Home Kultum Cara Meraih Kebahagiaan

Cara Meraih Kebahagiaan

244
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Milana Abdillah Subarkah,MA

Tema : Meraih Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah keinginan, Tujuan dan cita-cita setiap insan, baik itu ia tua, muda dan anak-anak semua menginginkan kebahagian, baik ketika di dunia, apalagi ketika di akhirat.

Akan tetapi kebahagiaan dan sukses dari masing-masing seseorang akan berbeda, tergantung persepsi, tergantung ilmu pengetahuan yang dimilikinya, maka kebahagiaan itu relatif tergantung dari keyakinan dan pengetahuannya,

Ada orang yang berbahagia karena telah meraih prestasi, ada juga mereka yang bahagia karena telah menemukan jodohnya.

Menurut Motivator  Ir. Jamil Azzaini, MM (motivator, penulis, dosen, dan pengusaha Indonesia) Ia mengatakan : Sesungguhnya, kebahagiaan itu ada dua, yaitu kebahagian yang alami dan kebahagiaan yang diciptakan. Kebahagiaan alami contohnya kalau kita naik gaji atau dapat bonus, pasti kita merasakan kebahagiaan. Sedangkan kebahagiaan yang diciptakan adalah kebahagian yang memang kita ciptakan melalui pikiran dan hati kita. Saat jalanan macet total Anda menikmatinya dengan mendengarkan musik, atau kesempatan untuk telpon ke orang-orang yang Anda cintai.

Pertanyaan saya, mana kebahagiaan yang bertahan lama, kebahagiaan alami atau kebahagiaan yang diciptakan? Ternyata bahagia yang bertahan lama adalah kebahagiaan yang kita ciptakan.

Hati-hati juga dengan kebahagiaan semu, alih alih ingin bahagia tetapi efeknya sengsara, misalnya bahagia bermaksiat dengan pasangan yang tidak halal maka akan menimbulkan Keresahan dan Dosa serta berbagai macam penyakit, termasuk ingin happy tetapi minum-minuman Keras misalnya maka akan merusak segalanya.

Maka ciptakan kebahagiaan yang positif yang diridhoi Allah SWT dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW,

Berikut ini adalah sebuah penelitian, 5 hal mengapa orang tidak bahagia?

Terdapat 5 sumber orang tidak bahagia dan mengalami penderitaan, diantaranya:

1. Menyesali masa lalu Masa lalu bukanlah hal yang penting. Sejatinya merupakan jejak langkah kehidupan. Masa lalu hanya bisa dikenang dan dipelajari untuk masa depan yang lebih baik.

Jika ada manusia yang masih menyesali masa lalunya, berarti dia merupakan orang yang kurang kerjaan. Pasalnya, masa lalu tidak ada gunanya dipikirkan. Masa lalu akan memengaruhi kinerja, sikap, pola pikir, dan suasana hari ini.

Susah move on. Begitu anak kekinian bilangnya. Akan menjadikan hidup itu kurang bergairah. Hal itu juga akan memicu penyakit fisik lainnya.

2. Tidak menikmati saat ini Kemarin adalah kenangan, hari ini adalah kenyataan, esok adalah misteri. Seperti itulah hidup. Jika hari ini masih menyesali masa lalu, kehidupan tidak akan pernah dinikmati. Sehingga kehidupan akan terasa buruk.

Yang harus dilakukan saat ini adalah bersyukur dan menikmati adanya anugerah pemberian Allah kepada kita sekarang, saat ini.

3. Mengkhawatirkan masa depan Masa depan adalah misteri yang akan datang. Manusia hanya bisa berencana. Allah lah yang menentukan dan berkehendak atas langkah-langkah yang kita ambil.

Jika mengkhawatirkan masa depan, sama saja dengan men-depe-kan penyesalan. DP (down payment) atau bayar di muka penyesalan. Coba bayangkan! Misalnya seharusnya kekhawatirna yang kita rasakan itu terjadi tahun depan, tapi karena dikhawatirkan saat ini, menderitanya saat ini, bukan tahun depan.
Coba pikirkan, jika saat ini masih menyesali masa lalu dan mengkhawatirkan masa depan, kapan bahagianya?

4. Tidak bisa memaafkan Sejatinya, memaafkan kesalahan orang lain merupakan cara terbaik untuk memiliki kedamaian hidup. Memaafkan orang lain sama dengan membuka kebahagiaan pada hidup. Memaafkan orang lain bukan berarti berdamai dengan orang yang menyakiti, melainkan demi kesehatan dan kehidupan pribadi lebih baik.

Jika tidak bisa memaafkan orang lain, hati anda akan terjerumus kepada dendam. Dendam akan menggerogoti tubuh dan pikiran anda. Hidup menjadi susah dan tubuh akan menjadi sakit. Itulah penderitaan dari mereka yang tidak bisa memaafkan orang lain.

5. Meletakkan kebahagiaan di mulutnya orang lain Kalau selalu mendengarkan apa kata orang, apa sikap orang lain kepada kita, dijamin tidak akan bahagia. Pasalnya, mulut orang lain itu berbeda-beda. Akan sangat mustahil bisa memenuhi apa kata orang.

Misalnya sebuah kasus, anda melihat tetangga memiliki mobil Alphard. Sedangkan anda hanya memiliki mobil avanza. Dalam pikiran anda, anda sangat menginginkan Alphard. Saat anada melihat mobil tetangga, dan menginginkannya, anda tidak akan menikmati avanza anda.

Hidup tidak bahagia diera sekarang ini dan mengalami penderitaan adalah yang paling dominan karena antara harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi,

Maka kuncinya adalah selalu bersyukur, Berdzikir, tidak takut dan tidak bersedih, bergantung dan bertawakkal kepada Allah SWT.

Al Qur’an membimbing manusia untuk berbahagia, Asy syaidah, Happiness, sebagaimana firman-Nya dalam Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 277

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Untuk apa hidup menderita, mengapa harus risau, mumet, ruwet,

Hidup ini telah diatur oleh Allah SWT, Allah SWT sudah menjamin, maka kita harus jalani sebaik-baiknya, dengan mengingat Allah SWT hati menjadi tentram dan bahagia, maka sukses akan diraih.

Surat Ar-Ra’d Ayat 28
أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Apapun yang terjadi, dalam menjalani hidup ini, walaupun badai datang menerpa maka :

“Jadilah orang yang tetap sejuk di tempat panas, tetap manis di tempat yang begitu pahit, tetap merasa kecil meskipun telah menjadi besar, dan tetap tenang di tengah badai yang paling hebat.”

Semoga bermanfaat
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.