Home Kultum Tips Terhindar dari  Tipuan Dunia

Tips Terhindar dari  Tipuan Dunia

218
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Milana Abdillah Subarkah,MA

Tema : Tips Terhindar dari Tipuan Dunia

Surat Ali ‘Imran Ayat 102

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam

Surat Al-An’am Ayat 32

وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ ۖ وَلَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ ۗ أَفَلَا تَعْقِلُونَ


Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?

Jama’ah Sholat Dzuhur yang dirahmati Allah SWT,

Setiap hamba akan mengalami tertipu, mengalami kerugian, dihadapkan dengan kecurangan dan permainan bathil lainnya, karena ini Dunia kadang ada hitam dan putih,kemudian bagaimana cara menghadapi dan seperti apa solusinya?

Penipuan adalah sebuah kebohongan yang dibuat untuk keuntungan pribadi yang merugikan orang lain. Sedangkan Tertipu dalam makna yang luas orang yang terkena tipu daya baik dari segi materi atau lainnya, misalnya ikut investasi yang alih-alih ingin mendapatkan keuntungan malah mengalami kebangkrutan.Pesan sesuatu di aplikasi perbelanjaan online, kemudian yang didapatkan barang yang tidak sesuai ekspektasi padahal harga tinggi.

Dalam kondisi orang yang terkena tipu ada ciri Sikap antara Orang yang Awam tidak beriman dan Orang yang Beriman, Sholih, Bertaqwa,

Yang pertama,
Bagi orang yang tidak beriman atau orang awam ketika mengalami Ujian, Bala, bahkan tertipu orang disekitarnya maka ia akan merasa paling Rugi, Jengkel dan seolah Dunia telah hancur,

Dangkal dan liciknya pandangan membuat manusia tidak dapat melihat adanya nikmat dan karunia Allah dalam takdir musibah atau bala yang terjadi. Ini terjadi karena lemahnya iman dan tidak adanya perasangka baik terhadap Allah Yang Maha Bijaksana dan pemberi rahmat

“Orang yang mengira terlepas nikmat dan karunia dari Allah karena bala dan ujian yang ditakdirkan Allah, sikap orang yang seperti itu disebabkan dangkalnya pandangan imannya.” (Syekh Atha’illah, Al-Hikam).

Yang kedua,
Berbeda dengan orang yang beriman yang bertaqwa, ia memandang setiap hidup ada ujian baik Materi, Jiwa, Fisik dalam lain sebagainya, ia memilih Sabar, Syukur dan Ikhlas.

Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)


Rasulullah SAW bersabda, “Jika Allah mengasihi seorang hamba, maka hamba tersebut diuji dengan bala. Jika hamba itu memilih sabar dan ikhlas, maka dia akan diistimewakan.”

Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang dikehendaki oleh Allah sebuah kebaikan, maka dia akan diuji dengan musibah dan bala.”

Abu Hurairah dan Abu Said mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesuatu yang mengenai seorang Mukmin berupa penderitaan atau kelelahan atau risau hati serta pikiran, semua itu akan menjadi penebus dosanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Bedanya bagi orang beriman, semua Urusan, Semua Ujian adalah baik,beruntung, ia medapatkan ujian bersabar dan mendapatkan nikmat bersyukur, ia tenang, ia tidak panik, tidak marah, kenapa ?

Karena ia mempunyai keyakinan semuanya dari Allah SWT segala kebaikan dan segala keburukan datangnya dari hawa nafsu, maka ada yang melatarbelakanginya karena hak tidak pernah hilang,

Mungkin ketika terkena tipu, bagi ia, ada harta bukan miliknya, mungkin Allah SWT akan menggantikan yang lebih baik, inilah sikap seorang muslim yang bertaqwa mereka selalu husnudzon kepada Allah SWT,

Kenapa orang beriman tidak panik saat diuji, tahan, kuat, kokoh dan tak tertandingi?

Karena mereka mempunyai taudid yang murni, bahwa orang yang ditipu adalah orang yang terdzolimi, sedangkan juga kita tahu bahwa Do’a adalah senjata orang muslim, dan Do’anya insyaallah tanpa penghalang, tanpa hijab, makbul dikabulkan oleh Allah SWT, Amin

Janji Allah SWT Bagi Orang yang Memanjatkan Do’a

Ayat-ayat qur’aniyah berikut menunjukkan keutamaan seseorang yang memanjatkan do’a. Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.” (QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad, Rasulullah SAW bersabda bahwa tiga orang yang doanya tidak tertolak oleh Allah SWT adalah pemimpin yang adil, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang terdzalimi.

Jangan sampai menjalani hidup berlaku dzolim, Semua kejadian Atas kehendak Allah SWT, terima saja, memang berat, suka tau tidak, tidak bisa di tawar lagi, tidak ada kejadian tanpa izin Allah SWT.

Orang yang melakukan penipuan, Dzolim akan menanggung Dosa dari para korbannya

Inilah yang disebut dengan orang yang bangkrut atau “muflis” di hari kiamat berdasarkan hadits berikut,

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Apakah kalian tahu siapa muflis (orang yang pailit) itu?”

Para sahabat menjawab, ”Muflis (orang yang pailit) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”

Tetapi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Muflis (orang yang pailit) dari umatku ialah, orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan (salah) menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka” (HR. Muslim).

Jangan tertipu dengan silaunya kehidupan duniawi, bukankah hidup ini menunggu habis Usia dengan berbekal Iman dan Taqwa, kita harus paham betul apa tujuan hidup kita dan aktivitas kita untuk apa serta akan kemana kita?

Mari kita bersama-sama introspeksi diri, agar hidup menjadi lebih baik dan bermakna

Semoga bermanfaat
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.