Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Hengky Nurhuda,MA
Tema : Islam dan Modernitas
Banyak kalangan yang mengartikan bahwa modern adalah Gaya Hidup mengikuti negara maju baik di timur maupun dibarat. Mulai dari cara berpikir, bertingkah laku, berbudaya, berpakai bahkan dalam beragama. Ini sangat jelas bertentangan dengan syari’at Islam karena banyak keharaman yang dilakukan timur dan barat baik cara mu’amalahnya, pernikahannya sampai pada beribadahnya.
Akademisi Muslim harus bersama bertanggung jawab untuk meluruskan dari itu semua kembali kepada perintah Allah SWT sebagaimana firman Dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 177
۞ لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi
Selain tidak boleh mengikuti modern ala barat, kita juga harus terus berhati-hati dengan mereka, dikarenakan mereka tidak senang jika kita teguh dalam Agama Islam sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 120
وَلَنْ تَرْضَىٰ عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.
Umat Islam memiliki posisi dan berkedudukan sebagai umat terbaik, lebih populer dan berkualitas karena menganut pola hidup Modern yang seimbang antara kesejahteraan di dunia dan kebagiaan di akhirat. Umat Islam lebih unggul dan berstatus terbaik dari umat lain, baik umat terdahulu maupun yang ada sekarang karena menjadi umat Nabi Muhammad saw yang terbanyak pengikutnya.
Islam bersifat shalihun li kulli zaman wa makan. Artinya kira-kira adalah “ relevan untuk segala zaman dan tempat”.
Umat Islam, umat terbaik karena menganut agama Allah yang suci, lengkap, mengamalkan ajaran Rasul-Nya, dan agama terbaik dari segi akidah, ibadah, akhlak, kemasyarakatan, kenegaraan, kehidupan sosial, kesehatan, kebudayaan, terbaik hubungan sesama manusia dan alam sekeliling. Umat Islam terbaik karena dilahirkan untuk menyeru kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Allah Swt berfirman, “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imran: 110).
Islam agama tinggi, diakui dan diridhai di sisi Allah Swt, lebih sempurna, cukup lengkap, mahasuci, tiada cacat dan celanya. Islam statusnya tinggi, diturunkan untuk mengembalikan fitrah manusia yang suci, bersih, tidak ada dosa, sesuai dengan tujuan manusia dijadikan untuk beribadah kepadaNya. Allah Swt berfirman, “Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19).
Islam selaras untuk keperluan manusia, menjadi rahmat dan sesuai bagi seluruh umat sejagat. Islam paling cocok dan sesuai untuk semua kondisi, berlaku setiap masa, sepanjang zaman, diperuntukkan bagi semua situasi, maka tidak ada agama di dunia ini melebihi Islam. Oleh karena itu, siapa saja yang memeluk Islam menjadi umat terbaik. Allah Swt berfirman, “Siapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. Ali Imran: 85).
Agama yang hak
Islam agama yang hak, sangat suci, cukup istimewa yang membawa kesejahteraan, kemuliaan, memberi keamanan, ketenangan untuk seluruh makhluk, memenuhi keperluan umat Islam dan menjamin keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Islam sebagai agama teragung, sangat lengkap, memiliki segala kesempurnaan, terbaik dari semua agama, maka umat Islam memiliki posisi umat terbaik, berkarakter tertinggi, dan berstatus mulia. Umat Islam terbaik, mulia dan tertinggi, maka citra, derajat dan mertabat umat Islam sesuai dengan status agamanya yang tinggi. Nabi saw bersabda, “Islam itu agama yang tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari pada Islam.” (HR. Baihaqi).
Islam agama terbaik, sesuai logika, pemikiran, pengamalan, agama membawa kebenaran, maka umat Islam menjadi terbaik karena mendapat keridhaan Allah, memperoleh surga-Nya dan terselamat dari azab neraka. Umat terbaik adalah umat contoh, umat teladan, umat populer dan mendapat kemuliaan, sehingga berpotensi menjadi panduan, sebagai pedoman, menjadi rujukan bagi umat lain untuk diikuti dan dipelajari. Umat terbaik, tidak ada bandingan dan tandingan, sebagai teladan, menjadi orang mukmin yang utama, memiliki kesempurnaan, sebagai ikutan, punya kekuatan dan tidak lemah. Nabi saw bersabda, “Orang mukmin yang kuat adalah lebih utama dan lebih dikasihi di sisi Allah dari pada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim).
Umat terbaik, lebih berkualitas, kuat beriman, menyerah diri kepada Allah Swt, beramal saleh, disiplin dalam beribadah untuk membina ketenangan hati, jiwanya senantiasa bersih dan suci serta baik hubungan dengan Allah dan manusia. Akhlak umat terbaik sangat mulia, luhur, mertabatnya tinggi, maka umat Islam tidak setanding derajat, tidak setingkat kepribadiannya, dan tidak setaraf kedudukannya dibandingkan dengan umat yang lain.
Umat terbaik adalah umat pilihan, umat ikutan dapat dilihat dalam bertindak dan bekerja penuh dedikasi, menegakkan keadilan, memiliki sifat amanah, jujur, bersatu padu, lemah lembut dan sikapnya menyenangkan. Umat terbaik dapat dilihat juga dalam berpakaian terutama muslimah yang konsisten dalam menutup aurat sesuai syariat Islam untuk menjaga marwah, memelihara harga diri, kewibawaan, kemuliaan, dan tidak akan diganggu.
Islam yang modern adalah Amanah (Tanggung Jawab) dengan keahlian yang dimiliki dan berkalu seadil-adilnya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam
Surat An-Nisa’ Ayat 58
۞ إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَىٰ أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ ۚ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
2. Modern Dalam Islam Rohmatan lil’alamin yakni Menghargai Waktu
Waktu yang ada dapat digunakan untuk belajar ilmu, menjadi Orang Beriman, meraih Pahala, beramal Sholeh, menjadi berkarya dan kaya tetapi jika tidak digunakan maka hilanglah kemodernan, yang ada hedonis, dan merugilah. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an
Al ‘Ashr: Masa
وَالْعَصْرِ
wal ‘ashr
Demi masa.
إِنَّ الْإِنسٰنَ لَفِى خُسْرٍ ﴿العصر:٢
innal insaana lafii khusr
Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
إِلَّا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِالصَّبْرِ ﴿العصر:٣
illal ladziina aamanuu wa’amilus shoolihaati watawaashoubil haqqi watawaashoubis shobr
Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran
Imam syafi’i berpesan :
الوقت كالسيف ان لم تقطعه قطعك
“Waktu itu bagaikan pedang jikalau kamu tidak bisa menggunakan pedang itu maka pedang itu sendiri yang akan menghunusmu.”
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara :
[1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu,
[2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu,
[3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu,
[4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu,
[5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.”
(HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum Wr Wb