Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Ahmad Sarif,M.Pd
Tema : Salam Islam Sempurna, tidak perlu Ditambahi dengan Salam Dari Agama Lain (Walaupun dengan alasan Moderasi)
Surat An-Nisa’ Ayat 59
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ ۖ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( لاَ تَبْدَأُوا اليَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلامِ ، فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيْقِ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memulai salam kepada Yahudi dan Nasrani. Apabila kalian bertemu dengan salah satu dari mereka di jalan maka desaklah ia ke jalan yang sempit.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2167]
Jamaáh Sholat Dzuhur yang berbahagia,
Ummat islam memiliki karakter yang sempurna baik dalam aspek ibadah, Syariáh, Muámalah termasuk dalam hal mengucapkan salam, agama islam memiliki kekhususan, karakter dan pembeda dalam mengucapkan salam yakni salamnya sebagai Doá dan Doá meruapakan Ibadah.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Artinya: “Semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan-Nya
Ketika seseorang membuka percakapan dengan kalimat Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, ini mempunyai makna bahwa mereka sedang mendoakan kebaikan kepada kita baik itu salam singkat yakni Assalamualaikum, atau kalimat salam yang sempurna yakni Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Fenomena yang Viral saat ini adalah salam yang di ucapkan seorang Pejabat ditambahi dengan salam dari agama lain, bagaimana hukumnya dalam pandangan islam ?
Kebiasaan para pejabat Muslim dalam mengucap salam pembuka semua agama di acara resmi tengah di perdebatkan, misalnya mengucapkan Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam Hindu (Om Swastiastu) dan salam Buddha (Namo Buddhaya). salam Katolik (Shalom), salam Kristen (salam sejahtera bagi kita semua) dan salam Khonghucu (salam kebajikan).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jawa Timur mengeluarkan taushiyah atau imbauan dan seruan dalam surat bernomor 110/MUI/JTM/2019 agar tidak melakukan salam lintas agama, karena dinilai syubhat yang dapat merusak kemurnian dari agama yang dianutnya. Salam dimaksud adalah ucapan salam yang berasal dari agama-agama, seperti salam sejahtera bagi kita semua (Kristen), Shalom (Katolik), Om Swastiastu (Hindu), Namo Buddhaya (Buddha) dan Salam Kebajikan (Konghucu), setelah ucapan assalamuaalaikum warahmatullahi wabarakatuh. Menurut MUI Jatim, salam merupakan doa yang tidak terpisahkan dari ibadah yang merujuk kepada keyakinan agama masing-masing.
Bagaimana Islam memandang Salam lintas agama ini ?
Nabi Muhammad SAW lahir, Besar dan hidup di Mekkah, Nabi Muhammad Saw bergaul dengan masyarakat sekitar, yang berbeda Suku, Adat dan agama tidak hanya islam saja, disana ada yang ber agama nasrani, Yahudi, dan lain sebagainya, Pertanyaannya apakah nabi ketika masih hidup mencontohkan dengan mengucapkan salam nasrani dan yahudi ? tentu tidak, maka jawabannya ikuti adab dan akhlak nabi Muhammad SAW.
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( لاَ تَبْدَأُوا اليَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلامِ ، فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيْقِ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memulai salam kepada Yahudi dan Nasrani. Apabila kalian bertemu dengan salah satu dari mereka di jalan maka desaklah ia ke jalan yang sempit.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2167]
Orang kafir mendahului, mengucapkan salam yang benar dalam hadist sebagai berikut :
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( لاَ تَبْدَأُوا اليَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلامِ ، فَإِذَا لَقِيتُمْ أَحَدَهُمْ فِي طَرِيْقِ فَاضْطَرُّوهُ إِلَى أَضْيَقِهِ )) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memulai salam kepada Yahudi dan Nasrani. Apabila kalian bertemu dengan salah satu dari mereka di jalan maka desaklah ia ke jalan yang sempit.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 2167]
Orang kafir mendahului dan mengucapkan salam yang dipelintir, dalam hadist sebagai berikut :
Dalam riwayat lain disebutkan bahwa Anas bin Malik berkata,
مَرَّ يَهُودِىٌّ بِرَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ السَّامُ عَلَيْكَ . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « وَعَلَيْكَ » . فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « أَتَدْرُونَ مَا يَقُولُ قَالَ السَّامُ عَلَيْكَ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ نَقْتُلُهُ قَالَ « لاَ ، إِذَا سَلَّمَ عَلَيْكُمْ أَهْلُ الْكِتَابِ فَقُولُوا وَعَلَيْكُمْ »
“Ada seorang Yahudi melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu ia mengucapkan ‘as saamu ‘alaik’ (celaka engkau).” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas membalas ‘wa ‘alaik’ (engkau yang celaka). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Apakah kalian mengetahui bahwa Yahudi tadi mengucapkan ‘assaamu ‘alaik’ (celaka engkau)?” Para sahabat lantas berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana jika kami membunuhnya saja?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan. Jika mereka mengucapkan salam pada kalian, maka ucapkanlah ‘wa ‘alaikum’.” (HR. Bukhari no. 6926)
Surat An Nisa ayat 86 yang dimaksud adalah,
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا
“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. An Nisa’: 86). Inilah dalil yang jadi alasan sebagian ulama (seperti Syaikh Muhammad bin Sholeh Al ‘Utsaimin rahimahullah) bahwa jika orang kafir memberi salam ‘as salaamu ‘alaikum’, maka hendaklah dibalas dengan yang semisal, yaitu ‘wa ‘alaikumus salam’.
Kenapa dilarang mengucapkan salam orang dari agama lain ?
Jawabannya adalah Salam adalah sifat Ibadah ubudiyah,sebagai Bentuk Doá dan Ibadah kepada Allah dengan Menyapa, menghormati dan mendoákan kepada Allah SWT.
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Artinya: “Semoga Allah melimpahkan keselamatan, rahmat, dan keberkahan-Nya
Jika salam Islam dicampur maka aka nada pencampur adukan Keyakinan dan ini dikwatirkan akan mencampur adukkan Keyakinan, yang dinilai berpotensi ‘merusak’ akidah seorang muslim bila diucapkan. Misalnya salam Hindu (Om Swastiastu) Ya Tuhan Sang Hyang Widhi, semoga semua orang dan semua makhluk hidup selalu dalam keadaan baik, sehat, dan selamat. salam Buddha (Namo Buddhaya) (Terpujilah Buddha) dan agama-agama lain memiliki tuhan yang berbeda, maka perpohonan salam akan bercampur dan memohon kepada tuhan yang banyak dalam pandangan islam ini dinilai dari kesyirikan.
Islam adalah agama yang konfrehensif sempurna dan memiliki tuntutan dalam beribadah, Bersyariáh dan bermuámalah, termasuk dalam memberikan salam, maka karakter ummat islam tidak boleh sama dengan ummat yang lainnya.termasuk dalam Menjawab salam sebagai permohonan Doá.
Semoga Bermanfaat
Nashrun min Allah wa Fathun Qoriib
Wabasyikil Mu’minin
Wasssalamuálaikum Wr. Wb.
Sumber https://rumaysho.com/21964-haram-mengucapkan-salam-kepada-orang-kafir.html
https://kemenag.go.id/opini/salam-lintas-agama-syubhat-benarkah-ftpzn8