Home Kultum Kiat Menghadapi Resesi Tahun 2023 dan Solusinya !

Kiat Menghadapi Resesi Tahun 2023 dan Solusinya !

452
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Sutarji,MM

Tema : Kiat Menghadapi Resesi Tahun 2023 dan Solusinya !


Jama’ah Sholat Dzuhur yang dimuliakan Allah SWT

Q.S Al Hasyr:18

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.

Resesi secara sederhana kondisi perekonomian suatu negara sedang buruk karena beberapa hal, secara luasnya adalah kemerosotan ekonomi yang tidak hanya disebabkan dari aktivitas ekonomi itu sendiri. Perkembangan teknologi turut menjadi faktor adanya resesi. Hal ini bisa terjadi karena adanya penurunan lapangan pekerjaan yang banyak digantikan oleh teknologi terkemuka seperti Artificial Intelligence (AI) dan robot.

Akhir-akhir ini hampir semua kepala negara bahkan mengkampanyekan negaranya yang akan mengalami resesi.

Indikatornya adalah dapat terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) negatif,PHK,Suku bunga Naik,dan Inflasi, pengangguran meningkat, hingga pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.

Para Ekonom diantaranya memberikan 2 (Dua) Nasihat Kiat menghadapi tahun resesi, yakni:

1. Selalu menyediakan Uang Tunai dirumah, termasuk Logam Mulia, ini dimaksudkan sebagai Dana Cas Liquit yang jika dalam keadaan darurat membutuhkan dana mudah dalam mencairkannya, dan tidak mengantri bahkan tidak seperti properti yang tidak cepat terjual.
2. Stop berhutang, karena BI memberikan bunga konvensional naik, semua KPR akan naik karena suku bunga acuannya adalah BI jika BI naik, maka semua lembaga keuangan akan menaikkan Suku bunga, hal ini juga telah telah wanti-wanti dalam ajaran Islam, yakni sebagaimana sabda Rasulullah SAW bahwa beliau tidak menyolatkan orang yang mempunyai Hutang walaupun satu Dhinar, maka hati-hatilah orang yang berhutang untuk segera membayarnya.

Bahkan Rasulullah SAW pernah menolak ketika diminta untuk menshalatkan salah seorang sahabat yang meninggal dunia namun masih memiliki utang yang belum terlunasi.



عَنْ جَابِرٍ قَالَ تُوُفِّـيَ رَجُلٌ، فَغَسَّلْنَاهُ وَحَنَّطْنَاهُ وَكَفَّنَّاهُ، ثُمَّ أَتَيْنَا بِهِ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي عَلَيْهِ ، فَقُلْنَا : تُصَلِّي عَلَيْهِ؟ فَخَطَا خُطًى، ثُمَّ قَالَ : أَعَلَيْهِ دَيْنٌ؟ قُلْنَا : دِينَارَانِ، فَانْصَرَفَ فَتَحَمَّلَهُمَـا أَبُوْ قَتَادَةَ، فَأَتَيْنَاهُ، فَقَالَ أَبُوْ قَتَادَةَ: الدِّيْنَارَانِ عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (أُحِقَّ الْغَرِيْمُ وَبَرِئَ مِنْهُمَـا الْـمَيِّتُ؟) قَالَ: نَعَمْ، فَصَلَّى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ بَعْدَ ذٰلِكَ بِيَوْمٍ: (مَا فَعَلَ الدِّينَارَانِ؟) فَقَالَ: إِنَّمَـا مَاتَ أَمْسِ، قَالَ: فَعَادَ إِلَيْهِ مِنَ الْغَدِ، فَقَالَ: لَقَدْ قَضَيْتُهُمَـا، فَقَالَ رَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (الْآنَ بَرَدَتْ عَلَيْهِ جِلْدُهُ).]



Dari Jabir ra., ia berkata, “Seorang laki-laki meninggal dunia dan kami pun memandikan jenazahnya, lalu kami mengkafaninya dan memberinya wangi-wangian. Kemudian kami datang membawa mayit itu kepada Rasûlullâh SAW. Kami berkata, ‘Shalatkanlah jenazah ini.’ Beliau melangkahkan kakinya, lalu bertanya, ‘Apakah dia mempunyai tanggungan utang?’ kami menjawab, ‘Dua dinar.’ Lalu Beliau SAW pergi. Abu Qatadah kemudian menanggung utangnya, kemudian kami datang kepada Beliau SAW lagi, kemudian Abu Qatadah berkata, ‘Dua dinarnya saya tanggung.” Maka Rasûlullâh SAW bersabda, ‘Kamu betul akan menanggungnya sehingga mayit itu terlepas darinya? Dia menjawab, ‘Ya.’ Maka Rasûlullâh pun menshalatinya. Kemudian setelah hari itu Rasûlullâh SAW bersabda, ‘Apakah yang telah dilakukan oleh dua dinar tersebut?’ Maka Abu Qatadah berkata, “Sesungguhnya ia baru meninggal kemarin.’” Jabir berkata, ‘Maka Rasûlullâh mengulangi pertanyaan itu keesokan harinya. Maka Abu Qatadah berkata, ‘Aku telah melunasinya wahai Rasûlullâh!’ maka Rasûlullâh bersabda, ‘Sekarang barulah dingin kulitnya!’

bahkan Rasulullah SAW pernah menolak ketika diminta untuk menshalatkan salah seorang sahabat yang meninggal dunia namun masih memiliki utang yang belum terlunasi.


وعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (نَفْسُ الْمُؤْمِنِ مُعَلَّقَةٌ بِدَيْنِهِ حَتَّى يُقْضَى عَنْه



“Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda, “Jiwa seorang mukmin itu tertahan oleh sebab utangnya sampai utang itu dilunasi.


Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum Wr Wb




LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.