Home Kultum Malu adalah ciri Muslim Beriman !

Malu adalah ciri Muslim Beriman !

681
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Ahmad Sarif,M.Pd.I

Tema : Malu adalah ciri Muslim Beriman !

AL-HAYIYYU, YANG MAHA PEMALU
Adalah nama Allah dalam Asmaul Husna yang artinya maha pemalu, dalam hadist disebut Allah SWT malu jika ada hamba yang mengadahkan tangannya dan Allah SWT mengabulkan Do’anya maka Allah SWT malu.

Islam sangat sempurna mengatur Akhlak setiap Insan, termasuk Masalah Malu untuk menjaga Harkat dan martabat Diri kita semua.

Terdapat 3 (Tiga) Kaidah yang Harus ada pada diri seorang muslim seputar Rasa malu, diantaranya:

1. Allah SWT dan Rosulallah SAW memiliki rasa Malu

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Dari Salmân al-Fârisi Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِىٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِى مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا

Sesungguhnya Rabb-mu (Allâh) Maha Pemalu lagi Maha Mulia, Dia malu terhadap hamba-Nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-Nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa

Jika Allah SWT malu begitu juga dengan Rosul-Nya yakni sama memiliki rasa pemalu ketika melihat sahabat mandi setengah telanjang rosul menasihatinya.

Dari Ya’la bin Umayyah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang mandi di tanah lapang terbuka tanpa kain penutup, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam naik ke atas mimbar, memuji Allâh dan menyanjung-Nya, kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِىٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ، فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَتِرْ

Sesungguhnya Allâh ‘Azza wa Jalla Maha Pemalu lagi Maha Menutupi, Dia mencintai (sifat) malu dan menutup (aib/aurat). Maka jika seseorang di antara kalian mandi, hendaklah dia menutup (auratnya)

2. Allah SWT Tuhan kita semua dan Nabi Muhammad SAW adalah Rosul kita semua, mengatakan bahwa Rasa Malu adalah ciri orang beriman

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Iman itu (terdiri dari) lebih 70 cabang, yang paling tinggi adalah ucapan (persaksian): Lâ ilâha illallâhu (tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allâh), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan (sifat) malu adalah salah satu cabang dari iman”

Saking pentingnya Malu maka menjadi tolak ukur Apakah Orang tersebut beriman atau tidak ?

3. Malu ada 2 (Dua) Macam yakni Malu yang terpuji (Al Hayyu Mahmudah) dan Malu yang Tercela (Al Hayyu Mazmumah)

Malu yang Terpuji (Al Hayyu Mahmudah)
Dalam posisi ini semua orang harus membuang rasa untuk kebaikan, misalnya sudah tua belum bisa mengaji Al Qur’an dan buang rasa malu tetap belajar Al Qur’an, Sudah tua baru belajar Ibadah Buang Rasa malu tersebut, Saudari kita baru belajar pakai Kerudung ketika diejek buang rasa malu tersebut, ketika Mahasiswa kita berdagang keliling misalnya tidak boleh malu selama dagangan halal.

Malu Tidak Terpuji (Al Hayyu Mazmumah)
Malu yang tidak terpuji. Kita harus gunakan rasa malu kita untuk tidak melakukan maksiat, haram dan tercela Misalnya Perbuatan maksiat, melanggar larangan  Allah SWT, melakukan pekerjaan haram, berzina,  menggunakan gadget untuk berjoget tiktok, di era Digital ini banyak Saudara kita muslimah berjoget ria ditonton sekian banyak orang, Dipertontonkan Aurat seperti Citayam fashion week, besok bisa jagi Cikokol fashion week, dimana mereka berduaan, tidak ada rasa malu, sudah tipis moral mereka, Naudzubillah min dzalik

Jika Rasa malu Sudah Hilang dan Sulit untuk diatur dalam kebaikan, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ

Sesungguhnya termasuk hal yang diketahui oleh manusia dari ucapan kenabian yang terdahulu: jika kamu tidak merasa malu maka berbuatlah (keburukan) sekehendakmu

Hadits ini shahîh diriwayatkan oleh: Al-Bukhâri (no. 3483)

Tetapi ingat Ada balasan azab/siksa Allah SWT bagi yang melanggar aturan Allah SWT

Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Para Ulama telah menjelaskan bahwa (sifat) malu yang sebenarnya adalah suatu perangai yang selalu memotivasi (seorang hamba) untuk meninggalkan (perbuatan) yang buruk dan mencegahnya dari (sifat) kurang dalam (menunaikan) hak orang-orang yang memiliki hak (terhadapnya)”.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala Maha Pemalu dan Dia mencintai orang-orang yang memiliki sifat malu.

Semoga Kultum singkat ini dapat menggugah kita untuk dapat menggunakan Rasa malu dengan tepat : Kapan kita harus malu dan kapan kita harus membuang Rasa malu kita
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum Wr Wb

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.