Home Kultum Tidak Hanya Keturunan Nabi, Melainkan Juga Harus ‘Ittiba Kepada Nabi Muhammad SAW

Tidak Hanya Keturunan Nabi, Melainkan Juga Harus ‘Ittiba Kepada Nabi Muhammad SAW

85
0

Kultum Dzuhur Disampaikan Oleh Ustadz Muhammad Padillah,M.Pd.

Tema : Tidak Hanya Keturunan, Melainkan Juga Harus ‘Ittiba Kepada Nabi Muhammad SAW

 

Surat Al-Baqarah Ayat 170

 

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا ۗ أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لَا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلَا يَهْتَدُونَ

Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,” mereka menjawab: “(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”.

 

Ma’asyirol Muslimin Jama’ah Sholat Dzuhur yang Dirohmati Allah SWT

Banyak diantara golongan orang kafir jika di Nasihati  (“Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah,”), mereka lebih memilih , (mereka menjawab,) “Tidak!’ (Tetapi kami hanya akan mengikuti nasihat nenek moyang kami walaupun tidak mendapatkan petunjuk dan tidak mempunyai pengetahui, dan mereka berkata itu apa yang kami jumpai  atau dapati dari nenek moyang kami. berupa pemujaan berhala,

 

Ma’asyirol Muslimin Jama’ah Sholat Dzuhur yang Dirohmati Allah SWT

Dalam Tesis Kiai Imaduddin mengatakan dalam penelitiannya maupun dalam artikel yang dituangkan dalam website yang menjadi poin utama dari penelitiannya adalah keberadaan Ubaidillah yang menurut penelitiannya Tidak Memiliki Ketersambungan Nasab Dengan Ahmad Bin Isa (Tidak Terafirmasi). Dengan demikian nasab keturunan Alawi bin Ubaidillah yang selama ini diketahui sebagai keturunan dari Sayidina Ahmad bin Isa (Tidak Terafirmasi).  karena berdasarkan kitab-kitab nasab dan sejarah yang dipelajari dan ditelitinya tidak pernah disebutkan nama Ubaidillah sebagai anak dari Sayidina Ahmad bin Isa.

 

Menurut Kiai Imadudin Terkadang ada seorang Habib atau beberapa oknum habib tingkah lakunya jauh dari contoh Rosullallah SAW, Tak dapat dipungkiri seorang habib pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya. Tugas seorang muslim ketika melihat keturunan nabi yang berbuat kesalahan adalah mengingatkannya.

 

Kiai Ahmad Dahlan (Pendiri Organisasi Muhammadiyah) dan Kiai Hasyim Asy’ari (Pendiri Organisari Nahdholatul Ulama) adalah Seorang Habib Sekaligus Keturunan Wali Songo. Dalam Persyarikatan  Muhammadiyah, manusia yang terbaik adalah yang bertaqwa dengan juga juga ‘Ittiba Kepada Nabi Muhammad SAW, Seorang yang tertaqwa baik itu habib maupun bukan dalam berperilaku harus mencerminkan dan mencontoh Rosulullah SAW. Sebagaimana Firman Allah SWT :

Surat Al-Hujurat Ayat 13

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

 

Bagi warga Muhammadiyah, dalam Keberagamaan dan berprilaku bahkan bermuamalah telah diatur, Mulai dari Aqidah, Ibadah, Mu’amalah dan Akhlaq, Himpunan Putusan Tarjih layaknya “kitab undang-undang”. institusi yang melakukan ijtihad dan mengeluarkan produk ini adalah Majelis Tarjih, sebuah lembaga ijtihad jama’i di lingkungan Muhammadiyah yang anggotanya terdiri dari para ahli, orang-orang yang memiliki kompetisi ushuliyah dan ilmiah dalam bidangnya masing-masing.

 

Maka pada kesimpulannya dalam Keberagamaan kita harus mengikuti Sumber yang benar yakni Al Qur’an dan As Sunnah Al Maqbullah, jangan mengikuti sesuatu yang tidak ada ilmunya, karena semuanya akan di minta pertanggung jawabannya, Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al-Isra’ Ayat 36

 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

 

 

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.

 

Semoga Bermanfaat,

Nashrun min Allah wa Fathun Qoriib

Wabasyiril Mu’minin

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.