Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Sutarji,MM
Tema : Menjadi Aghniya dengan Menejemen Keuangan yang Baik.
Surat Al-Baqarah Ayat 172
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah
Jama’ah Sholat Dzuhur yang insyaallah dirahmati Allah SWT
Hidup dengan kekayaan yang berlimpah menjadi dambaan banyak orang. Seseorang dikatakan sukses apabila ia memiliki harta dan kehidupan yang serba cukup. Pendidikannya juga dianggap bagus apabila mampu membawanya meraih tingkat kesuksesan secara finansial. Lalu, bagaimanakah Islam memandang kekayaan itu sendiri?
Secara garis besar, kekayaan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk terus bertahan hidup dengan gaya hidup yang ada, tanpa harus bekerja. namun, sebenarnya kaya itu relatif. Ada orang yang tetap dapat bertahan hidup setelah berhenti bekerja salah satunya karena cerdas dalam menejemen Keuangan.
Tidak ada yang salah dengan keinginan untuk menjadi kaya. Bahkan mencari kekayaan disyariatkan dalam Islam karena itu berarti mencari rejeki dan berusaha di dunia sebagaimana yang dicantumkan dalam banyak ayat di Al-Qur’an, seperti: “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi ; dan carilah karunia Allah” (QS. Al Jumu’ah: 10).
Orang yang tetap dapat mencukupi kebutuhanan dan bahkan bisa tetap beramal jariah serta bisa jadi kekayaan mengantarkannya kesurga-Nya Allah SWT, hal tersebut karena didukung kekuatan finansial yang datang dari pendapatan pasif atau passive income yang diperoleh dari investasi.
Robert Kiyosaki mengemukakan konsep Cashflow quadrant adalah sebuah konsep guna mencapai titik kebebasan finansial dan menjadi orang cerdas dalam menejemen Keuangan dengan cara investasi.
Robert Kiyosaki adalah seorang entrepreneur, educator, motivator, sekaligus investor. Ia telah menerbitkan banyak buku yang bergenre self improvement. Salah satu bukunya yang terkenal yaitu Rich Dad Poor Dad, Rich Dad’s Cashflow Quadrant, dan Rich Dad’s Guide to Investing, sampai saat ini buku tersebut masih terus dicetak untuk memenuhi permintaan pasar.
Roberrobert kiyosaki mengemukakan konsep cashflow quadrant dan membaginya menjadi dua tipe orang sisi kiri (pekerja dan usahawan dan dua tipe orang sisi kanan yakni pembisnis dan investor,
tipe orang dengan sisi kiri ?
orang dengan tipe sisi kiri disini adalah mereka employee dan self employee yakni diri sendiri yang bekerja, kalau tidak bekerja tidak punya penghasilan,
selt employee adalah dirinya yang bekerja, tetap bekerja dengan usaha sendiri entah itu membuka warung, bengkel atau toko,kalau tidak buka bengkel atau warung tidak punya pemasukan, secara mandiri punya kemampuan itu dan mempunyai penghasilan dari usahanya,
tipe orang dengan sisi kanan ?
sisi kanan ada 2 juga, yakni bisnis owner dan investor
investor harus mencari cara agar bisa meraih keuntungan dengan tetap melindungi aset yang diinvestasikan.
belajar berinvestasi baik sebagai investor jangka panjang maupun trader membutuhkan pembelajaran. salah satu referensi paling dikenal yakni warren buffet, benjamin graham untuk menjadi cerdas dalam berinvestasi.
investasi seperti menyimpan telur ?
investasi diibaratkan menaruh telur pada keranjang! jangan menaruh pada keranjang yang sama, jika tempat tersebut pecah maka hancur semua telurnya, maka keranjang harus dibagi 3, jika satu keranjang pecah yang lain masih dapat diselamatkan.
perumpamaan “jangan menaruh telur di keranjang yang sama” begitu populer di kalangan para investor baik pemula maupun expert sekalipun. istilah ini berarti jika kita menaruh telur di dalam satu keranjang dan lalu keranjang itu jatuh, maka keseluruhan telur akan pecah.
akan sangat berbeda jika kita membagi telur tersebut ke dalam beberapa keranjang. jika ada satu keranjang yang jatuh, simpanan telur di keranjang lainnya masih selamat .
telur diibaratkan seperti uang atau modal yang dimiliki dan keranjang sebagai wadah untuk menempatkan uang yang dimiliki untuk kemudian dikelola kembali.
begitu juga dalam berinvestasi, keseluruhan dana yang ada sebaiknya jangan dialokasikan di produk yang sama. namun, dibagi ke beberapa produk investasi. produk investasi dapat berupa saham, obligasi, reksadana, juga deposito. produk di investasi syariah dapat berupa sukuk, saham syariah, reksadana syariah, dana investasi real estat (dire) syariah, dan sebagainya.
perlu diketahui, produk investasi dapat mengalami resiko peningkatan maupun penurunan pada suatu kondisi tertentu, seperti: kondisi fundamental ekonomi makro; kebijakan pemerintah; faktor fundamental perusahaan; manipulasi pasar; dan sebagainya yang dapat mempengaruhi pergerakan pasar modal.
untuk dapat meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi,maka sebelum berinvestasi dilakukan diversifikasi investasi, cek di ojk apakah telah terdaftar,terawasi sebelum investasi dilakukan.
investasi dapat dilakukan dengan melihat menejemen resiko diantaranya:
1. Investasi beresiko kecil misalnya obligasi, deposito, reksadana dan lain sebagainya tentu dengan juga yang sesuai syariah, hati-hati dalam berinvestasi, harus banyak literasi tentang itu, terawasi oleh ojk dsb.
2. Investasi resiko besar
3. Investasi tanpa resiko misalnya menabung dibank
sesungguhnya hampir semua investasi mempunyai kemungkinan resiko, dan hal itu tidak dapat dihindari, hanya dapat diperkecil yakni dengan kita mempunyai ilmu dan pengetahuan akan hal itu, dengan cara dianalisis, mempunyai banyak literasi tentang investasi.
jangan bersandar pada satu penghasilan saja, ketika itu lumpuh maka kita kan kesulitan, maka kita harus belajar dengan berinvestasi yang baik dan sesuai syariah agar harta kita menjadi amal jariyah di hari akhir nanti, insyaallah
Apa itu Cashflow Quadrant?
Seperti yang telah kita singgung di atas, teori ini dicetuskan oleh Robert Kiyosaki yang percaya bahwa tiap manusia di dunia memiliki kesempatan yang sama untuk mengubah hidup dan menjadi orang kaya. Tentu saja kepercayaan ini memiliki dasar, di antaranya yaitu tahapan yang perlu tiap orang pahami di mana fase ia berada.
Cashflow Quadrant terdiri dari 4 tipe manusia dalam memperoleh penghasilan. Mulai dari seorang karyawan, pelaku usaha mandiri, founder suatu perusahaan, hingga seorang konglomerat. Hal ini digambarkan dalam benuk kuadran, di mana 2 kuadran berada pada sisi kiri dan 2 lainnya berada di sisi kanan.
Nah, pasti makin penasaran kan apa saja keempat tipe manusia menurut teori Cashflow Quadrant Robert T Kiyosaki? Simak Pembahasannya berikut ini ya!
4 Cashflow Quadrant Robert Kiyosaki
Kuadran E – Employee
Kuadran E adalah kuadran pertama yang berada paling kiri dalam diagram Cashflow Quadrant. Dalam Cashflow Quadrant, kuadran kiri diasosiasikan sebagai ‘mesin pencetak uang’ bagi golongan kuadran yang berada di sebelah kanan.
Huruf ‘E’ melambangkan kata Employee dalam bahasa Inggris yang berarti karyawan atau pegawai. Mereka merupakan orang-orang yang bertumpu pada pendapatan tetap hasil kerjanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Hanya saja orang yang termasuk dalam kuadran E harus mengerahkan seluruh tenaga, waktu dan pikirannya untuk bekerja demi uang. Jika mereka tidak bekerja, itu artinya tidak ada uang yang akan mereka dapatkan.
Orang-orang di kuadran E cenderung merasa nyaman dengan posisinya dan tidak berani memikul risiko yang lebih besar.
Dengan menjadi pegawai di sebuah perusahaan besar bertaraf multinasional atau global tentunya kamu akan mendapatkan gaji yang cukup, kenaikan gaji tahunan, tunjangan berupa asuransi, dan bonus tahunan.
Jenjang karir seorang pekerja di perusahaan tersebut juga jelas dan gajinya mampu memenuhi kebutuhan hidup pekerjanya. Contoh orang-orang yang berada dalam kuadran E yaitu: Karyawan, pegawai, buruh.
Kuadran S – Self-employed Business
Kuadran kedua yang berada di sebelah kiri berikutnya yaitu kuadran S. ‘S’ merupakan singkatan dari Self-employed Business yaitu orang-orang yang berada satu tingkatan di atas orang-orang yang termasuk dalam kuadran E.
Mereka yang termasuk dalam kuadran S lebih berani mengambil risiko dengan memiliki atau menjalankan usahanya secara mandiri, tetapi bisnis tersebut tidak dapat dilepas dan bekerja dengan sendirinya. Melainkan butuh turun tangan langsung dari pemiliknya.
