Home Kultum 2 (Cara) Menggapai Keinginan dengan mengawali Basmalah dan mengakhirinya dengan Hamdallah

2 (Cara) Menggapai Keinginan dengan mengawali Basmalah dan mengakhirinya dengan Hamdallah

605
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz M.Turizal Husain,MA

Tema : 2 (Cara) Menggapai Keinginan dengan mengawali Basmalah dan mengakhirinya dengan Hamdallah

Beda Pendapat mengenai cara mengapai Rizki, Imam Malik dan Imam Syafii Tertawa Bersama

Dalam satu majelis ilmu, Imam Malik yang merupakan guru Imam Syafii mengatakan jika rezeki itu datang tanpa sebab. Guru Imam Syafii itu menjelaskan jika cukuplah seseorang bertawakal dengan benar. Niscaya Allah akan memberinya rezeki.

Imam Malik menyandarkan pendapatnya itu kepada sebuah hadis Rasulullah SAW:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرُزِقْتُمْ كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا

“Seandainya kalian benar-benar bertawakkal pada Allah, tentu kalian akan diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki. Ia pergi di pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Tirmidzi no. 2344)

Namun, pendapat yang berbeda disampaikan Imam Syafii. Dia mengungkapkan pendapatnya kepada sang guru.”Wahai imam, seandainya sang guru tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki?” tanya as-Syafii.

Dalam pertanyaan itu, Imam Syafii menyiratkan jika untuk mendapatkan rezeki itu butuh usaha dan kerja keras. Rezeki tidak datang sendiri tetapi harus dicari dan didapatkan melalui ikhtiar.

Dua pendiri mazhab itu bersikukuh pada pendapatnya masing-masing. Hingga satu saat, saat Imam Syafii berjalan-jalan, dia bertemu dengan serombongan orang sedang memanen buah anggur.

Sang imam pun ikut membantu mereka. Setelah pekerjaan selesai, sang imam mendapatkan beberapa ikat buah anggur sebagai imbalan jasa dari pekerjaannya membantu para petani.

Imam Syafii amat senang. Dia gembira bukan karena mendapatkan beberapa ikat anggur.

Namun dia telah memperoleh bukti yang bisa digunakan sebagai alasan untuk disampaikan kepada Imam Malik jika pendapatnya itu benar. Rezeki harus dicari.
Dengan bergegas,

Imam Syafii pun menemui Imam Malik yang sedang duduk santai. Sambil meletakkan seluruh anggur yang didapatkannya, Imam Syafii berkata mengenai pengalamannya tersebut. “Seandainya saya tidak pernah keluar untuk memanen, tentu saja anggur itu tidak akan pernah sampai ke tangan saya.”

Mendengar dalil muridnya, Imam Malik hanya tersenyum. Dia mengambil anggur itu dan mencicipinya.

Dia pun berucap pelan, “Sehari ini aku memang tidak keluar pondok. Hanya mengambil tugas sebagai guru dan sedikit berpikir jika alangkah nikmatnya dalam hari yang panas ini aku bisa menikmati anggur.

Tiba-tiba engkau datang sambil membawa beberapa ikat anggur untukku.

Bukankah ini juga menjadi bagian rezeki yang datang tanpa sebab?Lakukan yang menjadi bagianmu. Selanjutnya biarkan Allah yang mengurusnya.”

Imam Syafii langsung tertawa mendengar penjelasan tersebut.

Kedua guru dan murid itu tertawa bersama meski mengambil dua hukum yang berbeda dari hadis yang sama.

Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.