Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Ahmad Sarif,M.Pd.
Tema : Karakter Orang bertaqwa adalah Bersifat Pemaaf
Surat Ali ‘Imran Ayat 133-134
۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
Jama’ah Sholat Dzuhur yang Berbahagia,
Karakter seorang yang bertaqwa adalah memiliki sifat pemaaf,
Ibadah yang telah ditunaikan dibulan Romadhon akan menjadi seorang muslim yang bertaqwa. Bahkan orang yang pasti masuk surga adalah orang yang telah meraih derajat taqwa, Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Ali Imran ayat 133
وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
Siapakah orang yang bertaqwa itu ?
Dalam Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat Ali Imran ayat ke 134 dijelaskan bahwa orang karakter orang yang bertaqwa memiliki sifat Senang bershodaqoh, mampu menahan/mengendalikan Amarah dan memiliki Sifat Pemaaf (Memaafkan Kesalahan Orang Lain).
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan
Bulan Romadhon yang dilalui dan bertemu dengan Bulan Syawal diharapkan menjadi diri kita orang yang suci dan berhati lembut, karena hadistnya sama-sama Dosanya akan diampuni bagi orang yang melakukan Rangkaian ibadah Dibulan Romadhon baik itu Shoum, Tarawih, tadarus dibulan mulia tersebut akan disucikan dari Dosa-dosanya.
Sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam
Romadhon menghapus dosa yang telah lalu
Dari Abu Hurairah Ra bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim No. 860).
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيْمَا نًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya: Barangsiapa beribadah (menghidupkan) bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu (HR Bukhari dan Muslim)
Kedua Hadist tersebut baik ” man Shoma dan Man qoma” Ujung dari hadist tersebut menghapus dosa dan dibersihkan.Dosa yang dibersihkan adalah dosa yang dilakukan kepada tuhan, sedangkan Dosa dari kesalahan kita dengan orang lain sebagai makhluk sosial, harus meminta maaf kepada yang bersangkutan, karena sangat mustahil kita dalam bergaul kerapkali salah Ucap, salah perbuatan dan berbeda pandangan yang menimbulkan gesekan, maka kita mungkin memohon maaf dari dosa dana kesalahan kepada orang lain, dilaksanakan Halal bihalal sebagai Budaya Maaf memaafkan.
Kenapa orang bertaqwa memiliki jiwa pemaaf?
Karena Sang pencipta Maha Pemaaf dan pengampunan maka seorang hamba patut untuk menjadi Pemaaf dan pengampun juga.
firman Allah Ta’ala,
{إنَّ اللهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ}
“Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pema’af lagi Maha Pengampun” (QS al-Hajj:60)
Demikian pula dalam surat an-Nisa’:43 dan an-Nisa’:99.
{وَكَانَ الله ُعَفُوًّا غَفُوْرًا}
“Dan adalah Allah Maha Pema’af lagi Maha Pengampun” (QS an-Nisaa’:99).
Doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk dibaca pada malam lailatul qadr:
اللهم إنك عَفُوٌّ تُحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pema’af, Engkau suka memaafkan (hamba-Mu), maka maafkanlah aku”
Apa beda Memaafkan dan Mengampuni?
Memaafkan biasanya dari sisi dzohirnya yang memaafkan tetapi proses kesalahan tetap di tempuh sebagai akibat yang diperbuat,
Misalnya seorang Orang tua memaafkan kejahatan yang diperbuat seseorang tetapi pengadilan akan terus berlanjut untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,
Contoh lain misalnya seorang suami yang berselingkuh, ia bisa mendapatkan maaf dari istri, tetapi proses cerai tetap berlanjut.
Allah SWT. Maha pengampun dan Maha Pengasih, Allah SWT adalah pencipta kita. Ia mengetahui semua kelemahan kita,Allah berkenan mengampuni kita yang berdosa, memaafkan kita ketika kita tergelincir dan jatuh. Maka banyaklah berdoa untuk diampuni dan saling memaafkan antara sesama.
Surat Az-Zumar Ayat 53
۞ قُلْ يَٰعِبَادِىَ ٱلَّذِينَ أَسْرَفُوا۟ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا۟ مِن رَّحْمَةِ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْغَفُورُ ٱلرَّحِيمُ
Artinya: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Pahala ibadah itu tidak cukup untuk menebus kezaliman yang pernah diperbuat, maka orang yang dizalimi akan memberikan dosa-dosa yang pernah ia lakukan selama di dunia kepada orang yang pernah berbuat zalim kepadanya.
Orang yang zalim dan yang dizalimi akan Allah pertemukan, kemudian orang yang pernah dizalimi akan mengambil pahala ibadah dan kebaikan yang dilakukan oleh orang yang zalim dengan seukuran kezaliman yang dilakukan kepadanya.maka segeralah meminta maaf ketika masih ada umur dan masih didunia.
Rasulullah saw dalam beberapa haditsnya juga sering mengingatkan umat Islam perihal larangan berbuat zalim. Salah satunya adalah sebagaimana disebutkan dalam riwayat Abdullah bin Umar, Rasulullah bersabda:
اتَّقُوْا اللهَ، وَإِيَّاكُمْ وَالظُّلْمَ، فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Artinya, “Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan takutlah kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kelak dihari kiamat banyak yang akan menuntun kedzoliman baik Anak, menuntut kepada orang tua, Saudara saling menuntut dan Istri terhadap Suami dan sebagainya.
Firman Allah SWT dalam Qur’an Surat ‘Abasa
يَوْمَ يَفِرُّ ٱلْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ
34. pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
وَأُمِّهِۦ وَأَبِيهِ
35. dari ibu dan bapaknya,
وَصَٰحِبَتِهِۦ وَبَنِيهِ
36. dari istri dan anak-anaknya.
لِكُلِّ ٱمْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
Semua orang lari dan kabur Karena takut dituntut, bapak dituntut oleh anak tentang nafkah, istri dan saudara menurut dari kita kewajiban yang belum ditunaikan, maka banyaklah memohon maaf dan memberikan maaf serta memperbaiki diri dan menunaikan kewajiban mereka.
Pada momentum lebaran ini banyak sekali orang yang ingin berkunjung untuk menyambung silaturahim dengan sesama. Terdapat Hadits yang diriwayatkan al-Bukhari, Muslim dan lainnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Artinya: Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahim.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِي إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا”. (البخاري)
Artinya: Bukan disebut Wasil (penyambung silaturahim) jika hanya berkunjung kepada orang yang hubungannya normal normal saja. Tetapi disebut Wasil adalah jika kamu diputuskan hubungan dengan dia namun kamu mau bersilaturahim kepadanya.
Islam begitu indah mengajarkan kepada ummatnya agar menjaga keharmonisan dalam bermasyarakat. Oleh sebab itu marilah di momen Syawal ini kita saling memaafkan untuk kehidupan yang lebih harmonis, rukun dan damai
Mudah – mudahan kita sebagai muslim, jauh lebih lemah lembut dan menjadi memaafkan orang lain setelah dibina dibulan Romadhon dan kembali Suci setelah melewati Idul Fitri, Amin ya rabbal ‘alamin
Semoga bermanfaat
Kurang lebihnya mohon maaf
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh