Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr.H. Desri Arwen,M.Pd
Tema : Menjadi Pemenang dalam Kehidupan
( To Be Champion )
Dalam kehidupan sesungguhnya tidak ada orang yang ingin kalah, semuanya ingin mendapatkan kemenangan ( To Be Champion )
Perjuangan dalam pertandingan kehidupan adalah sampai Titik darah penghabisan, hidup Mulia atau mati syahid, bukan mencari Alasan menyalahkan orang yang bisa disalahkan,Bahkan Kita selalu menyalahkan orang lain, suku lain, bangsa lain, kelompok lain, karena kita kalah dan tidak mau dekat, belajar, evaluasi, berdo’a,Berusaha dan bertawakal serta menjadikan kitab Al-Qur’an jadi petunjuk The Real nyata dalam kehidupan kita.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.
(Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm).
Bahkan ada orang yang telah kalah, dengan menghibur diri bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda, Bahkan ada yang mengatakan kekalahan timnas Indonesia Thailand adalah kemenangan sampai Runner Up,ada juga yang mengatakan bahwa kekalahan adalah awal dari Kesuksesan.
Dalam Al Qur’an Al Baqarah ayat 5 bahwa Kemenangan sejati Adalah Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.
اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ
Lebih dari 6666 ayat Al-Qur’an bisa dipreteli untuk kita mendapatkan petunjuk dalam kehidupan ini agar dapat selamat dan bahagia. Bukan pada belajar dari medsos, dukun atau apapun itu yang tidak jelas, tetapi berpedomanlah pada Al Qur’an dan As Sunnah Al Maqbullah.
Surat Al-Baqarah Ayat 177
۞ لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا ۖ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ ۗ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa
Bahkan jika berbantah-bantahan/ berbeda pendapat kembalilah pada Al Qur’an dan As Sunnah
Surat An-Nisa’ Ayat 59
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya
Ajaran Islam dengan Pedoman Al Qur’an dan As Sunnah mengatur tentang disiplin, kerajinan, kesabaran, untuk kita kaum muslimin dapat terus meng-Up-grade diri. Tidak perlu menyalahkan orang lain. Terullslah maju, berjuang tanpa henti sampai ajal menjemput dalam keadaan Husnul khatimah.
Mengalah untuk Menang boleh sesuai keadaan dan kondisi tertentu misalnya dijalan raya kita mengalah sebentar boleh untuk mempersilahkan kendaraan menyalip atau mendahului karena menabrak atau ditabrak sama-sama merugikan.
Berpeganglah teguh kepada Al Qur’an untuk mendapatkan keselamatan Dunia dan Akhirat Sebagaimana Firman Allah SWT :
“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa “
ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ
Beriman kepada hal yang ghaib berarti meyakini ciptaan Allah SWT yang berada di luar dunia nyata, dan meyakini secara penuh tentang kekuasaan-Nya dan kita berlindung serta memohon perlindungan, pengayoman kepada-Nya untuk Kebaikan dan keselamatan hidup Dunia dan Akhirat.
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka,
Allah SWT akan memberikan balasan kebaikan yakni surga-Nya kepada kaum yang bertaqwa dan sebaliknya akan memberikan kesengsaraan dineraka-Nya bagi kaum yang melanggar, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S Infitar: 13-14
اِنَّ الْاَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍ ۚ
“Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan,” [QS. Al-Infitar: 13].
وَاِنَّ الْفُجَّارَ لَفِيْ جَحِيْمٍ ۚ ۖ
“dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka,” [QS. Al-Infitar: 14].”
Kemenhan sesungguhnya adalah :
1. Mendapatkan Petunjuk Allah SWT
2. Mendapat keselamatan Hidup Dunia dan Akhirat
3. Kemampuan untuk berbagi
Semoga selalu mendapat petunjuk untuk menjadi Pemenang Dunia dan Akhirat, menang orangnya, menang Agama, menang Kelompoknya dan menang Organisasinya.
Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh