Kultum Dzuhur Disampaikan oleh Ustadz Dr. Lukmanul Hakim,M.Pd.I
Tema : Sifat Orang yang Lupa Allah SWT, Setelah Selamat dari Musibah
Surat Az-Zumar Ayat 8
۞ وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka”.
Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,
Setiap manusia pasti mengalami ujian dalam hidupnya. Dan sifat dasar manusia ketika ditimpa ujian semisal wabah, meninggalnya kerabat, dan hilangnya harta adalah akan memohon pertolongan kepada Allah yang Maha Kuasa.
Manusia akan mendekatkan diri kepada Allah dan berdoa agar musibah atau keburukan yang menimpanya segera sirna. Baik dalam kondisi berbaring, berdiri, maupun duduk, manusia akan segera berdoa meminta keburukan yang menimpanya segera berakhir.
Akan tetapi, ketika Allah SWT mengakhiri keburukan, musibah atau kemalangan yang dialami seorang manusia dan menggantinya dengan kenikmatan, sebagian manusia justru melupakan Allah SWT yang telah menyelamatkan dan menolongnya keluar dari kesulitan. Lebih parah lagi, setelah kemalangan berganti menjadi kenikmatan, hamba tersebut justru tenggelam dalam perbuatan maksiat penuh dosa dan melupakan Allah.
Karakter manusia semacam ini diterangkan dalam Alquran Surat Az-Zumar Ayat 8
۞ وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا ۖ إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka”.
Sebagian mufasir berpendapat yang dimaksud dengan al Insan dalam ayat itu adalah hanya orang-
Sehingga ada sebagian manusia yang ketika memperoleh nikmat dengan hilangnya kemalangan yang menimpanya justru lalai. Namun, ada juga orang yang terselamatkan dari sifat keburukan itu. Mereka adalah yang memperbanyak berdzikir kepada Allah dan sadar akan eksistensinya di dunia.
Karenanya seorang Muslim ketika ditimpa musibah seyogyanya bersabar dan mengingat-ingat nikmat yang telah Allah SWT berikan. Memperbanyak berdzikir kepada Allah. Dan setelah hilangnya musibah dan kemalangan, tetap memelihara rasa bersyukur dan dzikir.
Semoga Bermanfaat
Nashrun min Allah wa Fathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.