Home Kultum FOLLOWER KITA YANG SEBENARNYA

FOLLOWER KITA YANG SEBENARNYA

507
0

Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Eko Sudarmanto,MM

Tema : Jangan khawatir dengan Followers, (Followers sejati kita adalah Amal Sholih yang membawa kita ke surganya Allah SWT).

Surat Al-Hasyr Ayat 18

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ


Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan

Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,

Ada tiga Followers kita diantaranya Tiga yang menemani kita sampai ke kubur, dua akan pulang, satu akan tetap menemani kita di alam kubur.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَتْبَعُ الْمَيِّتَ ثَلاَثَةٌ ، فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ ، يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَعَمَلُهُ ، فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ ، وَيَبْقَى عَمَلُهُ

“Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya.” (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960)

Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,

Diera teknologi Digital ini,hari ini banyak orang berlomba-lomba memiliki “follower” yang berjuta-juta. Atau setidaknya ingin pula banyak yang “nge-like” atau ‘subscribe” pada setiap postingannya. Tapi sayang itu semua hanya urusan dunia. Sama sekali tidak ada hubungannya dengan kebaikan atau pun amal seseorang. Namanya media sosial tentu hanya aksesori karena memang lagi zamannya. Bukan substansi sama sekali.

Sementara “amal”, bisa jadi tidak banyak yang mau berlomba-lomba untuknya. Tentu, dengan berbagai alasan. Padahal konon kabarnya, amal itu mudah. Bisa berupa ucapan, perbuatan, atau getaran hati. Mungkin, karena amal memang kurang populer. Sulit mendapatkan “follower”.

Semoga kita tidak lupa. Justru amal itulah yang akan jadi “teman ketika waktu berakhir tiba”. Saat istri, suami, anak, bapak, ibu, tetangga, sahabat, tak kenal lagi sosok kita. Maka, amal itulah yang akan berbicara. Tentang siapa kita, tentang apa yang telah kita perbuat sebelum wafat? Baik amal zariyah, amal ibadah, maupun amal saleh.

Untuk siapa pun, bila disadari, justru “follower” sejati itu adalah “amal”. Karena amal akan terus mengikuti pemiliknya sampai ke alam kubur. Hanya ada 1 dari 3 yang mengantar mayat yang tidak akan kembali. Yaitu amal. Sementara harta dan keluarga pasti akan kembali ke dunia.

meninggal dunia, maka terputuslah amalannya. Kecuali 3 perkara yaitu: amal zariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631).

Siapa pun boleh jadi apa pun. Mau jadi kaya, punya pangkat, memiliki jabatan bahkan mau segalanya yang diinginkan, silakan. Tapi jangan lupa untuk tetap ber-amal, tetap menebarkan kebaikan dan kemanfaatan untuk orang lain. Amal, memang mudah bagi yang mau tapi sulit bagi yang enggan. Maka amal, harus selalu dijaga dan ditingkatkan. Agar tidak rusak dan tidak terhapus di kemudian hari.

Perbaiki terus amal, jadikan taman bacaan sebagai ladang amal. Siapa pun dan sampai kapan pun. Karena di zaman now, banyak orang berani mendaki gunung menyeberangi lautan. Tapi sayang bila amal justru dihindari.


FOLLOWER KITA YANG SEBENARNYA

‏عن أنس بن مالك رضِيَ الله عنه، قال: قال رسول الله صَلّى الله عَليْهِ وسَلّم: *يَتْبَعُ المَيِّتَ ثَلاثَةٌ، فَيَرْجِعُ اثْنانِ، ويَبْقَى معهُ واحِدٌ، يَتْبَعُهُ أهْلُهُ ومالُهُ وعَمَلُهُ، فَيَرْجِعُ أهْلُهُ ومالُهُ، ويَبْقَى عَمَلُهُ.*
(متفق عليه)

Anas bin Malik ra. menuturkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Mayit (orang yang meninggal) itu diikuti oleh 3 perkara: dua perkara akan kembali, satu perkara akan tetap tinggal (bersama mayit). Tiga perkara yang mengikuti mayit adalah: keluarganya, hartanya dan amalnya. Keluarga dan hartanya akan kembali. Yang tinggal (bersama mayit) adalah amalnya.”_
(HR. Mutaffaq ‘alayh).

Saat kita wafat, nyatalah bahwa “follower” (pengikut) kita yang sebenarnya–yang setia menemani kita di alam kubur hingga kita menghadap Allah SWT pada Hari Akhir nanti–hanyalah amal-amal kita; baik amal yang baik (shalih) maupun amal yang buruk. Tentu kita sangat berharap saat kita wafat, kita diikuti oleh banyaknya amal-amal baik kita dan sedikitnya amal-amal buruk kita. Karena itu penting untuk selalu memperbanyak amal-amal baik kita dan meninggalkan amal-amal buruk (dosa-dosa) kita.

Semoga bermanfaat
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh












LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.