Home Kultum STIGMA TERHADAP ISLAM : Agama Dukun, Agama Miskin dan Pedoman Islam Al...

STIGMA TERHADAP ISLAM : Agama Dukun, Agama Miskin dan Pedoman Islam Al Qur’an untuk orang Meninggal

378
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Prof. Dr. Sutarmadi.MA

Tema : STIGMA TERHADAP ISLAM : Agama Dukun, Agama Miskin dan Pedoman Islam Al Qur’an untuk orang Meninggal

Umat Islam kini dihadapkan pada Stigma Terhadap Islam : Agama Dukun, Agama Miskin, Al Qur’an bacaan untuk orang mati, pandangan kurang baik ini membuat citra umat Islam semakin terpuruk. Umat Islam dinilai terbelakang, bodoh, fanatik, dan miskin.

STIGMA TERHADAP ISLAM : AGAMA DUKUN

Banyak dikalangan orang islam yang dianggap dapat menyembuhkan pelbagai penyakit cukup dengan diberi Air, dijampi-jampi bahkan dengan mengenakan jimat-jimat tertentu agar dapat selamat dan beruntung, hal ini justru dapat merusak aqidah, perbuatan ini adalah bentuk kesyirikan, pelakunya disebut musyrik, dan Allah SWT tidak akan mengampuni dosa orang yang menyekutukannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat An Nisa ayat ke 48 :

Surat An-Nisa’ Ayat 48

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَىٰ إِثْمًا عَظِيمًا


Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.


Dan pelaku perdukunan yang mengenakan simbol-simbol islam mengaku tahu sesuatu yang gaib, padahal Allah SWT menjelaskan bahwa yang mengetahuinya hanya Dia. Dan Allah SWT hanya memberitahukan ilmu gaib tersebut kepada para Rasul yang diridhoi-Nya saja, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Jin ayat ke 26-27 sebagai berikut:

Surat Al-Jinn Ayat 26
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَىٰ غَيْبِهِ أَحَدًا


(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu

إِلَّا مَنِ ارْتَضَىٰ مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا


Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya


STIGMA TERHADAP ISLAM : AGAMA MISKIN
kebanyakan negara-negara dengan warga mayoritas Muslim rankingnya masih berada di bawah garis kemiskinan. Contoh nyata, lihat saja Pakistan, Sudan, Mesir, Bangladesh, Afganistan, Albania, Aljazair, Maroko.
Salah satu problem mendasar umat Islam di dunia ini adalah kemiskinan. Fakta ini tidak bisa dipungkiri. Hanya segelintir negara dengan mayoritas berpenduduk Muslim, yang cukup makmur dan maju dalam hal perekonomian dan industri.
Tentu saja kemiskinan merupakan produk atau akumulasi dari banyak faktor, tidak bisa dijelaskan hanya dari satu sudut pandang saja. Kemiskinan juga bukan “monopoli” umat Islam saja.
Amerika Selatan yang didominasi Kristen (Katolik) Kemiskinan juga menimpa penduduknya, bahkan sebagian besar umat manusia di planet bumi ini, baik yang beragama maupun tidak beragama. Penjelasan ini penting karena ada sebagian orang, termasuk para sarjana, baik di Barat maupun Timur, yang berasumsi bahwa kemiskinan merupakan “hak paten” kaum Muslim saja.
Dari sekian banyak sunnah Nabi yang terserak, salah satunya adalah meniru teladan beliau dalam persoalan harta. Nabi Muhammad SAW yang merupakan pedagang, sukses menjalankan aktivitas ekonominya dan mampu memberikan manfaat dari hartanya kepada umat.
Allah berfirman dalam Alquran Surah An-Nahl ayat 97: “Man amila shalihan min dzakarin aw untsa wa huwa mu’minun, fa lanuhyiyannahu hayawatan thayyibatan wa la najziyannahum ajrahum bi ahsani maa kaanu ya’malun,”. Yang artinya: “Barangsiapa mengerjakan kebaikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,”.

Umat Islam harus maju dalam ekonomi sebagaimana ungkapan kalimat mutiara arab :


اعمل لدنياك كأنك تعيش أبداً ، واعمل لآخرتك كأنك تموت غداً

“I’mal lidunyaaka ka-annaka ta’isyu abadan, wa’mal li-aakhiratika ka-annaka tamuutu ghadan.”

“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.”


STIGMA TERHADAP ISLAM : Al Qur’an sebagai Bacaan Untuk Orang Meninggal
Agama Islam menganjurkan berdoa untuk kaum muslim yang hidup maupun yang sudah meninggal dunia. Membaca Alqur’an juga merupakan salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan.
sebagian ulama menyatakan bahwa membaca Alqur’an pada dasarnya dibenarkan kapan dan di mana pun. Sekalipun hadits di atas lemah, tidak ada halangan untuk membaca ayat-ayat Alqur’an bagi orang yang akan atau sudah wafat. Yang diperselisihkan oleh para ulama hanyalah ganjaran bancaan itu apakah dapat diperoleh oleh almarhum atau tidak.
Al-Quran bagi umat Muslim merupakan pedoman hidup, karena di dalamnya terdapat segala sumber hukum yang yang harus dlaksanakan dalam kehidupan

Ajaran yang terkandung dalam Al-Quran akan membimbing manusia ke jalan yang benar dan tidak tersesat sehingga manusia memiliki kepercayaan dan akidah yang benar dan lurus, peraturan dan hukum yang baik, serta akhlak mulia dan terpuji dalam mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat

Hal ini seharusnya menjadi concern bagi kita umat Islam. Sebagai muslim, kita mempunyai kewajiban untuk membersihkan nama baik Islam. Islam bukanlah agama yang Miskin, Dukun, Al Qur’an pedoman bagi manusia yang hidup agar selamat Dunia dan Akhirat.

Umat Islam membenahi persoalan rumah tangganya sendiri. Banyak hal yang menjadi PR bagi umat Islam sendiri. Umat Islam harus menjadi teladan bagi umat-umat yang lain. Umat Islam harus menjadi saksi bagi umat-umat lain di dunia ini.

Umat Islam harus menjadi umat yang maju. Mau tidak mau, umat Islam harus meraih kemajuan agar bisa sejajar dengan umat-umat lain di dunia sekarang ini. Oleh karena itu diperlukan reformasi pemikiran umat Islam. Umat Islam harus disadarkan bahwa mereka tidak lagi hidup di abad pertengahan. Perlu pembaharuan terhadap fikih dan produk-produk hukum yang tidak sesuai lagi dengan tantangan zaman. Ajaran Islam perlu diperbaharui lagi dengan tidak mengubah esensinya.

Dalam hal ini dakwah memegang hal penting untuk menyampaikan pesan-pesan suci Islam kepada masyarakat luas. Islam adalah agama yang logis, tidak mistis, dan tidak terbelakang. Islam adalah agama wahyu yang menekankan pada kemerdekaan berpikir. Masa lalu Islam seperti pada masa Abbasiyyah dan Umayyah II seharus menjadi sumber inspirasi bagi umat Islam dalam menapaki masa depannya. Idea of progress seharusnya menjadi pegangan generasi muda Islam.

Membangun Islam berarti membangun peradaban. Kita harus mafhum peradaban yang dimaksudkan adalah peradaban masa depan bukan hanya masa yang telah lewat. Membangun peradaban ini penting karena Islam adalah sistem kehidupan yang lengkap. Islam adalah agama peradaban dalam arti luas bukan dalam arti sempit. Dalam dinamika sejarahnya, terdapat dialektika antara Islam dan berbagai macam unsur kebudayaan lokal maupun internasional.

Melawan kaum Islamophobia harus dilakukan dengan cerdas. Dakwah tidak cukup hanya bil lisan saja, tetapi juga dengan bil qalam dan bil hal. Di Barat kini Islam menjadi agama yang pertumbuhannya paling cepat. Ini sesuatu yang menggembirakan. Yang dibutuhkan umat Islam saat ini adalah membangun solidaritas atau ukhuwwah Islamiyyah.

Perang opini mungkin akan terus berlanjut. Dan umat Islam harus mempersenjatai dirinya dengan ilmu pengetahuan modern. Dalam sejarah Islam, ilmu dan iman harus bergandengan tangan. Tidak ada pertentangan antara ilmu dan iman dalam sejarah Islam. Bahkan Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan.

Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.