Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Ahmad Sarif,M.Pd.
Tema : Tidak akan Tersesat Orang yang berpegang pada Al Qur’an dan As Sunnah Ash Shohihah
Al-Qur’an dan As sunnah adalah jaminan keselamatan hidup
Diriwayatkan dari Imam Malik bahwa telah sampai kepadanya hadis bahwa Rasulullah ṣallallāhu ‘alaihi wasallam bersabda:
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
“Aku telah tinggalkan kepada kalian dua hal yang jika kalian berpegang teguh kepadanya tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah dan sunah nabi-Nya.” (HR. Malik dalam al-Muwatha‘)
Tidak akan Tersesat Orang yang berpegang pada Dua Tuntutan Hidup yakni Al Qur’an dan As Sunnah Ash Shohihah
Kenapa Persyarikatan Muhammadiyah Hanya berpegang Teguh pada Al Qur’an dan As Sunnah dalam mengambil Hujjah ? Tidak pada selain pengambilan dasar hukum yang lain seperti Ijma, Qiyas atau Al -‘ Urf dsb.
Jawabannya:
Pertama dan utama Persyarikatan Muhammadiyah dalam persepektifnya Al Qur’an dan As Sunnah adalah Panduan yang Utama dalam mengambil Dalil sehingga Harus Konsisten pada sumber Aslinya tidak ada campur tangan manusia baik Untuk Ibadah Mahdhoh maupun Ibadah Ghoiru Mahdhoh.
Bahwa Islam Agama Wahyu bukan agama akal,walaupun akal sebagai salah satu instrumen dalam memahami Wahyu, tetapi Jenderalnya adalah Wahyu.
Islam adalah Agama Nabi Muhammad SAW
Di ayat yang lain, Allah Ta’ala mengatakan,
وَإِنَّهُ لَتَنْزِيلُ رَبِّ العَالَمِينَ * نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الأَمِينُ * عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنْذِرِينَ
“Dan sesungguhnya Al-Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruhul Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Asy-Syuara’: 192-194).
Islam agama Wahyu, Tekstual dikembangkan menjadi kontekstual, yang harus dikedepankan adalah Praktik Iman,Islam dan Ihsan.
Bicara Islam bicara Al Qur’an dan As Sunnah sebagai Dasar Dalil, Pengambilan Hujjah,Istinbat Hukum untuk mengisi kehidupan Dunia dan selamat di kehidupan Akhirat,
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara harus ada dasar, harus ada ketentuan Yuridisnya
Bahkan di Kampus kita pun segala Aktivitas harus ada dasarnya,
Kalaulah yang kecil saja diatur ada dasar dan ketentuannya, apalagi dengan beragama maka harus ada dasar yang benar,Asli dan dari Tuhan yang Maha Esa Allah SWT yakni Al Qur’an dan As Sunnah.
Alasan kedua kita diperintahkan Allah SWT dan rasul-Nya untuk mengikuti contoh dari Al Qur’an dan As Sunnah,
Surat Ali ‘Imran Ayat 31
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang
Perintah bagi orang beriman untuk mentaati Allah SWT dan rasul-nya termanisfestasi juga di dua kalimat syahadat sebagai bentuk ikrar,Janji,Ikatan untuk menjadi Hamba-Nya yang bertaqwa.
Asyhadu an laa ilaha illallah, wa asyhadu anna muhammadar rasulullah.
Artinya: “Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan saya bersaksi bahwa Nabi Muhammad itu utusan (Rasul) Allah.”
Sudah ada Perintah Allah SWT dalam Al Qur’an,Ikuti aturan Allah SWT dan Rosul-Nya, Jangan berani membuat syariat baru,jangan Sok Tahu, Jangan memberikan dalil yang tidak sesuai.
Kalau sudah ada perintah Allah SWT cukup kita mengikutinya saja tidak boleh membuat syariat Baru.
Surat Al-Hujurat Ayat 1
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Ketiga Agama Islam adalah Agama milik Allah SWT
Surat Az-Zumar Ayat 3
أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik).
Agama Islam adalah Agama milik Allah SWT, bukan milik Ulama, Bukan Milik Ustadz. Tidak boleh membuat aturan sendiri meskipun tujuannya baik.
Banyak diantara kaum muslimin dalam ibadah sholat menambahkan bacaan-bacaan tertentu supaya sholatnya khusyu’, tetapi Rosulallah SAW tidak mencontohkan maka ibadah tertolak.
Dijelaskan dalam hadis riwayat Bukhori : Man ‘amila ‘amalan laisa ‘alaihi amrunaa fahuwa roddun.” Artinya : Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak didasari perintahku maka amalan itu ditolak.
Sebagai contoh ada sebuah Perusahan dipimpin Direktur, ketika ada peraturan untuk meletakkan penghijauan dengan menaruh pot bunga di meja Ruang resepsionis, Lalu ada karyawan yang merasa tidak bagus tanam di atas meja dan dipindahkan, maka apa yang terjadi?
Direktur marah ! siapa yang memindahkannya ?
Karyawan itu akan dimarahi : Memang kamu siapa ? Kamu yang mempunyai perusahaan ? saya apa kamu ? Ini perusahaan saya terserah saya dan apa kata saya!
Hikmahnya :
Niat baik harus tetap berdasarkan aturan yang berlaku dan dalam berkehidupan seorang muslim hendaknya berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As Sunnah Al Maqbullah
Mudah-mudahan kita dapat menjalankan Prinsip Dasar dalam berislam dan memegang betul landasan Hukum yang Utama Al Qur’an dan As Sunnah, Amin
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh