Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz H. Muchlis Abdillah Sumanan,SE
Tema : Ucapan adalah Do’a
Surat Al-Ahzab Ayat 70
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar,
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرَاً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah! Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jama’ah Sholat Dzuhur yang dirahmati Allah SWT,
كل كلام الدعاؤ
“Kullu kalam addu’a” Setiap perkataan adalah Do’a.
Ucapan doa dalam Islam. Oleh karena itu, seorang muslim dilarang untuk mendoakan yang jelek, karena mungkin saja Allah SWT mengabulkannya. Do’a sejatinya adalah sebuah perkataan atau ucapan seorang hamba yang berisi harapan, permohonan, dan permintaan kepada Allah SWT agar dikabulkan oleh-Nya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda;
مَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرَاً أَو لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ وَاليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، ومَنْ كَانَ يُؤمِنُ بِاللهِ واليَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diamlah! Dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka muliakanlah tetangganya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka muliakanlah tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Penting mengelola lisan atau perkataan untuk menjadi Do’a dan penyemangat serta penentuan dengan intonasi yang pasa dan power Full.Riset yang dilakukan oleh Prof. Albert Mehrabian dari University of California, Los Angeles menjelaskan bahwa dalam komunikasi besarnya pengaruh dari masing-masing komponen adalah bahasa tubuh (55 %); intonasi suara (38 %); kata-kata (7 %).
Islam telah lebih dahulu mengatur ummatnya untuk menjaga lisan yang baik, sejak 15 abad yang lalu, Menjaga lisan adalah salah satu akhlak yang baik dan menjadi hal yang perlu untuk dibiasakan agar lisan tidak menjadi pisau yang dapat melukai orang lain dan diri sendiri. Kita pernah mendengar kalimat ‘talk less do more’ yang sangat familiar di telinga. Kurangi berbicara dan perbanyaklah melakukan sesuatu.
Kata-kata memiliki kekuatan untuk mempengaruhi emosi, memotivasi tindakan, dan bahkan mengubah hidup kita. Maka pilih dan ucapkanlah kata-kata yang penuh Do’a, Nasihat, dan ungkapan kebaikan,
Kisah :
Ucapan orang tua Syekh Sudais Imam Masjidil Haram Meski Kecilnya Nakal,
Suatu ketika, Sudais sedang bermain pasir di depan rumah. Saat itu, ayah dan ibunya sedang kedatangan tamu penting. Ibunya menyiapkan hidangan kambing untuk disantap sang tamu.
Saat masakan telah siap dan dihidangkan, Sudais kecil berulah. Ia dengan polos, menaburi sajian kambing dari ibunya dengan pasir.
Sontak, kejadian ini membuat ibunya marah. Tapi, sungguh, hanya kata-kata kebaikan yang meluncur dari lisannya. “Pergilah, semoga Allah menjadikanmu imam Masjidil Haram,” kata ibunya.
Dan, benarlah doa orang tua itu mustajab. Sudais yang dikenal nakal masa kecilnya kini menjadi imam besar Masjidil Haram. Suaranya didengar bukan hanya di Makkah, melakan di seluruh dunia.
Perilaku ibunda Syekh Abdurrahman as-Sudais menjadi pelajaran betapa doa orang tua adalah sesuatu yang mustajab. Sehingga, amanah Allah yang dititipkan berupa anak seharusnya diperlakukan dengan baik, bukan justru dengan umpatan kala seorang anak melakukan kesalahan.
Semoga bermanfaat,
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh