Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Asep Suhendar,M.Pd.
Tema : 2 (Dua) Efek kebaikan untuk Diri dan Orang Lain
Surat Al-Isra’ Ayat 7
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri
Sesungguhnya berbuat baik memiliki 2 (Dua) dampak baik untuk Diri maupun untuk Diri dan Orang Lain, kebaikan yang kita lakukan akan kembali kepada kita, begitu juga sebaliknya, maka tanamlah kebaikan untuk esok dan hari yang akan datang kita dapat menuainya
Melakukan Amal Thoharoh seperti mandi, atau amal lain baik Olahraga, makan, minum, ibadah sholat itu semua untuk mendapatkan kebaikan bagi diri sendiri
Ada juga kebaikan untuk diri dan Orang Lain misalnya melihat orang yang kelaparan, membayar zakat, menolong orang yang kesusahan ini akan meringankan beban orang lain bahkan menjadi wasilah untuk kita berpahala dengan kita menjadi insan bermanfaat
Tidak hanya kebaikan berdampak, keburukan pun mempunyai 2 (Dua) Dampak Bagi Diri dan Diri serta Orang Lain
Sesungguhnya Amal kebaikan dan keburukan bernilai Relatif kalau dinilai dari Etika, berbeda dengan Aturan dan Hukum Agama kebaikan dan keburukan sangatlah Jelas (Haq dan Bathil)
Al Kisah seorang Kepala Desa mempunyai Dua Anak pemuda, Anak pertama memiliki kekuatan prima, tenaga yang kuat dan Otot besar, berbeda dengan anak pertama anak kedua tidak berotot dan hanya mengandalkan kecerdasannya.
Singkat cerita seorang kepala desa tersebut sakit dan berwasit kepada kedua putranya sebelum meninggal, bahwa ia mempunyai satu harta yakni berupa kolam/Balong dan berpesan agar harta peninggalan yang satu-satunya itu jangan sampai dijual tapi harus dimanfaatkan saja dan ia pun meninggalkan untuk selama-lamanya.
Setelah beberapa hari sepeninggal orang tuanya, kedua pemuda ini ingin merealisasikan bentuk wasiat ayahandanya yakni memanfaatkan kolam untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, mulai dari anak yang pertama yang berotot mengambil air dengan menimbanya dengan naik turun dengan ember dan menjual kepada masyarakat dengan sepanjang kekuatan otot dimilikinya.
Anak kedua memiliki cara lainnya yakni mencari kebaikan dari memanfaatkan kolam dengan menggali lebih dalam menggunakan pipa yang di sedot dengan mesin genset air/jet pump sehingga tidak perlu mengandalkan tenaga otot. Tetapi anak pertama yang berotot kuat tapi tidak yakin bahwa itu berhasil. Sifat iri dengki si kakak ini muncul sehingga ia terus mengawasi kerja adiknya sehingga ember yang ia bawa jatuh mengenai kakinya sehingga kakinya patah dan ia tidak berdaya.
Setelah perjuangan panjang, lama dan letih, keberhasilan berpihak pada sang adik sampai ia sukses dan berhasil membeli sepeda motor sedang sang Kakak tidak dapat kemana-mana karena cedera, tapi tidak sampai disitu dendam sang kakak pun berlanjut ketika adik berkendara ia mencelakainya sehingga kaki adiknya pun patah,
Tetapi karena sang adik cerdik dan selalu menggunakan kecerdasannya ia pun tetap menjadi seorang entrepreneur dengan menjual air cukup dengan duduk di kursi memutar keran dan konsumen berdatangan untuk membeli air, tanpa keluar tenaga besar.
Ibroh pelajaran dari cerita ini kebaikan harus segera dilakukan, ada kebaikan yang perlu waktu, pemikiran yang panjang, menunda sebentar untuk hasil yang lebih lama, lebih baik, lebih banyak mendatangkan manfaat untuk banyak orang.
Ada pepatah mengatakan ” Siapa yang menanam maka ia menuai”
Mari kita berbuat kebaikan mulai dari Diri Sendiri, Mulai hari ini, Dan yang akan datang
Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh