Home Kultum Parameter Dosa Besar, Terdapat Laknat, Azab dan Ancaman Masuk Neraka bagi yang...

Parameter Dosa Besar, Terdapat Laknat, Azab dan Ancaman Masuk Neraka bagi yang Melakukannya.

47
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Ahmad Sarif,M.Pd.

 

Tema : Parameter Dosa Besar, Terdapat Laknat, Azab dan Ancaman Masuk Neraka bagi yang Melakukannya.

 

Setiap Manusia pasti memiliki Dosa, Terkadang saking banyaknya Dosa ia lupa dengan Dosa-dosa yang telah dilakukan, maka para ulama telah mengajarkan bagaimana mengenali Dosa, Menggolongkannya, membedakan Jenis-jenis dan mengelompokkannya Baik Dosa Besar ataupun Dosa Kecil, begitupun Rosullallah SAW melalui Sabdanya dan para Ulama melalui kitab-kitab bagaimana cara menghapus Dosa-dosa yang telah dilakukan salah satu dengan Beristighfar dan beramal Sholih.

 

Selain Dosa-dosa yang digolongkan juga dijeniskan dalam Dosa Besar dan Dosa Kecil, begitu juga Amalan dapat dikelompokkan dalam Amalan Utama dan Amalan tidak Utama atau Standar.

 

Pertanyaannya Mengapa ada pengelompokan,Penjenisan, Pengklasifikasian dalam Dosa dan juga Amalan ?

 

Jawabannya adalah: untuk menyesuaikan apakah seseorang akan masuk Surga atau masuk neraka, dan juga telah kita ketahui bersama bahwa seseorang akan masuk surga dengan amalan khusus, maka surga memiliki beberapa tingkatan, demikian juga dengan Orang yang berdosa akan di masukkan kedalam Neraka yang bertingkat sesuai dengan Dosa-dosa yang telah dilakukan. Semuanya disesuaikan dengan perbuatan masing-masing.

 

Rosulallah SAW telah memberikan tuntukan Hadistnya agar ummatnya menghindari dari  Perbuatan Dosa, dan Para Ulama telah memberikan tuntunan melalui karya-karya kitabnya, menganai Klasifikasi Dosa baik itu Dosa besar atau Dosa Kecil, agar tidak melakukannya bahkan mendekatinya saja tidak boleh.

 

Sabda Rosulallah tentang perintah menjauhi perbuatan Dosa. Sebagai berikut :

 

عن أبي بكرة رضي الله عنه قال: قال النبي صلى الله عليه وسلم:

«‌أَلَا ‌أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ؟» ثَلَاثًا، قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: «الْإِشْرَاكُ بِاللهِ، وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ» وَجَلَسَ وَكَانَ مُتَّكِئًا، فَقَالَ: «أَلَا وَقَوْلُ الزُّورِ»، قَالَ: فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا: لَيْتَهُ سَكَتَ.

[صحيح] – [متفق عليه] – [صحيح البخاري: 2654]

 

Abu Bakrah -raḍiyallāhu ‘anhu- meriwayatkan: Nabi ﷺ bersabda,

“Maukah aku beri tahukan kepada kalian tentang dosa-dosa besar yang paling besar?” Beliau mengulanginya tiga kali. Para sahabat menjawab, “Tentu, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Yaitu menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua.” Lalu beliau duduk, sebelumnya beliau bersandar, seraya bersabda, “Ingatlah, juga perkataan dusta dan kesaksian palsu.” Beliau terus-menerus mengulanginya sampai kami berkata, “Andai saja beliau diam (berhenti).”

Hadis sahih – Muttafaq ‘alaih

 

عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ؟ قَالَ: أَنْ تَجْعَلَ لِلهِ نِدًّا، وَهُوَ خَلَقَكَ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: ثُمَّ أَنْ تَقْتُلَ وَلَدَكَ خَشْيَةَ أَنْ يَأْكُلَ مَعَكَ. قُلْتُ: ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: ثُمَّ أَنْ تُزَانِيَ حَلِيلَةَ جَارِكَ. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

 

Dari ‘Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ‘Dosa apakah yang paling besar?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau menyekutukan Allâh padahal Dia yang telah menciptakanmu.” Kemudian aku bertanya lagi, ‘Kemudian dosa apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau membunuh anakmu karena takut ia makan bersamamu.” Aku bertanya lagi, ‘Kemudian dosa apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Engkau berzina dengan istri tetanggamu.”

Dalam riwayat al-Bukhâri dan Muslim ada tambahan bahwa Allâh Azza wa Jalla membenarkan perkataan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan firman-Nya:

 

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا

 

Dan orang orang yang tidak mempersekutukan Allâh dengan sembahan lain dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allâh kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina dan barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat. [Al-Furqân/25:68]

 

Jauhilah Tujuh Dosa Besar!

 

 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ « اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ قَالَ « الشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِى حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ ، وَالتَّوَلِّى يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلاَتِ

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan (al-muubiqaat).” Mereka berkata, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa yang membinasakan tersebut?” Beliau bersabda, “(1) Syirik kepada Allah, (2) sihir, (3) membunuh jiwa yang haram untuk dibunuh kecuali jika lewat jalan yang benar, (4) makan riba, (5) makan harta anak yatim, (6) lari dari medan perang, (7) qadzaf (menuduh wanita mukminah yang baik-baik dengan tuduhan zina).” (HR. Bukhari, no. 2766 dan Muslim, no. 89)

 

Dalam kitabnya setebal 179 halaman tersebut, Adz-Dzahabi menyebutkan, ada banyak perbuatan dosa yang sering dan biasa dilakukan oleh manusia. Di antaranya terdapat perbuatan dosa besar. Dalam kitabnya ini, Adz-Dzahabi menuliskan sebanyak 70 dosa besar. Dan, ke-70 dosa besar itu antara lain adalah syirik (menyekutukan Allah dengan sesuatu), membunuh, sihir, meninggalkan shalat, tidak mengeluarkan zakat, berbuka puasa di bulan Ramadhan tanpa uzur, meninggalkan haji di saat mampu, dan durhaka kepada kedua orang tua.

 

Selain itu, yang termasuk dalam dosa besar juga adalah bermusuhan dengan sanak saudara, berzina, melakukan hubungan seksual dengan sesama jenis (homoseksual dan lesbian), riba, memakan harta anak yatim dan menzaliminya, berdusta atas nama Allah dan Rasul-Nya, lari dari perang, melakukan penipuan dan kezaliman kepada rakyat, sombong, bersaksi palsu, meminum khamar, berjudi, menuduh wanita baik-baik berbuat zina, dan curang dalam melakukan pembagian harta rampasan perang.

 

Dosa besar lainnya adalah mencuri (korupsi), menodong, bersumpah palsu, berbuat zalim, melakukan pungutan liar (pungli), mengonsumsi dan mengoleksi barang haram, bunuh diri, kebiasaan berbohong, hakim yang jahat, menerima suap (menyogok), wanita bergaya laki-laki dan sebaliknya, serta suami yang acuh tak acuh dengan perbuatan buruk istri dan calo dalam kejahatan, mempermainkan pernikahan, riya, berkhianat, mengadu domba, ingkar janji, percaya kepada dukun dan paranormal, menyakiti tetangga, memanjangkan pakaian karena bangga dan sombong, menyakiti wali-wali Allah, berbuat makar, menyebarkan rahasia kaum Muslim, dan menghina sahabat Nabi SAW.

 

Dalam al-Kaba`ir ini, Adz-Dzahabi mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan perbuatan dosa besar ialah segala hal yang dilarang Allah sebagaimana yang telah dijelaskan dalam Alquran dan sunah serta para ulama salaf.

 

Dan pada kesempatan lain rosul juga mengatakan tidak hanya tiga dosa besar tersebut bahkan banyak dosa besar, dalam hadist ada yang mengatakan 7 (tujuh), dan ada juga 70 (Tujuh Puluh) dosa besar dan ratusan dosa besar, kemudian bagaimana jika kita tidak ingat, Kesulitan menghafal Hadist dari jenis dosa besar yang disebutkan, atau lupa dengan matan hadistnya, maka kita harus menggunakan kaidah atau parameter, atau identifikasi yang telah diajarkan para ulama melalui kitab-kitabnya, bahwa perbuatan atau melakukan sesuatu bernilai dosa besar dengan adanya ancaman, laknat, azab dan dimasukkan seseorang ke dalam neraka jika ia melakukannya.

 

Kaidah atau parameter yang menjelaskan perbuatan Dosa besar, diantaranya :

  1. Dosa apapun yang mendapatkan ancaman kepada orang yang melakukkannya akan Masuk neraka, ini termasuk identifikasi, Parameter dari Dosa Besar. contohnya Perbuatan Syirik atau Menyekutukan Allah SWT.
  2. Al-Ma’idah · Ayat 72

 

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُوْٓا اِنَّ اللّٰهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَۗ وَقَالَ الْمَسِيْحُ يٰبَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اعْبُدُوا اللّٰهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْۗ اِنَّهٗ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوٰىهُ النَّارُۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ ۝٧٢

 

Sungguh, telah kufur orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itulah Almasih putra Maryam.” Almasih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu!” Sesungguhnya siapa yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya dan tempatnya ialah neraka. Tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.

 

  1. Kapan Dosa tersebut dikatakan dosa besar, terdapat laknat, ancaman keras, dari Allah SWT kepada orang yang melakukan Dosa Tersebut, ini adalah indikator atau kaidah atau parameter kedua. Contohnya Allah melaknat seseorang laki-laki menyerupai Perempuan ( contohnya : beberapa saat lagi kita akan mengadakan lomba 17 agustus, ada lomba tradisional dan ada lomba modern, juga ada lomba untuk laki-laki dan juga perempuan, jangan sampai lomba melanggar aturan norma beragama misalnnya bermain bola dengan daster, atau laki-laki di rias perempuan, ini meruapakn pelanggaran) dan sebaliknya, dan juga Melaknat orang yang Menyuap dan disuap.

 

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata,

 

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – الْمُتَشَبِّهِينَ مِنَ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ ، وَالْمُتَشَبِّهَاتِ مِنَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ

 

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Bukhari no. 5885).

 

Risywah adalah perilaku Suap menyuap dilaknat Allah SWT.

 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى الرَّاشِي وَالْمُرْتَشِي

 

 

Artinya: Dari Abdullah bin ‘Amr, dia menceritakan Rasulullah SAW bersabda, “Laknat Allah SWT kepada pemberi suap dan penerima suap.” (HR Ahmad).

 

 

  1. Rosul Memberikan Status tidak beriman kepada Seseorang yang melakukan dosa besar, Contohnya membiarkan Tetangga atau Saudara Kelaparan dan juga tidak menyayangi sesame manusia.

 

 

 

 

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِيْ يَشْبَعُ وَجَارُهُ جَائْعٌ إِلٰى جَنْبِهِ .

 

 

Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah beriman kepadaku orang yang kenyang semalaman sedangkan tetangganya kelaparan di sampingnya, padahal ia mengetahuinya.” (HR At-Thabrani).

 

 

عَنْ أَبِي حَمْزَةَ أَنَسٍ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ” لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ ” رَوَاهُ البُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ

 

Dari Abu Hamzah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, pembantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Salah seorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

 

 

  1. Orang yang Berdosa besar Tidak diakui sebagai Pengikut Rosulallah SWT, contohnya seseorang yang ingkar Sunnah atau tidak mengikuti Sunnah Rosul misalnnya tidak mau menikah, Tidak Tidur, Tidak Berbuka Puasa dan sebagainya,

 

Sunnah Menikah sebagaiaman hadist Nabi Muhammad SAW:

النكاح سنتي، فمن رغب عن سنتي فليس مني

 

“menikah itu sunnahku, yg tdk suka dgn sunnahku maka dia bukanlah golongan kami” {HR. Ibnu Majah dari riwayat Sayyidah Aisyah}

 

Dari Anas Radhiyallahu anhu ia berkata, “Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi ﷺ untuk bertanya tentang ibadah Beliau ﷺ . Lalu setelah mereka diberitahukan (tentang ibadah Beliau ﷺ ), mereka menganggap ibadah Beliau ﷺ itu sedikit sekali. Mereka berkata, “Kita ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Nabi ﷺ Beliau ﷺ telah diberikan ampunan atas semua dosa-dosanya baik yang telah lewat maupun yang akan datang.” Salah seorang dari mereka mengatakan, “Adapun saya, maka saya akan shalat malam selama-lamanya.” Lalu orang yang lainnya menimpali, “Adapun saya, maka sungguh saya akan puasa terus menerus tanpa berbuka.” Kemudian yang lainnya lagi berkata, “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya.”

 

Kemudian, Rasûlullâh ﷺ mendatangi mereka, seraya bersabda, “Benarkah kalian yang telah berkata begini dan begitu? Demi Allâh! Sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allâh dan paling taqwa kepada-Nya di antara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka (tidak puasa), aku shalat (malam) dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. Maka, barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh al-Bukhâri (no. 5063)

 

 

  1. Ciri Dosa Besar adalah mendapatkan Ancaman yang sangat Banyak yakni Ancaman dari Allah SWT diantaranya akan Diberikan Azab, Dimurkai, TIdak diperhatikan, tidak disucikan dan akan disiksa di Neraka. Contohnya Seseorang yang membunuh mukmin dengan sengaja, Pedagang yang curang dan sebagainya.

وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِناً مُتَعَمِّداً فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِداً فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ ععَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَاباً عَظِيماً

 

“Siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (QS an-Nisa: 93)

 

مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ كَتَبْنَا عَلَى بَنِي إِسْرائيلَ أَنَّهُ مَنْ قَتَلَ نَفْساً بِغَيْرِ نَفْسٍ أَوْ فَسَادٍ فِي الأَرْضِ فَكَأَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيعاً وَممَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعاً

 

“Siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.” (QS al-Maidah: 32).

 

Ibnu Katsir juga berkata,

 

وأهلك الله قوم شعيب ودَمَّرهم على ما كانوا يبخسون الناس في المكيال والميزان

 

“Allah membinasakan dan menghancurkan kaum Syu’aib dikarenakan mereka berbuat curang dalam takaran dan timbangan.” (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 508).

 

قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  : ثَلَاثَةٌ لَا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَلَا يَنْظُرُإِلَيْهِمْ وَلَا يُزَكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ. قَالَ فَقَرَأَهَا رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثثَلَاثَ مَرَّاتٍ. قَالَ أَبُوْذَرٍّ خَابُوْاخَسِرُوْامَنْ هُمْ يَارَسُوْلَ اللَّهِ ؟ قَالَ :  اَلْمُسْبِلُ وَالْمَنَّانُ وَالْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بِالْحِلْفِ الْكَاذِبِ وَفِى رِوَايَةٍ الْمُسْبِلُ اِزَارَهُ

 

Rasulullah ﷺ bersabda, “Tiga golongan manusia yang tidak diajak bicara Allah di hari kiamat dan Allah tidak melihat mereka dan tidak membersihkan dosa mereka. Dan bagi tiga golongan manusia itu siksa yang pedih. Rasulullah ﷺ mengucapkannya tiga kali. Abu Dzar berkata : Mereka merugi, siapakah mereka wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Orang yang memanjangkan pakaiannya (sampai terseret-seret ke tanah), dan orang yang suka mengungkit-ungkit (pemberian), dan orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu. Dana satu riwayat, orang yang memanjangkan sarungnya sampai bawah tumit.”

 

Marilah seluruh jamaáh kita jauhi segala perbuatan Dosa baik yang Kecil apalagi yangbesar, bukannya yang kecil akan menjadi besar jika  dilakukan secara kontinyu ?

 

Semoga kita di jaga oleh Allah SWT lahir dan batinnya, dikuatkan imannya untuk dijauhkan dari perbuatan Dosa, dan dapat meningkatkan amal Ibadah

Semoga bermanfaat

Nashrun min Allah wa Fathun Qoriib

Wabasyiril Mu’minin

Wassalamuálaikum Wr. Wb.

 

Sumber :

https://khazanah.republika.co.id/berita/mkq63u/inilah-70-dosa-besar-manusia

https://rumaysho.com/3281-pria-yang-bergaya-seperti-wanita.html

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.