Kultum Dzuhur disampaikan oleh BPH UMT Bapak. Ustadz. Dr. H. Dadang Setiawan,MM
Tema : Ibadah Mahdhoh yang telah dilaksanakan harus Memberikan Dampak Positif dalam Kehidupan sehari-hari.
Surat Al-Hujurat Ayat 10
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat
Di bulan Syawal banyak umat Islam melakukan kegiatan positif yakni silaturahim dengan keluarga, para tetangga, maupun teman-teman lainnya. Dengan begitu, semoga di bulan Syawal menjadi bulan penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah SWT karena umat muslim menguatkan tali silaturahim. Dan juga sebagai bentuk mensyukuri nikmat sehat, panjang umur sehingga dapat menjalin tali persaudaraan, mempertahankan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT.
Karena keimanan itu bisa kuat dan juga dapat melemah bahkan bisa bertambah, juga bisa berkurang, yang nantinya bisa hadir ataupun lenyap, maka salah satu cara meningkatkan keimanan dan ketaqwaan adalah dengan melaksanakan perintah Allah SWT dan mencontoh Sunnah Rosulullah SAW, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam:
الإيمان يزيد وينقص
iman itu bisa bertambah dan bisa berkurang
Salah satu unsur terpenting dalam keimanan juga dengan menjaga persaudaraan ialah dengan mempererat tali silaturahim. Hal ini bisa kitra simak dalam pesan Rasulullah SAW melalui hadis:
من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر فَلْيصلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ والْيوم الآخِر فليقل خيراً أوْ لِيَصْمُتْ
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka sambunglah tali persaudaraan, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya ia berkata baik atau diam!”
Berdasarkan Firman Allah Tabaraka wa Ta’ala:
قال الله تعالى: خُذِ ٱلۡعَفۡوَ وَأۡمُرۡ بِٱلۡعرۡفِ وَأَعۡرِضۡ عَنِ ٱلۡجَٰهِلِينَ
“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. [al-A’raaf/7: 199].
Ibadah yang dilaksanakan kepada Allah SWT dalam Ibadah Mahdhoh yang paling penting adalah dampaknya dalam kehidupan sehari-hari,
Misalnya: Ibadah Shoum Romadhon, Sholat atau Ibadah Zakat bahkan Ibadah haji tujuannya adalah memiliki dampak perbaikan diri baik secara vertikal maupun secara Horizontal, mendapatkan gelar orang yang Sholih secara Individu dan Sholih secara sosial
Hati-hati dengan Zaman Fitnah ini!
Terdapat sebuah hadits menjelaskan bahwa seseorang bisa beriman pada pagi, namun sorenya menjadi kafir, sebaliknya sore hari beriman, menjadi kafir pada pagi hari. Waktu yang berubah sangat cepat dalam jangka waktu tidak sampai sehari. Bisa jadi paginya ia masih beriman adanya Rabb pencipta Alam, sorenya ia sudah kafir/mengingkari mengenai ada Rabb pencipta di dunia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
“Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah (musibah) seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” [HR. Muslim]
Para ulama memperingatkan kita bahwa zaman ini adalah zamannya fitnah dan ujian serta sibuknya manusia dengan urusan duniannya yang melalaikan. Dua sumber utama fitnah yaitu syubhat dan syahwat sangat mudah menyambar manusia di era internet dan sosial media saat ini. Fitnah tersebut perlahan-lahan akan mengeraskan hati sebagaimana tikat yang dianyam,
Berikut firman Allah SWT bahwa perintah berpuasa supaya meraih ketaqwaan.
Surat Al-Baqarah Ayat 183
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa
Diayat yang lain, bahwa ibadah Mahdhoh dari sholat berdampak pada terhindar dari perbuatannya keji dan munkar
وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ibadah haji memilki dampak-dampak positif dan kemanfaatan yang banyak baik bagi individu yang melaksanakan ibadah haji maupun masyarakat pada umumnya. Bagi yang melaksanakan ibadah haji, akan terpancar kebaikan dan kesalihan dari pribadinya
Ibadah haji juga melatih seorang Muslim mengamalkan prinsip-prinsip kemanusiaan, persaudaraan, dan persamaan secara universal. Dalam ibadah haji, semua orang diminta menanggalkan pakaian, perhiasan yang seringkali menandai perbedaan daerah, kelas sosial dan sebagainya. Sebagai gantinya, semua memakai pakaian sederhana yang lebih mirip dengan kain kafan. Ketika berthawaf dan berwukuf di arafah, tidak terlihat kefakiran dan kekayaan seseorang.
Selain itu, haji juga mengajarkan nilai-nilai perdamaian dengan menanamkan ruh kedamaian ke dalam dirinya. Ketika melaksanakan ihram, seseorang masuk ke dalam suasana kedamaian yang hakiki dengan siapapun dan lingkungan sekitarnya.
“Inilah seruan perdamaian Islam yang genuine, yang terikat dan lahir dengan aspek-aspek ritual peribadatan, sehingga jauh dari hanya slogan semata,”
Semoga rangkaian ibadah Mahdhoh yang kita telah laksanakan menjadi jalan meraih ketaqwaan kita kepada Allah SWT,Amin ya rabbal ‘alamin,
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh