Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Erpin Harahap,MA
Tema : Etika Nongkrong (duduk-duduk) dalam Pandangan Islam
Allah berfirman:
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ ( النور : ٣٠)
Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (Q.S. an-Nur [24] : 30).
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ بِالطُّرُقَاتِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا لَنَا مِنْ مَجَالِسِنَا بُدٌّ نَتَحَدَّثُ فِيهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ» قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ: غَضُّ الْبَصَرِ، وَكَفُّ الْأَذَى، وَرَدُّ السَّلَامِ، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ (رواه البخاري و مسلم)
Dari Abu Sa’id al-Khudri ra., Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kalian menjauhi duduk-duduk di pinggir jalan. Para Sahabat berkata: “Kami tidak dapat meninggalkannya, karena merupakan tempat kami untuk bercakap-cakap”. Rasulullah SAW berkata: “Jika kalian enggan (meninggalkan bermajelis di jalan), maka berilah hak jalan”. Sahabat bertanya: “Apakah hak jalan itu?” Beliau menjawab: “Menundukkan pandangan, menghilangkan gangguan, menjawab salam, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Jama’ah Sholat Dzuhur yang insyaallah Dimuliakan oleh Allah SWT
Syukur Alhamdulillah atas segala nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita hari ini baik nikmat iman, Islam nikmat sehat wal’afiat sehingga kita dapat melaksanakan sholat Dzuhur berjama’ah, semoga Amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT, Amin
Sholawat beserta salam kita sampaikan kepada sanjungan kita, Nabi Muhammad SAW, semoga kita dapat semaksimal mungkin dapat menerapkan Sunnah-Sunnahnya dan menjadikannya sebagai teladan kita dalam kehidupan sehari-hari, insyaallah
Jama’ah Sholat Dzuhur yang dirahmati Allah SWT,
Tema kultum hari ini adalah etika ataupun Adab dalam berkumpul, duduk, nongkrong bersama dalam pandangan Islam
Berkumpul,duduk bersama atau nongkrong yang sangat familiar, sudah menjadi hal yang lumrah, sebagai adat istiadat, karenanya kebiasaan bersama teman, keluarga adalah sesuatu yang baik.
Saat kita berkumpul akan ada hal-hal yang bisa saling menasehati, ada juga yang mungkin menjadi penyemangat, juga ada yang memberi solusi dalam permasalahan yang dihadapi.
Namun nongkrong atau kumpul, duduk-duduk ada etika atau Adab yang perlu dipahami, agar tidak disusupi, diiringi nilai negatif berjenis maksiat.
Kadang ada nongkrong yang baik berpahala dan ada juga nongkrong yang tidak baik membawa malapetaka yakni dosa maksiat,
Dalam sebuah hadits diantaranya orang yang Islamnya baik, orang yang meninggalkan sesuatu yang buruk, memahami sesuatu tidak baik untuk dirinya,
Di antara tanda baiknya seorang muslim adalah ia meninggalkan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Waktunya diisi hanya dengan hal yang bermanfaat untuk dunia dan akhiratnya. Sedangkan tanda orang yang tidak baik islamnya adalah sebaliknya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ
“Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Nongkrong boleh tetapi harus dilihat tujuan dan keadaan apakah bermanfaat atau tidak?
Jika hal itu baik, maka sesuatu baik dan boleh.
Jika nongkrong mengarah pada yang tidak baik atau maksiat maka tidak baik dan menimbulkan Dosa.
Para sahabat pernah berdialog dengan Rosulallah SAW pada saat sedang nongkrong dan Rosulallah SAW memberikan Nasehat hal-hal adab apa saja yang harus dipenuhi.
Seakan ada sensasi berbeda yang didapatkan manakala berkumpul bersama di pinggir jalan dibandingkan dalam ruangan. Realita di era modern, kita saksikan khususnya anak-anak muda senang menghabiskan waktunya untuk nongkrong di pinggir jalan, bahkan sebagian dibumbui kemaksiatan dengan berbagai modelnya, kadang lebih betah nongkrong berjam-jam ketimbang menyibukkan diri dengan beri’tikaf dan mengikuti majelis taklim di masjid.
Para sahabat pun tidak terlepas dari kebiasaan ini dan pastinya berbeda dengan kita sekarang. Pada awalnya Rasul mengingatkan para sahabat menghindari duduk di pinggir jalan sebagai bentuk kehati-hatian. Ketika mereka mengemukakan alasannya, Nabi pun tidak melarang, hanya saja memberikan rambu-rambu yang harus diperhatikan.sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِيَّاكُمْ وَالْجُلُوسَ بِالطُّرُقَاتِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا لَنَا مِنْ مَجَالِسِنَا بُدٌّ نَتَحَدَّثُ فِيهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِذَا أَبَيْتُمْ إِلَّا الْمَجَالِسَ فَأَعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ» قَالُوا: وَمَا حَقُّ الطَّرِيقِ؟ قَالَ: غَضُّ الْبَصَرِ، وَكَفُّ الْأَذَى، وَرَدُّ السَّلَامِ، وَالْأَمْرُ بِالْمَعْرُوفِ، وَالنَّهْيُ عَنِ الْمُنْكَرِ (رواه البخاري و مسلم)
Dari Abu Sa’id al-Khudri ra., Rasulullah SAW bersabda: “Hendaklah kalian menjauhi duduk-duduk di pinggir jalan. Para Sahabat berkata: “Kami tidak dapat meninggalkannya, karena merupakan tempat kami untuk bercakap-cakap”. Rasulullah SAW berkata: “Jika kalian enggan (meninggalkan bermajelis di jalan), maka berilah hak jalan”. Sahabat bertanya: “Apakah hak jalan itu?” Beliau menjawab: “Menundukkan pandangan, menghilangkan gangguan, menjawab salam, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kata Rosulallah SAW : wahai para sahabat hindari duduk dipinggir jalan !
Sahabat menjawab:
Sesungguhnya kami duduk disini hanya ngobrol-ngobrol,
Rosul menjawab : kalau kalian enggan tidak mau meninggalkannya, maka berikan hak bagi pengguna jalan !
Sahabat bertanya: apa itu ya Rosulallah SAW?
1. Menundukkan pandangan, jangan menganggu, menggodai orang sedang lewat
2. Menghindari dari menyakiti orang lain
3. Boleh kumpul tetap menjawab salam, boleh kumpul nongkrong, tetapi jika ada orang yang yang mengucapkan salam harus dijawab salamnya, tidak cuek atau mengabaikannya.
4. Menyeruh untuk berbuat baik, mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan,
5. Mencegah dari terjadinya suatu kemungkaran
Etika nongkrong, duduk-duduk perlu dipahami agar terhindar dari hal-hal yang membawa dosa maksiat.
Ngobrol pada zaman sahabat insyaallah dalam kebaikan, berbeda dengan zaman sekarang, maka perlu diarahkan, nongkrong riskan pada hal negatif, baik menyakiti orang sedang lewat atau hal-hal lainnya.
Ushikum wa nafsiy bitaqwallah : Aku menasihati anda semua dan diriku sendiri untuk bertakwa kepada Allah SWT. Marilah kita duduk, nongkrong dengan tetap memperhatikan etika yang telah disabdakan Rasulullah SAW
Duduk dengan nuansa akademik harapannya untuk kebaikan akademiknya meningkat prestasinya gemilang, misalnya Banyak nongkrong di Perpustakaan ini adalah nongkrong nuansa akademik di lantai 19, sehingga mahasiswa tetap nyaman berkumpul, nongkrong cerdas terbangun, akademik bagus dan tempat yang nyaman. Sebagaimana pepatah Arab mengatakan :
خَيْرُ جَلِيْسٍ فيِ الزَّمَانِ كِتَابٌ
Sebaik-baik teman duduk pada setiap waktu adalah buku
Semoga bermanfaat
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh