Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Abd. Rohim,M.Pd.
Tema : Kisah Cicak dan Burung Pipit pada zaman Nabi Ibrohim AS ( Keberpihakan pada posisi Kebenaran dan Kejahatan)
Surat Al-An’am Ayat 79
إِنِّي وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا ۖ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,
Tentunya banyak diantara kita sejak kecil mendengar bahwa siapa saja yang pada malam jum’at yang bunuh cicak berpahala, dan jikalau banyak membunuh cicak maka pahalanya makin banyak, Kisah ini tentu berasal dari Kisah Populer pada zaman Nabi ibrohim yang ketika berdakwah dihadapakan dengan raja yang Dzolim ia adalah Raja Namrud, Seorang Raja yang membakar Hidup-hidup Nabi Ibrohim As, yang kemudian terdapat seekor hewan yakni Cicak, dengan peran cicak sebagai pendukung Raja Dzolim tersebut meniup Api dengan tujuan bertambah besar dan panas untuk membakar Nabi Ibrohim As, tetapi dengan Mu’jizat Allah SWT, diubah-Nya api yang harusnya Panas menjadi dingin dan pada seekor burung pipit yang juga ikut memadamkan api untuk keselamatan Nabi Ibrohim, sebagaimana Firman Allah SWT Dalam Qur’an Surat Al-Anbiya Ayat 69
قُلْنَا يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلَامًا عَلَىٰ إِبْرَاهِيمَ
Kami berfirman: “Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim”,
Kisah Burung Pipit dengan setetes Air Untuk Memadamkan api tidak ada sia-sia dan Allah akan mencatat dan membalas Kebaikkannya Oleh Allah SWT serta termasuk keberpihakan pada posisi kebenaran yang dilakukan Burung Pipit tersebut, Sebaliknya Karakter Cicak yang meniup api dengan tujuan membesar dan bertambah panas, akan di golongkan sebagai keberpihakan terhadap Kejahatan dan Kedzoliman pada posisi pendukung Raja Namrud.
Firman Allah Suhanallahuwata’ala dalam Qur’an Surat az-Zalzalah Ayat 7-8
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ
Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ
Artinya: Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.
( Kisah Burung Pipit dan Cicak yang menyinyir )
Kisah Burung pipit dan Cicak pada Pembakaran Nabi Ibrahim. Kisah tersebut menceritakan burung pipit yang berulang kali bolak balik ke tepi danau mengambil air dengan paruhnya yang kecil, kemudian menuangkannya ke api yang hendak membakar tubuh nabi Ibrahim.
Hal tersebut di saksikan oleh Cicak sambil terheran – heran seraya mengatakan kepada burung pipit = “Mas Pipit-Mas Pipit, untuk apa kamu melakukan hal yang konyol tersebut. Tidak mungkin air dari paruh mu akan memadamkan api tersebut.
Kemudian burung pipit pun menjawab= Mas Cicak yang Guricak “Aku tahu air yang ku bawa ini, tidak dapat memadamkan api tersebut, karena memang hal itu berada di luar kemampuanku. Tapi setidaknya ada alasan mengapa aku melakukan hal itu. Setidaknya, aku punya alasan di hadapan Rabbku kelak, di posisi siapa aku berdiri. Aku ingin punya andil, setidaknya dengan menunjukkan siapa yang aku bela yakni pada posisi kebenaran.”
Dari cerita tersebut diatas, kita dapat melihat banyak orang dimasyarakat yang pada posisinya berkarakter cicak dan Pipit, misalnya pada Aksi Damai Free Palestine, Universitas Muhammadiyah Tangerang Baik Pimpinan Rektorat dan salah satunya Direktur LPK AIKA berkobar semangatnya menyuarakan Kemerdekaan Palestina dengan pakaian Serba putih dan ribuan Bendera Palestina dan Bendera Indonesia di Kibarkan. Para Mujahid dari UMT berorasi membangkitkan semangat ribuan peserta aksi pada kesempatan dibeberapa minggu yang lalu, ini sangat jelas membuktikan bahwa Universitas Muhammadiyah Tangerang Khususnya menempatakn posisi keberpihakkannya pada Kebenaran, sebagai upaya menghentikan kedzoliman yang dilakukan kepada saudara kita di palestina, walaupun serangan Zionis Israel terus menerus dilakukan sehingga membuat rakyat palestina bertambah penderitaaanya, tetapi setidaknya kita mempunyai alasan di hadapan Allah SWT kelak, di posisi apa kita berdiri dengan melihat kemungkaran tersebut. Seluruh Jasmani dan Ruhani kita, kelak ketika di persidangan Allah SWT di akhirat ingin menjadi saksi bahwa telah digunakan sesuai dengan kebaikan, setidaknya dengan menunjukkan kepada siapa yang aku bela yakni pada posisi kebenaran. bahwa kita tidak mungkin akan pergi ke Israel untuk membantu rakyat palestina melawan zionis Israel. Tetapi melalui gerakan ini kita telah memperlihatkan Keberpihakan kita. Yang terpenting juga sekarang adalah doa terbaik kita,Iktiar Terbaik dan Tawakkal, kita tidak boleh lalai memanjatkan doa-doa terbaik kita kepada Allah SWT.
Hadist Mengubah Kemungkaran
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ» رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 49]
Untuk itu marilah kita menjadi karakter burung Pipit yang berupaya diposisi kebenaran sekecil apapun, allah akan mencatan dan membalas palanya,selanjutnya marilah kita juga jauhi karakter cicak yang sifatnya melemahkan, menyinyir dan mendzolimi, maka Allah SWT juga akan membalasnya (Qur’an Surat az-Zalzalah Ayat 7-8)
Semoga Bermanfaat
Nashrun min Allah wa Fathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamuálaikum Wr Wb.