Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Sutarji,MM
Tema : Pandangan Islam dengan adanya Fenomena Crazy Rich (Para Sultan Pamer kekayaan)
Istilah ‘crazy rich’ ramai di Indonesia dan disematkan kepada mereka yang suka menunjukkan kemewahan di media sosial. Tidak jarang orang tersebut berpakaian merek mahal, liburan ke luar negeri, suka bagi-bagi uang, hingga memiliki private jet.
Pakar Bisnis Profesor Rhenald Kasali mengatakan fenomena itu bernama flexing yang biasa terjadi di kehidupan bermasyarakat. Fenomena ini ketika orang doyan memamerkan sesuatu dalam hal ini kekayaannya.
“Jadi benar sekali bahwa orang-orang yang kaya itu tidak berisik, whispers. Jadi agak malu membicarakan tentang kekayaan. Jadi kalau orang masih melihat label harga, atau mempersoalkan uang berarti dia belum kaya. Jadi orang kaya itu biasanya diam-diam saja lah,” tambahnya.
“Itu sebabnya orang-orang lama tidak mau menunjukkan kalau rumahnya mewah. Sekarang orang yang belum kaya tapi mengaku kaya, mungkin ini gayanya startup atau pengusaha baru saat ini. Sebaliknya pengusaha besar justru kalau ada situasi ekonomi apapun mengatakan tidak untung, rugi dan sebagainya,” kata Rhenald.
Rhenald yang juga Guru Besar Ilmu Manajemen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menyebut dalam teori consumer behaviour memang ada yang namanya conspicuous consumption atau konsumsi yang sengaja ditunjukkan kepada orang lain. Fenomena ini bahkan sudah banyak digunakan untuk marketing.
“Cara flexing itu adalah marketing untuk membangun kepercayaan kepada customer dan akhirnya customer percaya dan menaruh uangnya,,” tuturnya
Dalam Pandangan Islam
Cara Flexing hidup seolah-olah Kaya untuk mengelabui pembeli atau konsumen dan Memamerkan kekayaan ternyata termasuk dalam sikap riya. Dan Islam sebagai agama yang mengajarkan akhlak yang luhur dan mulia amat melarang pemeluknya untuk mendekati akhlak tercela, termasuk riya di dalamnya. Disadari atau tidak, sikap riya termasuk perbuatan syirik kecil yang dosanya amat besar.
Allah berfirman dalam Qur’an Surat Luqman Ayat 18
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri
Apalagi jika sikap pamer ini diikuti dengan anggapan dirinya lebih mulia dari orang lain sehingga meremehkan, menghina, serta merendahkan orang lain baik dengan perbuatan maupun perkataan.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Cukuplah seseorang dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim.” (HR Muslim)
Rosulallah adalah seorang entrepreneur/pengusaha/ pembisnis dan semua kekayaannya adalah di dapat dengan cara yang halal.
Rosulallah SAW seorang yang berbudi luhur, teladan dan terpercaya, kita harus mencontoh kepribadian beliau tidak hanya pada Masalah Ibadah tapi juga keseharian kita harus mengikuti Nabi Muhammad SAW.
Rumah Rosulallah SAW Sederhana, gaya hidup sederhana, tidak bertahta, tidak bertabur tanda jasa tetapi Demi Allah ia sangat Mulia dan menjadi Ushwatun Hasanah.
Dalam bertindak dan bergaya pikirkan dulu sebelum melakukan, karena posting memamerkan kemewahan, kekayaan, makanan, Pikirkan tetangga dan orang lain, karena tidak semua orang seberuntung itu, masih banyak diluar sana orang yang tidak bernasib baik dengan Stara sosial yang jomplang. Hiduplah dengan sederhana dan bersahaja tetapi Kaya Ibadah, Tinggi dalam wawasan, Dermawan dan juga Mulia dalam Akhlaq.
Mari kita mencontoh Seluruh aspek kehidupan kepada Rosulallah SAW
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5913202/rhenald-kasali-ungkap-ri-ramai-fenomena-flexing-kaya-raya-beneran
Semoga bermanfaat
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh