Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Sutarji,MM
Tema : Financial Intelligence (Membangun Kantung-kantung Emas)
Surat An-Nisa’ Ayat 9
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar
Jama’ah Sholat Dzuhur yang dimuliakan Allah SWT
Hendaknya kita kwartir meningkatkan keturunan dalam keadaan lemah ekonomi, maka pada kesempatan ini kita membahas mengenai membangun kecerdasan Keuangan dengan banyak sumber emas.
Beberapa waktu lalu kita telah membicarakan cashflow quadrant, sederhananya cashflow quadrant adalah suatu diagram yang menggambarkan cara setiap individu dalam memperoleh penghasilan.
Seorang penulis dan juga investor dari Amerika Serikat bernama Robert T. Kiyosaki adalah orang yang pertama kali memperkenalkan istilah cashflow quadrant.
Tujuan sederhananya dari cashflow quadrant adalah untuk membantu setiap individu dalam meraih kebebasan finansial serta mampu memiliki bisnis yang mampu mendatangkan profit yang besar.
Menurut Robert T. Kiyosaki, aliran uang terbagi menjadi dua kuadran yaitu kudran Kiri (terdiri dari Employee atau Pekerjaan atau karyawan dan Self Employee, Pedagang) dan kuadran Kanan (terdiri dari Business Owner (Seorang Bisnisman yang berdagang menggunakan Karyawan dengan juga membuat Sistem dan Investor yakni Mereka yang menginvestasikan sebagian kecil uang mereka ke sistem yang sedang berkembang dan Mereka mendapatkan Pasif income yakni Uang bekerja untuk para Investor).
Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,
Hari ini kita membahas Kuadran Kanan yakni Investor atau pengusaha adalah mereka yang dengan kecerdasan Keuangan mampu menaruh harta kekayaan pada sektor yang sedang berkembang dengan mendapatkan keuntungan yang lebih cepat dan lebih banyak.
Pesan Robert T. Kiyosaki dalam bukunya “The Cashflow Quadrant”, sebaik-baik kudran adalah disisi Kanan kuadran yaitu Bisnisman dan Investor.
Bangunlah kantung-kantung Emas atau sumber penghasilan dari pelbagai sumber, baik dari berdagang atau investasi,
Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,
Berbicara cara meraup kantung-kantung emas dari berbagai sumber, dalam Islam telah ada contoh dan teladan bagaimana kita mendapatkan kekayaan dengan cara halalal Thoyyiban yakni Rosulallah SAW telah mencontohkan dan juga sahabat yakni Abdurrahman bin auf.
Abdurrahman bin auf ada orang yang kaya raya kerika dimekkah, tetapi setelah ia hijrah maka kekayaannya dilarang dibawa bahkan tidak hanya kekayaannya yang di tanggalkan, istri dan anaknya pun di tanggalkannya, ia hijrah seorang diri tanpa membawa kekayaan kecuali baju yang melekat di tubuhnya,
Sesampainya di Madinah, banyak dari kalangan Pribumi (Anshor) menawarkan bantuan tetapi Abdurrahman bin auf menolak dengan halus dan hanya ingin ditunjukkan dimanakan pasar berada?
Karena Abdurrahman bin auf adalah seorang yang bertalenta atau pandai berdagang tidak membutuhkan waktu lama maka setelah -+6 bulan di Madinah Abdurrahman bin auf menjadi salah seorang yang kaya dimadinah,
Hal ini menunjukkan bahwa Abdurrahman bin auf adalah salah seorang dari sahabat Nabi Muhammad saw. Beliau adalah salah satu dari delapan orang pertama (Assabiqul awwalun) yang menerima aqidah Islam. Abdurrahman bin Auf adalah sahabat Rasulullah saw., yang tergolong kaya raya serta memiliki harta yang banyak ketika dimekkah al Mukaromah sebelum Hijrah, konsep yang ditanamkan oleh Abdurrahman bin Auf dalam entrepreneur yaitu dengan bersedekah dijalan Allah hingga membuatnya berjaya dalam bidang entrepreneur. Konsep inilah yang dapat dijadikan contoh bagi pengusaha dalam memulai bisnisnya dari nol dimadinah, serta tidak mengharapkan bantuan orang lain walaupun banyak kaum pribumi menawarkan pertolongan tetapi ia mempunyai skill dan hanya ingin ditunjukkan lokasi pasar,
Abdurrahman bin Auf berpendapat jika berbisnis bukan berarti rakus, juga bukan berarti suka memupuk kekayaan dan hidup mewah serta ria, tetapi bisnis merupakan suatu amalan kewajiban yang dimana dapat menambah kedekatan jiwa pada Allah swt serta berkorban dijalan Allah swt melalui Harta benda yang dimiliki dengan cara halalal Thoyyiban.
Semoga bermanfaat
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh