Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Milana Abdillah Subarkah,MA
Tema : Writing Skil ( Kekuatan Menulis)
Imam Syafi’i rahimahullah juga pernah bertutur,
الْعِلْمُ صَيْدٌ وَالْكِتَابَةُ قَيْدُهُ * قَيِّدْ صُيُوْدَكَ بِالْحِبَالِ الْوَاثِقَهْ
فَمِنَ الْحَمَاقَةِ أَنْ تَصِيْدَ غَزَالَةً وَتَتْرُكَهَا بَيْنَ الْخَلاَئِقِ طَالِقَهْ
Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya, Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat.
Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, Setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja. (Diwan Asy-Syafi’i)
Dalam aktivitas pembelajaran atau akademik mulai dari kita Usia anak-anak, Sekolah sampai meraih gelar S1,S2 dan S3 Aktivitas kita tidak lepas membaca dan menulis.
Seorang Intelektual tidak lepas Dari Membaca dan Menulis untuk karya ilmiahnya.
Membaca adalah salah satu keterampilan manusia yang sangat penting untuk dikuasai. Karena dengan membaca kita dapat memperoleh, memahami, dan melafalkan suatu informasi yang disampaikan oleh penulis. Selain itu, membaca juga dapat meningkatkan pengetahuan serta meningkatkan daya ingat seseorang.
Menulis adalah upaya seseorang untuk mengungkapkan suatu pikiran atau gagasan demi mencapai maksud dan tujuannya.
4 (empat) Keterampilan yang harus dilakukan oleh orang yang ingin pandai berbahasa, diantaranya:
1. Listening Skill (Mendengar/menyimak)
2. Reading Skill (Membaca)
3. Speaking Skill ( Berbicara)
4. Writing Skill ( Keterampilan Menulis)
Dalam dunia pendidikan kita masih sangat jauh dan bahkan masih kurang porsinya, upaya tulisan atau karya ilmiah sangat sedikit jumlah peminatnya dari akademisi yang ada dari pada budaya membaca dan berbicara
Bahkan Rosulallah SAW hanya memilih orang yang Baik dalam menulis dan tekun dalam memilih dan mencatat hanya yang disampaikan Nabi saja ia adalah Abdullah bin Amr bin Ash
عن عبد الله بن عمرو قال كنت أكتب كل شيء أسمعه من رسول الله صلى الله عليه وسلم أريد حفظه فنهتني قريش وقالو أتكتب كل شيء تسمعه ورسول الله صلى الله عليه وسلم بشر يتكلم في الغضب والرضى، فأمسكت عن الكتاب، فذكرت ذالك لرسول الله صلى الله عليه وسلم، فأومأ بأصبعه إلى فيه فقال اكتب فوالذي نفسي بيده ما يخرج منه إلا حق.
Diceritakan dari Abdullah bin ‘Amr, beliau berkata “Dahulu aku menulis seluruh yang aku dengar dari Rasulullah, aku ingin menghafalkannya, maka kaum Quraisy mencegahku. Mereka (kaum Quraisy) mengatakan “Apakah engkau menulis seluruh hadits yang engkau dengar (dari Rasulullah), padahal Rasulullah adalah manusia yang terkadang bersabda dalam keadaan marah terkadang dalam keadaan senang?” Maka aku menahan diri dari menulis (hadits Nabi). Kemudian, aku menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah, maka Rasulullah memberikan isyarat dengan jarinya kepada mulutnya, Rasulullah bersabda “Tulislah (hadits), demi Allah dzat yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya tidaklah keluar darinya (mulutku) kecuali kebenaran” (HR Abu Dawud).
Nabi juga pernah melarang menulis dari Apa yang telah Disampaikan kepada Banyak sahabat, ini dilakukan Nabi karena ada kehawatiran ayat Al Qur’an tercampur dengan Hadist, maka nabi hanya memerintahkan Para sahabat yang terbaik saja yang mencatatnya yang kemampuannya diatas rata-rata.
عن أبي سعيد الخدري أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لا تكتبوا عني ومن كتب عني غير القرآن فليمحه
Diceritakan dari Abu Sa’id al-Khudri bahwa
Rasulullah bersabda “Jangan kalian menulis (selain Al-Qur’an) dariku. Barang siapa yang menulis dariku selain Al-Qur’an hendaknya ia menghapusnya” (HR Muslim).
Kita juga dapat belajar Dari sejarah penaklukkan Dinasti Abbasiyah oleh pasukan Mongol
Pasukan Mongol mengetahui betul bahwa kemajuan Islam diraih karena banyak literasi Islam, mengembangkan Ilmu Pengetahuan dari Al Qur’an, yang di gali oleh para intelektual Muslim,
Sehingga pusat Pendidikan,Ilmu Pengetahuan dan Penelitian di Baitul Hikmah Dihancurkan, sehingga musnah peradaban Islam pada Masa Dinasti Abbasiyah
Buku-buku ilmu pengetahuan dibakar dan di buang sungai sehingga Airnya menjadi Hitam, bahkan saking banyaknya buku yang dibuang, digunakan pasukan Mongol dengan kuda perangnya untuk dapat melakukan penyebrangan dari satu tepi ke tepi yang lainnya dengan menginjak buku-buku tersebut.
Melalui kultum Dzuhur ini kami mengajak kepada para jama’ah dan civitas akademika Universitas Muhammadiyah Tangerang untuk dapat kembali menggiatkan dan membiasakan diri menulis baik Di jurnal ilmiah ataupun dimedia online dengan
Dengan Tulisan Ilmu Agama tersebar,
Dengan Tulisan peradaban menjadi baik
Dengan Tulisan kita bermanfaat
Dengan Tulisan kita berbagi Kebahagiaan
Dengan Tulisan Yang memberikan unsur positif agar kita dapat Maju, Selamat dan sejahtera sehingga tercapai kehidupan kita yang Baldatun Thoyyibatun warobbun Ghofur
Seorang budayawan, sastrawan, dan sejarawan dari Indonesia, Prof.Dr.Kuntowijoyo mengatakan, “Syarat untuk menjadi penulis itu ada tiga, yaitu : Menulis, menulis dan menulis.
Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh