Kultum Dzuhur disampaikan oleh Dr. Asep Suhendar,M.Pd.
Tema : Goncangan, Hambatan dan Gempa Aqidah menimpa Semua Kaum Muslimin ! Persiapkan dan Pertahankan.
Surat Al-Baqarah Ayat 156
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)
Islam dibangun atas 5 (Lima) Perkara
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)
Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu anhuma berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara. (1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah, (2) mendirikan shalat, (3) mengeluarkan zakat, (4) melaksanakan ibadah haji, dan (5) berpuasa Ramadhan”. [HR Bukhari dan Muslim].
Jama’ah Sholat Dzuhur yang dirahmati Allah SWT
Kami mengajak marilah kita mendo’akan saudara-saudara kita yang telah timpa musibah gempa bumi di Cianjur Jawa barat,Semoga Almarhum dan Almarhumah dijemput dalam kematian yang dalam keadaan husnul khotimah, diterima Amal Ibadah dan Islamnya dan ditempatkan di Surga-Nya Allah SWT, Aamiin ya Rabbal’alamin. Dan keluarga, masyarakat yang ditinggalkan serta yang terdampak semoga diberikan Kekuatan, Ketabahan dan Keikhlasan.
اَللُّهُمَّ اغْفِرْلَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ
Artinya : “Ya Allah, ampunilah mereka, belas kasihanilah, hapuskanlah dan ampunilah dosa-dosa mereka.”
Islam dibangun atas 5 (Lima) Perkara
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)
1. Syahadat
2. Sholat
3. Zakat
4. Haji
5. Shoum
Islam dibangun atas 5 perkara, kalau kita mendengar kata dibangun, konotasinya adalah bangunan, pondasi syahadat, tiang adalah Ibadah sholat dan yang menjadi Dinding, Jendela,Atapnya adalah Membayar Zakat, Menunaikan Ibadah Haji dan Berpuasa di Bulan Romadhon, Shalat adalah tiang agama, dan barang siapa meninggalkannya sungguh ia telah merusak agamanya. Pernyataan ini berdasarkan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai berikut:
الصلاة عماد الدين فمن اقامها فقد اقام الدين ومن هدمها فقد هدم الدين
Artinya: “Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya, sungguh ia telah menegakkan agama (Islam) itu; dan barang siapa merobohkannya, sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu” (HR al-Baihaqi).
Sedemikian penting peran shalat dalam menegakkan agama, maka keluarga sebagai basis pertama pendidikan agama memiliki peran sangat strategis dalam penegakan pelaksanaan rukun Islam kedua itu. Dalam kaitan ini, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad dalam sebuah kitabnya menasihatkan kepada para kepala keluarga untuk memastikan anggota keluarganya senantiasa melaksanakan shalat sebagaimana perintah Allah subhanahu wata’ala. Nasihat itu sebagai berikut:
ـ(وعليك) بحمل كل من لك عليه ولاية من ولد وزوجة ومملوك على فعل الصلوات المكتوبة. فإن امتنع أحد من هؤلاء من فعلها فعليك بوعظه وتخويفه، فإن تمرد أو أصر على الترك فعليك بضربه وتعنيفه، فإن إمتنع ولم ينزجر عن الترك فعليك بمقاطعته ومدابرته فإن تارك الصلاة شيطان بعيد عن رحمة الله، متعرض لغضبه ولعنته
Artinya: “Wajib bagi Anda memerintahkan kepada siapa saja yang berada di bawah kepemimpinan Anda, baik anak, istri, pelayan, dan sebagainya, agar melaksanakan shalat. Jika salah seorang dari mereka tetap enggan melaksanakannya, haruslah Anda nasihati jika perlu mempertakutinya. Jika ia terus membangkang dan berkeras hati untuk tetap mengabaikan shalat, haruslah Anda memarahinya ataupun menghukumnya. Jika sesudah itu semua ia masih tetap menolak, wajiblah Anda mendiamkannnya dan menolak hubungan dengannya sebab orang yang meninggalkan shalat serupa setan yang jauh dari rahmat Allah serta menjadi sasaran murka dan kutukan-Nya” (Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad, Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah [Dar al-Hawi, 1994], Cetakan II, hal. 102).
Berbicara Bangunan Jika tidak Kuat dan salah, sembarangan dalam membangun maka bangunan akan Runtuh, seperti bangunan yang terkena Guncangan Gempa Bumi, banyak guncang gempa bumi hancur banyak gedung runtuh, meskipun ada gempa bumi ada juga bangunan yang tidak runtuh bisa jadi bangunan tersebut benar dalam membuat pondasi, dan yang runtuh mereka bisa jadi ada kesalahan dalam membangun.
Seperti Orang yang meninggal Dalam keadaan Muslim dan Husnul khatimah, bukan tidak ada gempa Aqidah, Goncangan Aqiqah bahkan Tsunami Aqiqah, tetapi dengan Pondasi Tauhid yang kuat maka ia dapat mempertahankannya, melewatinya dan menghiasi hidup dengan Beriman dan beramal Sholih sehingga mendapatkan Ridho Allah SWT.
Manusia akan mengalami gempa Aqidah! Kapan ?
1. Ketika didalam hati, ada keyakinan ada kekuatan selain kekuatan Allah,
2. Ketika pikiran terbersit ada kekuatan selain kekuatan Allah SWT,
3. Ketika beribadah dan meminta kepada selain Allah SWT, maka orang tersebut masuk pada runtuh Aqidah dan telah terkena Musibah Gempa Aqidah yakni Musrik, Allah SWT tidak akan mengampuninya
Surat An-Nisa’ Ayat 48
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar
Dalam istilah gempa, terdapat gempa besar dan gempa kecil,
Jika di istilahkan musibah, Musyrik adalah gempa besar dan gempa kecil adalah lebih takut atasan dibandingkan Tuhan. Gempa kecil, lebih takut kepada orang dari pada takut kepada Allah SWT.
Apa yang harus dilakukan jika terjadi Goncangan bukan pada Alam, atau bangunan melainkan pada Manusia ?
Maka sebelum itu terjadi kita harus mempersiapkan diri, Berbekal diri dengan Tauhid yang Kokoh, kuat dan tak tergoyahkan,
Bagaimana jika tidak hanya goncangan yang dialami manusia tetapi hambatan juga ?
Maka manusia harus berIman dan berilmu agar dapat melewatinya
Bagaimana jika gempa menyerang Aqiqah Manusia?
Maka solusinya adalah mereka harus banyak bertaqorrub (Mendekatkan diri) kepada Allah SWT, banyak berdzikir, melakukan Amalan Ibadah Sholat, Zakat, Haji dan Shoum untuk dapat terus mempertahankan diri jika ada gempa susulan atau jika sewaktu-waktu datang kembali.
Lalu bagaimana jika ada orang yang Aqiqahnya terkena gempa sehingga menjadi Musyrik yakni percaya kepada Allah SWT dan percaya ada kekuatan lain selain kekuatan Allah SWT, sholat tidak ditunaikan, Zakat Tidak apalagi Shoum Romadhon, maka ia seperti bangunan yang nyaris rapuh, bahkan lebih buruk lagi seperti bangunan yang runtuh, seram, menakutkan, angker, dan jika ia hidup tidak bertaubat seperti rumah penuh hantu yang berjalan ?
Segera bertaubat dengan Taubatan Nasuha, Menyesali, tidak mengulangi dan melakukan perbaikan diri.
Surat Ali ‘Imran Ayat 133
۞ وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa
Semoga kita dapat menjadi hamba-Nya yang Bertaqwa, Kuat dan Kokoh dalam keimanan dan Ketauhidan sehingga dapat melewati Goncangan, Hambatan, godaan dan gempa Aqidah yang datang. Amin ya rabbal ‘alamin
Nashrun min Allah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum Wr Wb.