Oleh: Milana Abdillah Subarkah, MA*
Dalam Al-qur’an Allah Swt berfirman “Sungguh beruntung orang yang menyucikan jiwa nya, dan sungguh rugi orang yang mengotorinya” (QS. Asy-Syams: [91]: 9-10). Ayat ini sangat relevan jika dikaitkan dengan kondisi sekarang yakni berakhirnya bulan suci Ramadhan 1439 H.
Bulan Ramadhan adalah bulan pembinaan fisik dan mental bagi mereka yang beriman, dimana seluruh mukminin diperintahkan untuk berpuasa sebulan penuh dengan harapan dapat meraih ketakwan, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 183.
Syekhul Islam Imam Al-Ghazali menjelaskan tentang takwa, Pertama, tumbuhnya perasaan gentar dan takut terhadap dan murka Allah Swt yang diakibatkan karena melanggar larangan-Nya. Kedua, menjaga diri agar senantiasa dapat mentaati dan pasrah sepenuh hidupnya apapun yang menjadi kehendak Allah. Ketiga, selalu berusaha untuk mensucikan mata batinya dari berbagai noda dan dosa.
Akan tetapi dalam aplikasinya ketika Ramadhan mulai berlangsung, masih terlihat beberapa masyarakat dilingkungan sekitar didapati tidak berpuasa, bahkan tidak sungkan-sungkan lagi mereka makan dan minum ditempat terbuka, seakan tidak menghormati mereka yang sedang menjalani ibadah puasa Ramadhan.
Terlepas dari apa keyakinan dan keadaan mereka. Yang jelas bulan Ramadhan yang mulia ini adalah momentum untuk memfokuskan diri untuk beribadah kepada Allah Swt dengan mengerjakan ibadah yang wajib maupun yang sunnah. Karena dengan menjalankan ibadah tersebut banyak sekali kabaikan yang akan didapatkan dari kaum muslimin, sebagaimana Rasulullah Saw bersabda: “setiap amal perbuatan anak Adam (manusia) adalah untuknya, kecuali puasa, karena puasa adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya” (HR. Bukhari).
Namun, amat disayangkan apabila bulan yang penuh dengan keberkahan ini jika tidak dapat dimanfaatkan dengan baik oleh umat Islam, karena tidak sedikit dari mereka yang tidak menjalankan ibadah puasa tanpa ada uzur yang dibenarkan. Maka sudah tentu hal yang demikian suatu tindakan yang merugikan untuknya karena telah menyia-nyiakan bulan yang istimewa ini, menyia-nyiakan kesempatan untuk melakukan amal sholeh dibulan ramadhan adalah suatu bentuk kerugian yang nyata.
Selanjutnya, bagi mereka yang mampu memanfaatkan bulan Ramadhan untuk menyucikan jiwa, maka merekalah orang yang beruntung. Mereka habiskan waktu-waktu dibulan Ramadhan untuk senantiasa beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kesempatan yang baik ini tidak ingin dilewatkan begitu saja karena setiap amal perbuatan yang dilakukan pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan sepuluh kali kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat. Sungguh beruntung bagi mereka menyucikan jiwa nya, karena Allah Swt menyukai orang-orang senantiasa menyucikan diri. (QS. Al-Baqarah: 222).
Seiring berjalannya waktu bulan Ramadhan kali ini sudah berada di penghujung, telah banyak beberapa aktivitas yang sudah dilakukan oleh umat Islam untuk meraih kesuksesan bulan penuh keberkahan ini, yakni merawat nilai-nilai ibadah selama sebulan penuh. Namun ibadah ramadhan bukanlah rangkaian ibadah yang bersifat seremonial saja, tetapi ibadah ini diharapkan mampu untuk dapat didawamkan oleh setiap kaum mukminin setelah berakhirnya Ramadhan.
Sekurang-kurangnya terdapat empat amalan utama yang lazim dilakukan selama bulan Ramadhan berlangsung, diantaranya yakni, menjalankan puasa, shalat malam, bershodaqoh, dan tadarus al-qur’an. Pertama, Menjalankan puasa ramadhan sebulan penuh dan dilanjutkan dengan ibadah puasa sunnah adalah sebagai bentuk upaya pengendalian diri dari hal-hal dilarang oleh Allah Swt. Kedua, menghidupkan malam dengan shalat malam (tahajud), ini merupakan ibadah tambahan, yang dengannya Allah Swt akan mengangkat derajad hambanya ketempat yang terpuji, sebagaimana dalam Al-quran surat Al-‘Isra: 79. Ketiga, mendermakan harta/bershodaqoh hal ini juga sebagai bentuk ibadah sosial, menumbuhkan kepedulian kepada mereka yang kurang beruntung secara materi. Dengan amalan shodaqoh ini Allah Swt menjanjikan akan melipatgandakan dengan apa yang sudah di berikannya. (QS. Al- Baqarah: 261). Keempat, tadarus Al-quran merupakan amalan yang sangat baik, hal ini bukti kecintaan hamba kepada Tuhannya untuk senantiasa mengingat kepada-Nya. Dengan membaca Al-quran akan mengantarkan seseorang untuk meraih ketenangan batin dan melembutkan jiwa sebagaimana dalam Al-quran surat Ar-Ra’d ayat 28. Dan tidak hanya itu, setiap huruf yang dibaca dalam Al-quran akan mendatangkan kebaikan-kebaikan.
Dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan bukan berarti berakhir pula amalan Ramadhan yang sudah kita lakukan sebelumnya. Karena indikator keberhasilan menjalankan ibadah Ramadhan adalah ketika seorang hamba mampu melestarikan ibadah Ramadhan diluar bulan Ramadhan itu sendiri. Maka marilah kita hidupkan amalan Ramadhan ini sebagai wujud ketaatan kita kepada Allah Swt, agar dapat meraih predikat takwa yang merupakan tujuan dari ibadah puasa di bulan Ramadhan. Ketika takwa sudah melekat pada diri sesorang maka Allah akan memuliakan kita, serta memberikan jalan pada setiap kesusahan yang kita hadapi dan Allah Swt pun akan memberikan kita rizki dari arah yang tidak disang-sangka. Wallahu’alam bishowab.
Penulis merupakan: Sekretaris Umum PD. Pemuda Muhammadiyah Kota Tangerang dan
Dosen FAI Universitas Muhammadiyah Tangerang