Home Kultum Solidaritas Muslim Terhadap Palestina

Solidaritas Muslim Terhadap Palestina

223
0

Kultum Dzuhur Disampaikan oleh Ustadz Hengki Nurhuda,M.pd.I

Tema : Solidaritas Muslim Terhadap Palestina

Surat Al-Isra’ Ayat 1

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ


Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Jamaáh sholat dzuhur yang dirohmati Allah SWT

Sepekan terakhir ini, dunia dihentak dengan sebuah kejadian di negeri nan jauh di sana, Palestina. Meskipun negeri ini sekarang sudah dihilangkan dari peta dunia, namun perhatian masyarakat dunia, baik di timur maupun di Barat, baik negeri muslim maupun non-muslim sekalipun, semua tertuju pada negeri yang terletak di bagian barat benua Asia. Dalam kesempatan singkat kali ini, saya ingin menyampaikan sekilas tentang kedudukan Palestina dalam agama kita, agama Islam, serta keharusan kita memiliki solidaritas kepada mereka.

Ternyata, memang Palestina memiliki kedudukan yang sangat istimewa dalam Islam. Palestina ada negeri kedua yang diterangi oleh sinar aqidah tauhid setelah Makkah alMukarramah. Masjid yang pertama dibangun di bumi ini adalah masjid al-Haram, hal ini sesuai dengan firman Allah:

Surat Ali ‘Imran Ayat 96

إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ


Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.

Dalam sejarah disebutkan bahwa 40 tahun kemudian dibangun masjid ke-dua yang diberi nama masjid al-Aqsha, dan letaknya di Palestina.
Masjid al-Aqsha juga merupakan kiblat pertama umat Islam.

Sebelum ada perintah perubahan arah kiblat menuju Ka’bah di masjid al-Haram, Rasulullah dan umat Islam pernah shalat menghadap masjid al-Aqsha selama kurang lebih 17 bulan. Masjid al-Aqsha juga ditetapkan oleh baginda nabi Muhammad saw sebagai bumi mulia ke tiga setelah Masjid al-Haram di Makkah (yang pertama) dan masjid an-Nabawi di Madinah (yang kedua).

Terkait dengan konflik yang ada di Palestina saat ini, maka kita sebagai muslim dapat melihatnya dari dua kaca mata:
Pertama: Kaca mata Islam yang telah jelas dijelaskan di atas,bahwa bumi Palestina adalah bumi warisan para nabi dan Rasul, yang sudah barang tentu semua nabi dan rasul yang diutus oleh Allah mengajarkan dan mengajak kepada tauhid yaitu hanya menyembah Allah saja. Tidak berarti cara pandang ini menafikan orang yang tidak bertauhid, sehingga mereka tidak boleh tinggal di bumi Palestina.

Kedua: kaca mata kemanusiaan. Sejarah bangsa Yahudi adalah bangsa yang tidak memiliki wilayah, sehingga melalui perjanjian Balfour tahun 1948, mereka dizinkan untuk tinggal di wilayah Palestina. Namun, lambat laun tamu yang diizinkan untuk tinggal di satu kamar itu tiap hari berulah dan berusaha untuk memperluas kamarnya, sehingga yang terjadi sekarang sebaliknya, yang mempunyai rumah tinggal dalam satu kamar, sementara tamu menguasai seluruh rumah, bahkan masih terus
mengusir dan memenjarakan pemilik rumah aslinya.

Kesimpulannya mereka asalnya tamu, sekarang menjadi penjajah. Dalam kasus seperti itu, apakah salah pemilik rumah asli melakukan perlawanan atas penjajahan yang dilakukan oleh tamu? Apakah salah pangeran Diponegoro dan para pemilik sah negeri Indonesia saat itu melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda? Tidak ada kata lain kecuali mereka rakyat Palestina harus berjuang untuk mendapatkan kemerdekannya. Semua bangsa di dunia ini seharusnya mendukung dan berpihak kepada kemerdekaan bangsa Palestina. Apalagi kita bangsa Indonesia yang jelas-jelas dalam UUD kita mengharuskan penghapusan
segala bentuk penjajahan di muka bumi ini.

Jika kita sebagai rakyat biasa tidak memiliki kekuatan untuk membantu bangsa Palestina untuk mendapatkan kemerdekaannya, maka minimal doa terbaik harus kita panjatkan untuk mereka. Jika masih ada kelebihan harta, maka sudah menjadi keharusan untuk memberikan donasi bantuan solidaritas kepada rakyat Palestina. Inilah bukti kepedulian kita terhadap urusan kaum muslimin, sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah saw.:“Barang siapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin, maka dia bukan golongan mereka” (HR AtThabarani).

Semoga bermanfaat
Nashrun Minallah Wa Fathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamuálaikum Wr. Wb.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.