Home Kultum Hidup Setelah Hidup

Hidup Setelah Hidup

635
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Irwan,MA

Tema : Hidup Setelah Hidup

Surat Al-A’raf Ayat 172

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ


Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”,

Tujuh Perjalanan Yang Akan Dilewati Manusia :
1. Azali
2. Arwah
3. Rahim
4. Dunia
5. Barzakh
6. Makhsyar
7. Baqo’ ( Surga dan Neraka).

Sesungguhnya perjalanan kehidupan Manusia pada dasarnya tidak ada yang hilang atau lenyap, yang ada yakni berpindah dari alam yang satu ke Alam yang lainnya.

Seperti halnya dalam bekerja ada istilah mutasi yakni perpindahan dalam dunia kerja, begitu kehidupan pindah Alam kehidupan.


Dari Alam Ruh berpindah kealam Dunia, Dialam Dunia inilah kita harus mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya dengan Amal Sholih yakni diantaranya Ibadah Sholat.

Ibarat orang merantau jika sudah lama ia akan pulang kampung, dan sebelum melakukan ia akan mempersiapkan bekal untuk perjalanan tersebut,

Bekal Pulang kampung yang kekal setelah kematian adalah ketaqwaan itulah sebaik-baiknya bekal.

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ

Dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa (Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 197)


Bagaimana mempersiapkan hidup setelah Hidup?
Dikehidupan yang sesungguhnya kekal Abadi di Akhirat ?

Tak lain adalah dengan Ibadah Sholat,Karena Amal yang lain tidak akan diterima jika kita tidak Sholat.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Kita harus yakin bahwa ibadah kita diterima Allah SWT, karena Allah SWT menuntut kita selain mempunyai bekal kehidupan Akhirat dengan Ibadah juga Allah SWT mengikuti prasangka Hamba-Nya,Hal ini sejalan dengan pesan suci Allah melalui Hadis Qudsinya, Ana ‘inda dhonni ‘abdi bi. Rawahut Tirmidzi. Aku (Allah) senantiasa bersama dengan prasangka hambaKu kepadaKu.

Ibadah Sholat kita, insyaallah dan Harus yakin diterima oleh Allah SWT karena Ada ilmu yang kita dapat yakni ilmu Agama tentang Kaifiatus Sholat harus memperhatikan Rukun dan syarat Sah sholat dan hal-hal yang membatalkan Sholat, berbicara mengenai Khusyu’ kita serahkan penilaiannya pada Allah SWT karena itu Hak progatif Allah SWT.

Dalam diri manusia ada Rasa yang ada diri yang harus yakin akan keberadaan Allah SWT, Allah SWT pasti melihat pasti menyayangi Hamba-hamba yang bertaqwa.

Memang kita tidak dapat seperti Nabi yang Maksum terjaga dari Dosa, tetapi manusia dengan Taufik dan Hidayah Allah SWT melalui Ilmu Agama insyaallah dapat mengendalikan Hawa Nafsunya kearah yang lebih Baik, nafsu dikendalikan dengan Ibadah kepada Allah SWT.

Bagaimana menurut Rasa dalam Diri, yakni dengan Ibadah sungguh -sungguh mencari dan memahami serta mengamalkan Ilmu Agama (Tafaqquh Fiddin) kepada Allah SWT sehingga kita betul -betul yakin akan kehadiran Allah SWT


Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.