Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Erpin Harahap,M.Pd.
Tema : Bagaimana Implementasi Iman,Islam dan Ihsan dalam kehidupan sehari-hari ?
Surat Al-Baqarah Ayat 21
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,
Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia
Beruntung kita yang telah ditakdirkan sebagai seorang muslim, menganut ajaran Islam, karena pada hakikatnya agama Islam agama diridhoi Allah SWT.
Innaddina Indallahil Islam, Artinya: “Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam.
Namun, tentu kita sebagai orang Islam yang muslim, harus senantiasa berbenah apa yang disebut muhasabah, apakah keadaan dan keberadaan Islam kita sudah sesuai dengan yang diharapkan Allah SWT ?
Jawabannya adalah maka kita harus mengikhtiarkan dan ,mengimplementsikan Iman, islam dan Ihsan yang baik dalam kehidupan sehari.
Berikut ini adalah 3 (Tiga) I dalam Ikhtiar berislam, diantaranya :
1. Iman
Ikhtiar yang pertama ini,dalam beragama adalah Iman, Iman ini adalah awal pintu masuk seseorang dalam beragama, beragama harus didasari keimanan, Iman adalah kepercayaan yang dipercayai oleh seseorang yang berkenaan dengan agama, keyakinan maupun kepercayaan kepada Tuhan, nabi, kitab dan sebagainya. Iman adalah hal yang diyakini, sebuah keyakinan atau kepercayaan.
Kita beruntung, karena sejak dari kecil sudah hafal dan tahu rukun iman yang berjumlah 6 (Enam) Iman kepada Allah,Iman kepada Malaikat,Iman kepada Kitab-Kitab Allah,Iman kepada Nabi dan Rasul,Iman kepada Hari Akhir (Kiamat), Iman kepada Qada dan Qadar (Takdir), Yang perlu difahami adalah Iman harus ditingkatkan, difahami dan dibuktikan dengan amal perbuatan yang sholih. Maka juga walaupun Sejak terlahir kita beragama Islam, marilah kita terus memperbaiki dan memaksimalkan kemapuan Konsep Keimanan itu sendiri.
2. Islam
Islam adalah implementasi atau tindakan lanjut dari iman, Dimana Iman adalah pernyataan, maka beriman kita buktikan dengan apa yang kita sebut dengan 5 (Lima) Rukun Islam,Membaca syahadat, Melaksanakan shalat., Membayar zakat. Menjalankan puasa dan Melaksanakan haji dan Alhamdulillah juga kita sejak kecil hafal rukun Islam, tinggal mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ihsan,
Ihsan adalah penggabungan antara iman dan Islam dan prakteknya adalah Ihsan, hadist tentang ihsan ini begitu luar biasa karena malaikat jibril datang dan menyerupai manusia, Laki-laki, berpakaian putih dan berambut hitam, menanyakan kepada Nabi Muhammad SAW, tentang apa itu Ihsan, dan Nabi menjawab bahwa Ihsan adalah: “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”seperti yang disabdakan Rasulullah SAW berikut:
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضًا قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم, فأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, وَ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِسْلاَمِ, فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم : اَلإِسْلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَإِ لَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ, وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً. قَالَ : صَدَقْتُ. فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْئَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِيْمَانِ, قَالَ : أَنْ بِاللهِ, وَمَلاَئِكَتِهِ, وَكُتُبِهِ, وَرُسُلِهِ, وَالْيَوْمِ الآخِرِ, وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدْرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الإِحْسَانِ, قَالَ : أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ : مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ : فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَاتِهَا, قَالَ : أَنْ تَلِدَ الأَمَةُ رَبَّتَهَا, وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِيْ الْبُنْيَانِ, ثم اَنْطَلَقَ, فَلَبِثْتُ مَلِيًّا, ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرُ, أَتَدْرِيْ مَنِ السَّائِل؟ قُلْتُ : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ : فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhu berkata :
Suatu ketika, kami (para sahabat) duduk di dekat Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang lelaki mengenakan pakaian yang sangat putih dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan, dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata : “Hai, Muhammad! Beritahukan kepadaku tentang Islam.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Islam adalah, engkau bersaksi tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah; menegakkan shalat; menunaikan zakat; berpuasa di bulan Ramadhan, dan engkau menunaikan haji ke Baitullah, jika engkau telah mampu melakukannya,” lelaki itu berkata,”Engkau benar,” maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.
Kemudian ia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang Iman”.
Nabi menjawab,”Iman adalah, engkau beriman kepada Allah; malaikatNya; kitab-kitabNya; para RasulNya; hari Akhir, dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk,” ia berkata, “Engkau benar.”
Dia bertanya lagi: “Beritahukan kepadaku tentang ihsan”.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab,”Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya. Kalaupun engkau tidak melihatNya, sesungguhnya Dia melihatmu.”
Lelaki itu berkata lagi : “Beritahukan kepadaku kapan terjadi Kiamat?”
Nabi menjawab,”Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya.”
Dia pun bertanya lagi : “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya!”
Nabi menjawab,”Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya; jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki, tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing telah saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”
Kemudian lelaki tersebut segera pergi. Aku pun terdiam, sehingga Nabi bertanya kepadaku : “Wahai, Umar! Tahukah engkau, siapa yang bertanya tadi?”
Aku menjawab,”Allah dan RasulNya lebih mengetahui,” Beliau bersabda,”Dia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian.” (HR Muslim, no.8)
Ihsan perlu diresapi, Iman dan Islam sebagai Pondasi dalam beragama maka Ihsan adalah perbuatan baik, Perbuatan positif, Langkah dan aktivitas yang bermanfaat,
Bagaimana menghadirkan Ihsan dalam keseharian?
Jawabannya adalah Muroqobatullah yakni jika di kembangkan lebih jauh lagi Ihsan adalah perbuatan Maksimal dengan semua mukmin merasa sadar akan selalu dalam pengawasan Allah SWT (Muroqobatullah) sehingga dalam perbuatan tidak keluar dari aturan Al Qur’an dan As Sunnah Ash Shohihah.
Karena pada hakikatnya Rosulallah SAW diutus adalah menyempurnakan aspek afektif yakni akhlak ummatnya yang terpuji (Akhlaqul Karimah), agar menjadi ummat yang terbaik,
إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الأَخْلاقِ
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)
Bagaimana agar memperoleh akhlaq yang baik mulia ?
Jawabannya adalah : Dengan Sholat.
Jika sholatnya baik maka baik seluruh Amal yang lain, dan sebaliknya.
Karena juga sholat mencegah perbuatan keji dan mungkar.
Tetapi kenapa masih ada orang yang sudah sholat masih berbuat kejahatan dan kemungkaran?
Jawabannya adalah: Sholat yang di laksanakannya bermasalah, mulai dari Sholatnya tidak Khusyu’, Tujuan Sholatnya bisa jadi Riya’, dan lebih berbahayanya lagi Sholat sebagai PENGGUGUR KEWAJIBAN bukan kebutuhan akan pertolongan Allah SWT. Nauzubillah min dzalik.
Ini salah satu gambaran akan keinginan perubahan dari yang lebih baik,Bukannya kita melarang orang sholat atau bersu’udzon kepada orang sholat, karena semua orang yang sholat belum tentu orang baik tetapi dengan sholat yang benar, orang akan menjadi lebih baik,
Konsep Keihsanan kita perlu pengembangan dan pengimplementasian pada kehidupan sehari-hari, agar lebih membumi, bermanfaat bagi keluarga, masyarakat bangsa dan negara yang kita cintai ini,
Surat Al-‘Ankabut Ayat 45 (Sholat mencegah perbuatan Keji dan Munkar)
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan
Surat Al-Baqarah Ayat 45 (Minta tolonglah kepada Allah SWT dengan Sabar dan Sholat)
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,
Hadits tentang Amal yang pertama kali dihisab Sholat, jika baik maka baik semua Amalnya,
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا )) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ ، وَقَالَ : (( حَدِيثٌ حَسَنٌ ))
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.”
[HR. Tirmidzi, no. 413]
Semoga bermanfaat
Kurang lebihnya mohon maaf,
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh