Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. H. Eko Sudarmanto,MM
Tema : Menikmati Kehidupan dengan Syukur dan Sabar
Surat Al-‘Ankabut Ayat 2
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
Surat Al-A’raf Ayat 23
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
Jama’ah Sholat Dzuhur yang insyaallah dirahmati Allah SWT,
Kata sabar berasal dari bahasa Arab yaitu اَلصَّبْرُ (as shabru) yang merupakan mashdar dari fi’il madhi yang berarti menahan diri atau keluh kesah. Juga ada yang mengatakan bahwa sabar dari kata اَلصِّبْرُ (as shibru) dengan mengkasrahkan pada huruf shad yang diartikan sebagai obat yang sangat pahit atau tidak enak.
Selanjutnya kata syukur adalah mashdar dari kata kerja syakara-yasykuru yang berarti berterimakasih, merasa tenang, memuji.
Setiap orang diuji oleh Allah dengan ujiannya masing-maaing.
Ada yang Allah uji dengan kesendirian yang tak kunjung berakhir.
Ada yang bisa menikah, namun mendapat pasangan nirakhlak.
Ada yang mendapat pasangan baik, namun kekurangan harta.
Ada yang memiliki harta melimpah, namun sulit mendapat keturunan.
Ada yang dikaruniai keturunan, namun Allah uji dengan penyakit berat.
Ada yang anaknya sehat, namun menjadi anak durhaka.
Ada yang memiliki banyak anak, namun Allah jemput dulu pasangannya.
Saudaraku, setiap manusia itu diciptakan dengan cobaan masing² untuk menguji keimanannya.
Allah Azza wa Jalla berfirman,
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : ‘Kami telah beriman.’, sedang mereka tidak diuji lagi?”
(Surat Al Ankabut: 2)
Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,
Dalam menjalani kehidupan, seseorang akan diuji dengan kekurangan maupun ujian seperti Ujian dari Rumah Tangga, baik Pasangan yang setelah menikah tidak sesuai dengan Ekpetasi,ujian anak atau ujian tidak mempunyai keturunan atau tinggal orang yang amat dicintai bahkan mungkin saja ada yang diuji dengan harta,musibah dan lain sebagainya, dan sebagian yang lain diuji dengan kelebihan seperti harta yang melimpah, jabatan dan popularitas yang tinggi, semuanya adalah ujian, baik Ujian kesenangan maupun sebaliknya menurut manusia, sedangkan menurut Allah SWT dan orang beriman segala yang dihadapi adalah baik untuk menguji iman seseorang untuk meraih ketaqwaan dalam menghadapi ujian ia bersyukur dan bersabar.
Dari Shuhaib, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapati kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim, no. 2999)
Saat kita melihat kenikmatan orang lain, mulailah berpikir, “Bisa jadi, dia punya ujian lain yang aku tak sanggup memikulnya.”
Mari berhenti meratapi kekurangan yang kita miliki. Mulailah mensyukuri jutaan nikmat yang telah Allah yang telah berikan kepada kita, insyaallah hidup kita akan lebih bahagia dan selamat Dunia dan akhirat.Amin
Semoga bermanfaat
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.
رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Dan artinya berdasarkan tarjamah tafsiriyah adalah “Yahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan perintah dan larangan kepada kami yang kami tidak sanggup memikulnya. Maafkanlah kami atas kelemahan kami. Ampunilah kami atas dosa-dosa kami. Sayangilah kami, Engkaulah Tuhan kami. Karena itu tolonglah kami mengalahkan orang orang kafir
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah : 201).