Bayangkan saja, bila bisnismu memiliki karyawan, karyawan tersebut hanya bekerja selama 8 jam per hari. Namun, si pemilik bisnis harus siap kapan saja untuk memikirkan strategi selanjutnya demi perkembangan bisnisnya.
Seorang self-employed tidak boleh bermalas-malasan, harus memiliki kemampuan perencanaan keuangan yang baik dan seorang yang visioner.
Berada pada fase ini merupakan langkah terbaik bagi kamu yang memiliki impian untuk mencapai fase kebebasan finansial seperti yang terjadi pada kelompok di kuadran kanan.
Contoh orang-orang yang termasuk dalam kuadran S yaitu pelaku UMKM, pengacara, pekerja lepas industri kreatif, dokter, dan lain-lain
Kuadran B – Big Business
Semua orang yang tergolong dalam self-employed dapat mencapai fase ini apabila ia giat, bersungguh-sungguh dan bekerja keras untuk mengembangkan bisnisnya ke tahap yang lebih tinggi lagi.
Posisi kuadran B yaitu berada di sebelah kanan, bersebrangan dengan kuadran E dan S.
Mereka yang termasuk dalam kuadran B yaitu pemilik perusahaan dengan jumlah karyawan lebih dari 500 orang. Kuadran B mampu mengumpulkan orang-orang dalam kuadran E menjadi satu kesatuan yang solid dalam sebuah tim guna mencapai kesuksesan besar.
Individu kuadran B seperti tinggal mengeruk keuntungan, entah ia turun tangan untuk bisnisnya atau tidak, akan tetap menghasilkan uang. Hal ini karena sistem yang ia rancang bagi perusahaannya dapat bekerja sendiri seiring semakin berkualitasnya karyawannya.
Hal ini karena individu B memiliki kemampuan untuk mengelola Sumber Daya Manusia-nya (SDM) juga. Tentu untuk mencapai fase ini sangat sulit, tapi kalau kamu memiliki kemauan untuk terus belajar, mudah beradaptasi dan kemampuan untuk melihat peluang, tentunya bukan kemustahilan.
Contoh orang-orang yang termasuk dalam kuadran B yaitu CEO Gojek, Jack Ma (Alibaba), CEO Tokopedia (William Tanuwijaya).
Kuadran I – Investor
Nah, inilah puncak dari Cashflow Quadrant. Kuadran I merupakan singkatan dari Investor, letaknya berada di sebelah kanan serupa dengan kuadran B.
Mereka yang termasuk dalam kuadran I lebih kaya daripada orang-orang dalam kuadran B. Mereka diyakini menguasai 44% dari total kekayaan penduduk dunia.
Jumlahnya pun tidak banyak, menurut Credit Suisse Global Wealth Report pada tahun 2019, hanya 1% dari penduduk dunia yang memiliki kekayaan lebih dari 1 juta dolar AS.
Mereka biasa dikenal dengan sebutan The Richest 1% yang memiliki banyak bisnis pada skala kuadran B. Pada fase ini kuadran I tidak perlu lagi bekerja untuk mendapatkan uang, karena uang telah bekerja dengan sendirinya.
Tentunya sangat berbeda jauh bila dibandingkan dengan kuadran E dan S kan? Kuadran E dan S masih harus bekerja untuk mendapatkan uang, sedangkan kuadran I seakan-akan tidur pun tetap dapat uang.
Tapi tentu saja mereka yang berada pada fase kuadran I pernah merasakan kegagalan, dan fase ini tidak mungkin didapatkan secara instan.
Mereka memiliki ciri utama seperti kebebasan finansial, kebebasan waktu, banyaknya ilmu dan pengalaman. Contoh orang-orang yang berada dalam kuadran I yaitu Jeff Bezos, Warren Buffet, Larry Page, dan konglomerat lainnya.
Memahami Cashflow Quadrant sangat penting bagi kamu yang ingin mencapai fase kebebasan finansial, kuadran ini diperlukan agar kita mampu mengenali fase penghasilan dalam hidup kita. Tentu bukan sebagai alasan untuk minder, karena semua fase memiliki keunggulan dan risikonya masing-masing.
Dari sini kita dapat belajar apa saja yang perlu dipersiapkan, dan dengan cara apa kita mewujudkannya. Niat, usaha, dan doa dapat menjadi jalan terbaik untuk mewujudkannya. Itulah teori Cashflow Quadrant dari Robert Kiyosaki.
Semoga bermanfaat
Nashrun minallahi wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh