2010, h. 14) disebutkan bahwa jumlah Cabang yang dimiliki oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Tangerang hingga tahun 2012 adalah berjumlah 10 Cabang yang terdiri dari 13 Kecamatan yang ada di Kota Tangerang, diantaranya yaitu Cabang : Tangerang (berdiri 1962), Cipondoh (berdiri 1985), Ciledug (berdiri 1958), Karawaci (berdiri 1990), Pinang (berdiri 2006), Batu Ceper (berdiri 2006), Cibodas (berdiri 2002), Jatiuwung (berdiri 1985), Larangan dan Karang Tengah (berdiri 2012).
Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Tangerang sejak awal berdirinya hingga sekarang, diantaranya : 1). Ustadz Karim 1965-1970, 2). H. Rais Abbas 1970-1975, 3). H. Darwi 1975-1980, 4). H. Muhaimin 1980-1985,5). H. M. Nasir 1985-1990, 6). H. M. Nasir 1990-1995, 7). H. Naisan, M.Hum 1995-2000, 8). H. M. Nasir 2000-2005, 9). H. M. Nasir 2005-2010, 10). H. Naisan, M.Hum 2010-2015,[1] 11). Dr. H. Saiman Soleh 2015-2020. Semoga para salafuna shalih Muhammadiyah yang telah berpulang ke rahmatullah syahid, mendapat rahmah dan maghfirah dari Allah swt, dan dijadikan kuburnya raudah min riyadil jannah, amin.
Table 2 Tampak dari kanan : Zulpiqor, KH. Nasir, Sarli Amri
Terakhir, pelajaran takziyah ini semoga dapat kita jadikan momentum untuk kontemplasi dan reflekasi bersama dari kepulangan KH. M. Nasir, dan i’tibar khususnya bagi pelopor, penerus, dan pelanjut dakwah Muhammadiyah untuk mengingat kembali manhaj dan tujuan gerakan Muhammadiyah, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh para pendahulu. Diantara maksud dan tujuan Muhammadiyah ialah untuk menegakan dan menjunjung tinggi agama Islam, sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Usaha untuk mencapai maksud dan tujuan itu ialah dengan : a) Memperteguh iman, menggembirakan dan memperkuat ibadah serta mempetinggi akhlak, b) Mempergiat dan memperdalam pendidikan ilmu agama Islam untuk mendapatkan kemurniannya, c) Memajukan dan memperbaharui pendidikan, pengajaran dan kebudayaan serta memperluas ilmu pengetahuan menurut tuntunan Islam, d) Mempergiat dan menggembirakan dakwah Islam serta amar makruf nahi munkar, e) Mendirikan, menggembirakan, dan memelihara tempat-tempat ibadah dan wakaf, f) Membimbing kaum wanita ke kesadaran beragama dan berorganisasi, g) Membimbing pemuda-pemuda supaya menjadi orang Islam yang berarti, h) Membimbing ke arah perbaikan kehidupan dan penghidupan yang sesuai dengan ajaran-ajaran Islam, i) Menggerakan dan menghidup suburkan amal tolong-menolong dalam kebaikan dan takwa, j) Menanam kesadaran agar tuntunan dan peraturan Islam berlaku dalam masyarakat.
[1] Periodisasi ini hasil wawancara dengan tokoh Muhammadiyah Kota Tangerang, diantaranya HM. Naisan (09/02/2014) dan HM. Nasir (22/03/2014), dan H. Achmad Badawi (19/09/2014). Lebih lengkap dalam tesis Gerakan Muhammadiyah Kota Tangerang ; Kontribusi Muhammadiyah Dalam Bidang Pendidikan dan Keagamaan di Kota Tangerang oleh Sarli Amri. Mohon doa restu dan supportnya insyallah akan segera rampung dan terbit dicetak dalam bentuk buku sejarah Muhammadiyah Kota Tangerang dengan revisi dan penyempurnaan bersama ayahanda Zulpiqor.
Masya Allah