Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Abdul Rohim, M.Pd. ( KUI UMT )
Tema : Kebangkitan Fir’aunisme dalam wajah Zionisme
Jama’ah Sholat Dzuhur yang dirahmati Allah SWT
Fir’aun bukanlah nama seseorang. Fir’aun adalah sebutan bagi Raja Mesir di zaman itu. Jadi, kita akan menemukan banyak Fir’aun dengan orang-orang yang berbeda. Namun kali ini, kita akan berbicara tentang Fir’aun yang sezaman dengan Nabi Musa as.
Fir’aun adalah Raja yang begitu kejam dan bengis. Hingga namanya digunakan sebagai lambang kebiadaban dan kesombongan. Dalam bahasa arab pun, kata tafar’ana (memfir’aunkan diri) memiliki sinonim takabbara (menyombongkan diri), Fir’aun pemimpin kebatilan.
Saking sombongnya Fir’aun bahkan menganggap dirinya sebagai tuhan. “Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. (Seraya) berkata: Akulah tuhanmu yang paling tinggi”. (QS. An-Nazi’at: 24)
Nama Fir’aun begitu terkenal sebagai simbol antagonis, musuh kebenaran dan pemimpin kebatilan. Sehingga, musuh-musuh kebenaran di setiap zaman disebut Fir’aun di zaman itu. Seperti Abu Jahal yang disebut Fir’aunnya di masa Rasulullah saw.
Sifat-Sifat Fir’aun
Fir’aun adalah lambang pemimpin yang dzolim. Kita harus mengetahui sifat-sifatnya untuk mengetahui siapa sang pengikut Fir’aun. Diantaranya sifatnya adalah Manusia Paling Congkak,Melampaui batas, Selalu Meremehkan Rakyat, Memecah Belah Rakyat, Tidak Mau Mendengar Pendapat Lain, Diktator, Menjauhkan Rakyat dari Kebenaran,Menjaga Kekuasaan dengan Segala Cara, Memperbudak Manusia dan Melakukan Kerusakan di Bumi Allah.
Tim Solid perusak Bumi Allah SWT
1. Fir’aun
2. Haamam
3. Qorun
Pemimpin dzolim itu telah digambarkan secara utuh oleh Fir’aun. Namun pemimpin itu harus ditopang oleh orang ahli yang menghabiskan hidupnya untuk menjilat kepada penguasa. Dan posisi ini ditempati oleh Haaman, mentri Fir’aun. Tak cukup itu, kekuasaan harus ditopang oleh dana yang dimiliki orang-orang kaya. Dengan hartanya dia mendekat kepada Raja untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari memeras rakyat jelata. Posisi ini dijalankan oleh seorang kognlomerat bernama Qorun.
Firman Allah SWT dalam Q.S. Al Ghofir ayat 24
اِلٰى فِرْعَوْنَ وَهَامٰنَ وَقَارُوْنَ فَقَالُوْا سٰحِرٌ كَذَّابٌ
“Kepada Fir‘aun, Haman dan Qarun; lalu mereka berkata, “(Musa) itu seorang pesihir dan pendusta.”(Ghofir 24)
Zionisme bangkit sebagai Fir’aun
Tidak berapa lama jasad Firaun ditemukan, berdirilah organisasi Zionisme, yang tujuannya mendirikan negara Israel di Tanah milik bangsa Palestina, yang saat itu di bawah otoritas Turki Utsmani.
Pakar eskatologi Islam, Syekh Hosein Imran, melihat kedua peristiwa itu bukan kebetulan. Ada skenario Ilahiyah yang bisa ditafsirkan bahwa Zionisme adalah reinkarnasi atau perwujudan kembali Firaunisme.
Inilah pelajaran utama dari ayat di atas. Bahwa sejarah Firaun berulang. Anatomi Zionisme itu persis dengan Firaunisme.
Firaunisme itu satu badan dengan wujud tiga, tiga oknum yang tunggal. Yaitu Firaun, Qarun, dan Haman. Ketritunggalannya bisa dibaca di Quran.
“Dan (juga) Qarun, Firaun, dan Haman. Sungguh, telah datang kepada mereka Musa dengan (membawa) keterangan-keterangan yang nyata. Tetapi mereka berlaku sombong di bumi, dan mereka orang-orang yang tidak luput (dari azab Allah).” (QS. Al-‘Ankabut 29: Ayat 39)
Di ayat ini ketiganya berada dalam satu kesatuan konspiratif melawan Musa.
Firaun adalah simbol despotisme, tiran. Rezim yang menindas. Qarun simbol kapitalisme yang rakus bin serakah bin tamak. Haman simbol liberalisme yang melahirkan konsep ketuhanan palsu, termasuk ateisme, agnotisme.
Ketiga simbol itu merupakan soko guru atau ring satu Zionisme.
Ring dua Firaunisme terdiri dari tukang sihir, militer dan polisi, pejabat publik dan rakyat yang bodoh.
Pada Zionisme masih sama. Hanya peran dukun sihir yang digantikan media massa.
Dengan demikian, akhir Zionisme sangat mungkin akan seperti Firaun, Qarun dan Haman. Allah sendiri turun tangan langsung menumpas mereka.
Bukankah Allah sudah menegaskan salam Qur’an Surat Al-Isra’ Ayat 58
وَإِنْ مِنْ قَرْيَةٍ إِلَّا نَحْنُ مُهْلِكُوهَا قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ أَوْ مُعَذِّبُوهَا عَذَابًا شَدِيدًا ۚ كَانَ ذَٰلِكَ فِي الْكِتَابِ مَسْطُورًا
Tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).
“Dan tidak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat, atau Kami siksa (penduduknya) dengan siksa yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfuz).” (QS. Al-Isra’ 17: Ayat 58)
Dunia gempar Jasad Firaun, musuh Nabi Musa ditemukan. Padahal sudah sekian ribu tahun terkubur. Tangan kirinya terangkat, seolah dia menolak ombak yang menggulungnya.
Jasad dalam wujud mumi itu ditemukan pada 1898 oleh Loret, di Thebes, Lembah Raja-raja (Wadi al Muluk). Dr Maurice Bucaille, seorang peneliti, bersama anggota tim berhasil mengungkap penyebab kematian Firaun dan pengawetannya.
Dari serangkaian penelitian multidimensi, tak diragukan lagi, itu jasad Firaun yang mengaku tuhan.
Penemuan jasad itu menjadi bukti kebenaran Al Quran yang sudah memberi informasi 1300 tahun sebelumnya.
“Maka, pada hari ini Kami selamatkan jasadmu, agar engkau dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang setelahmu, tetapi kebanyakan manusia tidak mengindahkan tanda-tanda (kekuasaan) Kami.” (QS. Yunus 10: Ayat 92)
Tujuan Allah menunjukan jasad Firaun tak lain untuk menjadi pelajaran bagi generasi sesudahnya.
Salah satu pelajaran yang bisa dipetik adalah peringatan bahwa Firaunisme bisa saja bangkit kembali. Jasadnya memang tak mungkin hidup lagi, kecuali di film Mummy, tapi ajarannya bisa saja hidup lagi dalam konteks perang kosmik kebenaran lawan kebatilan.
Bukankah Quran juga mengisyaratkan sejarah yang berulang secara substansial.
“Maka, Kami jadikan (yang demikian) itu peringatan bagi orang-orang pada masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 66)
Demikian banyak kisah di dalam Quran yang substansinya pengulangan. Namrud mati, muncul Firaun. Kaum Nuh habis, muncul kaum Hud, Syuaib dan sebagainya.
Semoga bermanfaat
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh