Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Asep Suhendar,M.Pd.
Tema : Masih Bolehkah kita melaksanakan Halal bihalal?
Jama’ah Sholat Dzuhur yang Berbahagia
Pertanyaan dari seorang mahasiswa masih bolehkah mengadakan acara Halal bihalal di penghujung bulan Syawal ini?
Sampai kapankah halal bihalal berlangsung?
Jawabannya adalah karena saling memaafkan, Menjalin persaudaraan, bersilaturahim, berbuat baik itu kapan saja,. dimana saja dan dengan siapa saja,
Islam yang Rahmatan Lil ‘alamin mengajarkan kepada kita untuk berbuat baik secara Universal untuk keberhasilan hidup di dunia dan diakhirat.
Ketika seorang Mahasiswa di tanya : Apa yang anda ketahui tentang halal bihalal?
Ia menjawab: Saling Memaafkan,
Pertanyaan berikutnya: Apakah saling memaafkan hanya dapat dilakukan setelah bulan Romadhon yakni di bulan Syawal saja ?
Jawabannya: Tidak.
Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT
Kita jangan punya persepsi bahwa halal bihalal hanya dibulan Syawal saja, ini keliru,
Karena menjalin persaudaraan, silaturahim dan berbuat kebaikan bahkan memaafkan harus terus kita lakukan disepanjang usia kita, sampai akhir hayat.
Mari kita juga tinjau dan uraikan asal Muasal kata Halal bihalal serta dalil-dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah yang membahas tentang Menjaga Tali persaudaraan.
Halal bihalal adalah budaya yang diadakan, digagas oleh manusia dan merupakan tradisi dan mempunyai makna bersilaturahim dan saling memaafkan.
Jika ditinjau dari landasan spiritual, baik dari Al Qur’an dan As Sunnah misalnya dalam Qur’an surat Ali Imran Ayat 103
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk
Berpegang teguh kita pada tali agama Allah SWT yakni Ikuti Aturan Islam, jangan bercerai berai, bersatu bukan karena budaya saja tetapi lebih besar dari itu bersatu karena agama menyuruh kita Rukun, Peduli dan saling menyayangi.
Dalam ayat yang lain dijelaskan bahwa kita harus saling mengenal, Saling Asah, Saling Asuh dan Saling Asuh, serta tolong menolong, misalnya dalam Qur’an Surat Al Hujurot ayat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
Melihat ayat diatas kita dapat mengambil pelajaran bahwa kita Saling Mengenal bukan hanya budaya saja yang memerintahkan bahkan agama menyuruh kita untuk Saling bersilaturahim,
Pertanyaan selanjutnya, kapan Silaturahim dilakukan?
Jawabannya:Silaturahim tidak terbatas pada bulan Syawal saja, penting menjalin silaturahim setiap bulan, setiap waktu, setiap aktivitas apapun dan dimana pun, Sebagaimana sabda Rasulullah SAW Memutus tali silaturahmi merupakan sebab pelakunya terlarang dari masuk surga.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ. قال سفيان: قَاطِعَ رَحِمٍ
“Tidak akan masuk surga orang yang memutus silaturahmi.” (HR. Bukhari no. 5984 dan Muslim no. 2556)
Jika kita cermati apakah betul gara-gara memutuskan tali Silaturahim, seseorang bisa tidak masuk Surga?
Jawabannya: Betul.
Memutuskan tali silaturahim dapat berefek mulai dari Kecil, menengah dan besar,
Contoh karena hal sepele sehingga sampai saat ini belum berakhir perang Ukraina dan Rusia, hubungan negara hancur, Ekonomi Lumpuh dan Rakyatnya menderita, karena efek putusnya persaudaraan, Silaturahim dari keduanya.
Misalnya juga karena kurang menjaga akhlak satu sama lain akhirnya timbul pertikaian, ngambek bahkan di ejek sehingga hubungan silaturrahim menjadi renggang, sehingga efeknya dapat membesar dan menimbulkan dosa.
Efek dari putusnya silaturahim diantara:
– Mempunyai mata tidak digunakan untuk ibadah mendoakan saudaranya lagi yakni sudah tidak ingin melihat dia lagi,
– Mempunyai telinga tidak ingin mendengar perkataannya lagi,
– Mempunyai tangan sudah tidak mau mengulurkan bantuan untuk dia lagi,
– Mempunyai kaki tidak mau melangkah ke rumahnya lagi
– Mempunyai hati tidak lagi menyayangi Dia lagi. Semua tertutup dan menimbulkan perbuatan Dosa,
Inilah Efek putus persaudaraan dan sangat berbahaya, mari bersilaturahim dan saling memaafkan baik secara Pribadi, Seluruh Kelompok, se-UMT, se-Banten, Se- Indonesia dan Se-dunia, untuk Bersatu,Saling Menyayangi dan Mengasihi, sehingga tercipta kehidupan yang Rohmatan Lil ‘alamin.
Semoga bermanfaat
Kurang lebihnya mohon maaf, Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh