Home Kultum Berbaik sangka kepada Allah SWT (Husnuldzon Kepada Allah SWT)

Berbaik sangka kepada Allah SWT (Husnuldzon Kepada Allah SWT)

908
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Hijrah Abadi,MA

Tema : Berbaik sangka kepada Allah SWT (Husnuldzon Kepada Allah SWT)

Secara bahasa kata Husnudzon berasal dari bahasa Arab “husnu” yang berarti baik dan yang berarti memiliki arti prasangka. Dari kedua kata ini husnudzon dapat diartikan sebagai baik sangka atau berprasangka baik. Husnudzon itu sendiri secara istilah memiliki arti sikap mental dan cara pandang yang menyebabkan seseorang melihat sesuatu secara positif atau melihat dari sisi positif.


Surat Al-Hujurat Ayat 12

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Ada sebuah kisah Husnudzon kepada Allah SWT

Pada suatu hari hiduplah seorang pemuda yang belum menikah bernama Sulaiman ia seorang lelaki yang sudah berumur,tidak ganteng (wajah di bawah rata-rata 65), bukan orang kaya, dari orang biasa, dan ingin menikahi seorang wanita cantik jelita, kulitnya putih merona, kembang desa, bak bidadari dari surga serta juga berbakti kepada orang tua nan Sholehah bernama Fatimah dan ibunya bernama Jubaidah.


Dengan tidak percaya diri ia lapor dan meminta petuah/nasihat dari seorang guru agama / kiai, dan seorang guru tersebut memberikan nasihat, jika seseorang menginginkan sesuatu dan do’anya terkabul maka sholatlah di sepertiga malam terakhir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala menganjurkan kepada Nabi-Nya yang mulia untuk melakukan shalat malam, Antara lain adalah:
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ

“Dan pada sebagian malam hari shalat Tahajjud-lah kamu….” [Al-Israa’/17: 79]

وَاذْكُرِ اسْمَ رَبِّكَ بُكْرَةً وَأَصِيلًا وَمِنَ اللَّيْلِ فَاسْجُدْ لَهُ وَسَبِّحْهُ لَيْلًا طَوِيلًا

“Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” [Al-Insaan/76: 25-26].


Setelah lamanya ibadah dan berdo’a kurang lebih 6 bulan lamanya, yang kadang para ahli ibadah saking sering dan dekat serta intimnya ia kepada Allah SWT, berdo’anya pun seolah sedikit memaksa.

Contohnya : ya Allah SWT tolong jadikan Fatimah jodohku, jika ada yang lain, maka saya saja jodohnya. ( Seorang sufi terkadang saking intimnya dengan Allah SWT terkadang sedikit memaksa dalam Do’anya)

Sehingga setelah lama berdo’a ia meminta izin kepada gurunya untuk melamar Fatimah dan gurunya menyetujui.

Setelah sampai tempat tujuan Sulaiman mengutarakan maksud kedatangannya yakni melamar Fatimah tapi qodarullah Fatimah tidak ada dirumah, sehingga seorang ibu Fatimah yang bernama Jubaidah yang juga seorang janda pun menjawab bahwa sesungguhnya ia telah lama mengenal sosok Sulaiman dan telah 6 bulan lamanya berdo’a agar di jodohkan dengan Sulaiman.

Mendengar jawaban seorang janda tersebut Sulaiman akhirnya melaporkan kembali kepada gurunya mengenai jawaban tersebut (diluar dugaan Melamar Anaknya malah Ibunya yang ingin dinikahi). Kemudian sang guru memberikan nasihat untuk melakukan istikharah, dan Sulaiman pun melakukannya.

Sehingga hasil dari istikharah tersebut menghasilkan keputusan bahwa Sulaiman berpikir berprasangka baik kepada Allah SWT mungkin ada hikmahnya dan juga ia tentu sudah berumur juga tidak masalah mendapatkan seorang janda.

Setelah memutuskan untuk menerima permintaan ibu Jubaidah tersebut akhirnya persiapan pernikahan dipersiapkan mulai dari membuat undangan dan menyebarkannya, memesan catering, Tenda dan Tata rias sudah di persiapkan, Alkisah tapi Allah SWT berkehendak lain bahwa ibu Jubaidah mengalami kecelakaan tunggal dan meninggal dunia.

Rapat keluarga besar pun dilakukan mengingat persiapan pernikahan sudah siap, mulai undang, catering dan tenda, akhir memutuskan bahwa Sulaiman harus dinikahkan dengan Fatimah. Alhamdulillah.

Inilah yang disebut dengan berprasangka baik kepada Allah SWT mendatangkan hikmah kehidupan. Tentu rencana Allah SWT lebih baik dibandingkan rencana hamba-Nya.

Al Insanu Bittafkir Wallahu Bittadbir

“Manusia hanya merencana, Allah yang menentukan”

Dalam keseharian, Rasulullah senantiasa mendidik dan mengarahkan para sahabatnya agar selalu berbaik sangka terhadap Allah. Dari Jabir r.a. dia berkata, aku mendengar Rasulullah tiga hari sebelum wafatnya beliau bersabda,

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ ( رواه مسلم، رقم 2877

“Janganlah seseorang di antara kalian meninggal dunia, kecuali dalam keadaan berbaik sangka terhadap Allah.” (HR Muslim).

Berbaik sangka kepada Allah adalah kenikmatan yang agung dan menjadi jaminan kebahagiaan hidup seseorang di dunia dan akhirat. Hadits Qudsi lengkap tentang sangkaan kepada Allah dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi SAW.

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً (رواه البخاري، رقم 7405 ومسلم ، رقم 2675

”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku. Aku bersamanya saat ia mengingat-Ku. Jika ia mengingatku dalam kesendirian, Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam keramaian, Aku akan mengingatnya dalam keramaian yang lebih baik daripada keramaiannya. Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku akan mendekat kepadanya se depa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari.” (HR Bukhari dan Muslim).

Hikmah yang dapat diambil dari kisah ini adalah :
1. Selalu berprasangka baik kepada Allah SWT menjadi pribadi lebih baik dengan menerima Takdir
2. Jika kita mempunyai keinginan awali dengan berdo’a dikhususkan melalui sholat Tahajud
3. Ikhtiar usaha untuk meraih keinginan
4. Bertawakal sebagai kepasrahan Allah SWT sebagai hasil dari Do’a, Ikhtiar dan Tawakal
5. Segala nikmat dan karunia dari Allah SWT tentu akan membuat kita lebih bersyukur.

Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.