Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz M.Nurzansyah,M.Hum
Tema : Mintalah Nikmat yang tidak pernah HABIS !!!
Qur’an Surat Al-Hujurat Ayat 15
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Hadirin Jama’ah Sholat Dzuhur yang dirahmati Allah SWT
Allah SWT telah memberikan banyak karunia dan nikmat kepada setiap hamba-Nya, baik Nikmat yang Zhohir maupun yang batin.
Meskipun manusia dan jin bersatu menghitung nikmat Allah SWT, mereka tidak akan sanggup menghitungnya.
Semua kenikmatan di dunia (nikmat makan akan hilang ketika telah wafat, nikmat berpasangan akan berpisah, nikmat mempunyai keturunan akan berpisah, Nikmat jabatan dan harta) ini pasti akan sirna. Allah Ta’ala berfirman,
مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ
“Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal.” (QS. An Nahl: 96).
Ibnu Katsir berkata, “Apa yang ada di sisi kalian akan berakhir pada waktu tertentu yang telah ditetapkan.”
Lalu Nikmat apa yang akan kekal dan tidak pernah HABIS ?
Jawabannya adalah Nikmat Iman. Dengan beriman ia akan beruntung dan bahagia Dunia dan Akhirat, Dunia dijadikan ladang untuk memanen diakhirat, didunia untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan kekal Abadi di akhirat, memperoleh Surga Allah SWT, semoga kita termasuk orang yang Iman dan beramal Sholih, Amin.
Ibnu Katsir melanjutkan tafsiran ayat di atas, “Pahala di sisi Allah untuk kalian di surga yang akan kekal, tidak terputus, tidak akan lenyap, dan tidak akan hilang.”
Do’a Rosulallah SAW Berlindung Dari Hilangnya Nikmat Iman, Islam dan Ihsan
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dia berkata, “Di antara doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“ Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu ” (HR. Muslim no. 2739).
Dari banyaknya Nikmat Allah SWT yang diberikan kepada Hamba-Nya , Para ulama mengklasifikasi terdapat 3 (Tiga) Nikmat Besar yang Harus lebih disyukuri diantaranya:
1. Nikmatul Hayat ( Nikmat Hidup )
Nikmat hidup tentu saja harus disyukuri dengan menggunakan kehidupan kita gunakan untuk beribadah dan beramal Sholih, termasuk bersyukur dari Nikmat Hidup adalah salah satunya dengan memelihara kesehatan itu.
Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al Mulk ayat ke 2
الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
Nikmat hidup hanya diberikan sekali,Kalau sudah kematian terjadi, tidak akan dikembalikan, maka hidup harus berarti, bermanfaat dan beramal Sholih.
Pepatah barat mengatakan bahwa hidup seperti perjalanan kereta satu arah, ketika orang menaikinya tidak akan kembali,
Hidup itu seperti pesta. Kita datang ketika orang telah ramai, banyak orang, tetapi kita pergi pergi lebih awal, walaupun pesta belum berakhir. (Wafat sebelum Kiamat).
Setiap jiwa pasti akan merasakan yang namanya kematian.” (Q.S Ali Imran: 185)
Barang siapa hidup maka ia akan mati dan ketika ia meninggal akan di pertanyakan amal apa yang dibawanya, akan ada pertanyaan kubur, akan di balas amala perbuatan selama di dunia apakah ia akan mendapatkan Surga atau Neraka.
Surat Ibrahim Ayat 27
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ : هُوَ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ . فَيَقُولانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ هَذَا ، ثُمَّ يُفْسَحُ لَهُ فِي قَبْرِهِ سَبْعُونَ ذِرَاعًا فِي سَبْعِينَ ، ثُمَّ يُنَوَّرُ لَهُ فِيهِ ، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ : نَمْ ، فَيَقُولُ : أَرْجِعُ إِلَى أَهْلِي فَأُخْبِرُهُمْ ، فَيَقُولَانِ : نَمْ كَنَوْمَةِ الْعَرُوسِ الَّذِي لا يُوقِظُهُ إِلا أَحَبُّ أَهْلِهِ إِلَيْهِ حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ.
وَإِنْ كَانَ مُنَافِقًا قَالَ : سَمِعْتُ النَّاسَ يَقُولُونَ فَقُلْتُ مِثْلَهُ لا أَدْرِي . فَيَقُولَانِ : قَدْ كُنَّا نَعْلَمُ أَنَّكَ تَقُولُ ذَلِكَ ، فَيُقَالُ لِلأَرْضِ : الْتَئِمِي عَلَيْهِ ، فَتَلْتَئِمُ عَلَيْهِ ، فَتَخْتَلِفُ فِيهَا أَضْلاعُهُ ، فَلا يَزَالُ فِيهَا مُعَذَّبًا حَتَّى يَبْعَثَهُ اللَّهُ مِنْ مَضْجَعِهِ ذَلِكَ
“Apabila mayit atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata, “Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)?” Maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia, “Abdullah dan Rasul-Nya, aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keduanya berkata, “Kami telah mengetahui bahwa kamu dahulu telah mengatakan itu.” Kemudian kuburannya diperluas 70 x 70 hasta, dan diberi penerangan, dan dikatakan, “Tidurlah.” Dia menjawab, “Aku mau pulang ke rumah untuk memberitahu keluargaku.” Keduanya berkata, “Tidurlah, sebagaimana tidurnya pengantin baru, tidak ada yang dapat membangunkannya kecuali orang yang paling dicintainya, sampai Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut.”
Apabila yang meninggal adalah orang munafik, ia menjawab, “Aku mendengar orang mengatakan aku pun mengikutinya dan saya tidak tahu.” Keduanya berkata, “Kami berdua sudah mengetahui bahwa kamu dahulu mengatakan itu.” Dikatakan kepada bumi, “Himpitlah dia, maka dihimpitlah jenazah tersebut sampai tulang rusuknya berserakan, dan ia akan selalu merasakan azab sampai Allah bangkitkan dari tempat tidurnya tersebut.” (HR. Tirmidzi, no. 1071).
Dalam Islam hidup adalah tempat menanam untuk kehidupan yang kekal diakhirat nanti.
الدُّنْيَا مَزْرَعَةُ الآخِرَةِ
“Dunia adalah ladang akhirat”
Apa yang dapat kita lakukan di dunia ini sebagai bekal di akhirat ?
Jawabannya adalah beribadah melalui Infaq dan Shodaqoh sebagai Upaya menjadi Insan yang Sholih, sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al Munafiqun ayat 10
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?”
Senyum pun termasuk dalam Ibadah shodaqoh,Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
«تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ»
“Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah bagimu” (Sahih, HR Tirmidzi no 1956).
Orang-orang kafir itu berangan-angan seandainya mereka diberi kesempatan untuk bisa kembali ke dunia, lalu mereka akan beramal shalih. Allah berfirman:
Surat Al-Mu’minun Ayat 99-100
حَتَّىٰ إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ
(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia),
لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ ۚ كَلَّا ۚ إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا ۖ وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan
وَلَوْ تَرٰۤى اِذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَا كِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَاۤ اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَا رْجِعْنَا نَعْمَلْ صَا لِحًـا اِنَّا مُوْقِنُوْنَ
“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin.” (QS. As-Sajdah 32: Ayat 12)
Kehidupan yang kita jalani didunia walaupun hidup puluhan tahun, sejatinya kita hidup hanya sekejap saja, sebentar saja, hanya hitungan detik.
Surat Al-Mu’minun Ayat 112-114
قَالَ كَمْ لَبِثْتُمْ فِي الْأَرْضِ عَدَدَ سِنِينَ
Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”
قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ فَاسْأَلِ الْعَادِّينَ
Mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung”.
Surat Al-Mu’minun Ayat 114
قَالَ إِنْ لَبِثْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui.
Umur, Kematian itu bukan nomor urut, tapi nomor cabut, persipkan Diri dengan Iman dan Amal Sholih.
2. Nikmat Kemerdekaan
Nikmat Kemerdekaan hanya Allah SWT berikan kepada Makhluk yang bernama Manusia. Barang siapa beriman silahkan, barang siapa Kufur silahkan, tetapi ingat ada Azab/ siksa bagi orang yang Dzalim.
Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Al-Kahf Ayat 29
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ ۖ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِنْ يَسْتَغِيثُوا يُغَاثُوا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا
Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir”. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.
Manusia diberikan Nikmat merdeka, sedang makhluk Allah SWT yang lain Menerima Takdirnya disembelih misalnya Ayam akan disembelih, Kambing, Sapi, semuanya tidak merdeka.
Manusia diberikan Merdeka menjemput Rizkinya, selesai ibadah sholat kepada Allah SWT manusia bertebaran dimuka bumi baik di Daratan, lautan, dengan kendaraan apapun menjemput Rizkinya.
Surat Al-Jumu’ah Ayat 10
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.
Manusia sebagai anak keturunan Nabi Adam as, Allah SWT berikan kemuliaan, kelebihan dan kesempurnaan dari makhluk lainnya.
Surat Al-Isra’ Ayat 70
۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي آدَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَىٰ كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا
Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.
Kemerdekaan seperti apa yang membuat manusia Mulia?
Manusia diutus untuk menghapus Perbudakan, Menegakkan Keadilan, menumpas kedzoliman, menolak segala jenis Ekploitasi. Sehingga manusia menjadi Mulia.
Islam dan semua syariat Allah mewajibkan keadilan dan mengharamkan kezaliman dalam segala sesuatu dan kepada segala sesuatu. Allah mengutus para rasul-Nya dengan membawa kitab-kitab suci dan neraca keadilan, agar manusia menegakkan keadilan pada hak-hak Allah dan makhluk-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَيِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْكِتَابَ وَالْمِيزَانَ لِيَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-butki yang nyata, serta telah Kami turunkan bersama mereka al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. Al-Hadid: 25)
Untuk menegaskan perintah adil dan pengharaman kezaliman Allah, pertama adalah Allah mengharamkan atas diri-Nya, kemudian Allah menjadikannya terlarang di antara makhluk-Nya, sebagaimana tertuang dalam hadis qudsi yang berbunyi:
“Sungguh Allah Tabraka wa Ta’ala telah berfirman, ‘Wahai hamba-Ku, sungguh Aku telah mengharamkan kezaliman atas diri-Ku dan menajdikannya terlarang di antara kalian, maka janganlah saling menzalimi!’” (HR. Muslim).
3. Nikmat Iman.
Nikmat iman yang dimaksud adalah iman yang dapat beramal Sholih, iman yang membuat orang lain jadi aman, tidak melakukan menyimpang, maka inilah nikmat iman yang Haq, yang benar, Lurus dalam upaya menggapai Ridho Allah SWT.
Dengan beriman ia akan beruntung dan bahagia Dunia dan Akhirat, Dunia dijadikan ladang untuk memanen diakhirat, didunia untuk mengumpulkan bekal untuk kehidupan kekal Abadi di akhirat, memperoleh Surga Allah SWT, semoga kita termasuk orang yang Iman dan beramal Sholih, Amin.
Ibnu Katsir melanjutkan tafsiran ayat di atas, “Pahala di sisi Allah untuk kalian di surga yang akan kekal, tidak terputus, tidak akan lenyap, dan tidak akan hilang.”
Do’a Rosulallah SAW Berlindung Dari Hilangnya Nikmat Iman, Islam dan Ihsan
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dia berkata, “Di antara doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“ Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu ” (HR. Muslim no. 2739).
Semoga kita diberikan nikmat yang tidak pernah HABIS yakni nikmat Iman yang Kuat dan kokoh, sampai Ajal menjemput dalam Keadaan Husnul khatimah dan mendapatkan Jannah Firdaus. Amin
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh