Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Kasan,M.Pd.I
Tema : Berbahagia orang yang memelihara Sholatnya
Surat al-Mukminun Ayat 1-11
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman
ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam sholatnya.
Jama’ah Sholat Dzuhur yang dirahmati Allah SWT
Berbahagia orang yang memelihara Sholatnya
Allah SWT membuka surat Al-Mukminun dengan pujian, yakni dengan memuji mereka yang disebut mukmin. Mereka yang dipuji sejatinya mendapatkan kebahagiaan yang paling hakiki di sisi Allah.
ciri-ciri orang Mukmin yang berbahagia pertama adalah mereka yang khusyuk di dalam sholat. Ini adalah kriteria paling awal yang disebutkan Allah di dalam surat Al-Mukminun. Allah berfirman:
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ “
Qad aflahal-mukminun alladzina hum fi sholatihim khaasyiun.” Yang artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya.”
Dijelaskan bahwa, sikap khusyuk yang ditekankan oleh agama dalam sholat dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Serta menghadirkan nuansa hati atas kebesaran Allah SWT. Sehingga dengan kekhusyukan itu, manusia dapat meresapi makna betapa kecil dan tidak berdayanya diri di hadapan Allah SWT.
ciri-ciri Mukmin yang berbahagia adalah mereka yang mampu menjaga sholatnya dengan baik.
Yang mana dalam hal ini, seorang Mukmin ialah mereka yang apabila tiba waktu sholat maka ia akan menyegerakan diri untuk bergegas mendirikan sholat. Tidak lalai, tidak mengundurkan diri, apalagi sengaja meninggalkan sholat. Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ هُمْ عَلَىٰ صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ
“Walladzina hum ala sholatihim yuhaafizhun.”
Yang artinya: “Dan orang-orang yang memelihara sholatnya,”. Orang Mukmin senantiasa tekun menjalankan sholat di waktu-waktu yang telah disesuaikan. Lengkap dengan tata cara yang baik dan benar sesuai dengan yang dianjurkan syariat.
Mereka konsisten mendirikan sholat diiringi dengan keikhlasan beribadah. Tak hanya konsisten, mereka juga memperhatikan aspek-aspek wajib dan juga sunah dalam sholat yang disyariatkan agama.
Civitas Akademika Universitas Muhammadiyah Tangerang, melakukan sholat tepat waktu ini merupakan kebiasaan yang luar biasa, andai Allah SWT memberikan balasan langsung, dengan sholat tepat waktu, maka insyaallah kita kan bahagia Dunia dan Akhirat,semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua,Amin, karena telah memanfaatkan, mengunakan waktu yang luar biasa sangat efektif.
Sholat berjama’ah dan di masjid bagi kaum laki-laki merupakan perintah dan Pahalanya 27 derajat, jika tidak berjama’ah maka kita akan rugi.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu malam mengakhirkan shalat Isya sampai tengah malam. Kemudian beliau menghadap kami setelah shalat, lalu bersabda,
صَلاَةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلاَةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً
“Shalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650)
Terkadang sholat fardhu munfarid (sendiri) banyak godaannya mulai lupa roka’at, lupa do’a lanjutan I’tidal Sampai pada lupa Do’a tahiyat Akhir.
Hadits I’tidal shahih Bukhari berikut ini:
عَنْ رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ الزُّرَقِيِّ قَالَ كُنَّا يَوْمًا نُصَلِّي وَرَاءَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرَّكْعَةِ قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ قَالَ رَجُلٌ وَرَاءَهُ رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ فَلَمَّا انْصَرَفَ قَالَ مَنْ الْمُتَكَلِّمُ قَالَ أَنَا قَالَ رَأَيْتُ بِضْعَةً وَثَلَاثِينَ مَلَكًا يَبْتَدِرُونَهَا أَيُّهُمْ يَكْتُبُهَا أَوَّلُ. (رواه البخاري باب فضل ربنا ولك الحمد)
Diriwayatkan dari Rifa’ah bin Ra’ah bin Rafi; Az-Zuraqi berkata: “Pada suatu hari kami shalat di belakang Nabi SAW. Ketika mengangkat kepalanya dari ruku beliau mengucapkan: Sami’allahu liman hamidah (Semoga Allah mendengar pujian orang yang memuji-Nya).”
“Kemudian ada seorang laki-laki yang berada di belakang beliau membaca; Rabbana wa laka al-hamdu hamdan katsiran thayyiban mubarakan fihi (Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala pujian, aku memuji-Mu dengan pujian yang banyak, yang baik dan penuh berkah).”
“Setelah selesai shalat, beliau bertanya: ‘Siapa orang yang membaca kalimat tadi?’ Orang itu menjawab, ‘Saya.’ Beliau bersabda: Aku melihat lebih dari 30 Malaikat, berebut siapa di antara mereka yang lebih dahulu untuk mencatat (kebaikan dari) kalimat tersebut.” (HR. Bukhari)
Juga Jarang dibaca, Do’a setelah tahiyat akhir, untuk memohon dijauhkan 4 ( Empat) Azab.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّفِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.”
Sekarang telah masuk bulan Rajab, bulan diperintahkan kewajiban ibadah sholat, setelah Rosulallah SAW mengalami peristiwa Isri’ Mi’roj,
Pertanyaannya untuk kita semuanya adalah apakah sholat kita selama ini sudah tepat waktu dan berjama’ah ?
Jagalah ibadah sholat, karena amal ini yang pertama kali dihisab/ dinilai jika sholatny baik baik Amal yang lain, dan semoga amal ibadah sholat kita bisa kita banggakan di Yaumil Akhir.
Riyadhus Sholihin, Kitab Al-Fadhail, Bab 193. Perintah Menjaga Shalat Wajib dan Larangan serta Ancaman yang Sangat Keras bagi yang Meninggalkannya
Hadits #1081
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Orang yang Rutin Shalat 5 Waktu Ibarat Orang yang Mandi di Sungai sebanyak 5 kali
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ » . قَالُوا لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا . قَالَ « فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا الْخَطَايَا »
“Tahukah kalian, seandainya ada sebuah sungai di dekat pintu salah seorang di antara kalian, lalu ia mandi dari air sungai itu setiap hari lima kali, apakah akan tersisa kotorannya walau sedikit?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotorannya.” Beliau berkata, “Maka begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapuskan dosa.” (HR. Bukhari no. 528 dan Muslim no. 667)
Semoga Allah SWT menerima amal ibadah sholat kita semua, sehingga kita dimasukkan kedalam surga-Nya Allah SWT, Amin ya rabbal ‘alamin.
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh