Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Sutarji,MM
Tema : Tawakkal Level tinggi, Menyebabkan Rizki mencari seseorang, Bukan menjemput Rizki.
At-Thalaq · Ayat 3
وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا ٣
Dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)
Jamaáh Sholat Dzuhur yang insya Allah, di Muliakan oleh Allah SWT
Imam Malik dan Imam Syafi’i ‘Berdebat’ Soal Rezeki,
Malik (Guru Imam Syafi’i) berkata, “Sesungguhnya rezeki itu datang tanpa sebab, cukup dengan bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan memberikan rezeki. Lakukan bagianmu, lalu biarkan Tuhan yang mengurus sisanya.”
Imam Syafii bertanya, “Jika seekor burung tidak keluar dari sangkarnya, bagaimana mungkin ia mendapat rezeki?”. Guru dan murid itupun tetap teguh dalam pendapatnya masing-masing.
Suatu ketika Imam Syafii pergi berjalan-jalan dan melihat sekelompok petani sedang memanen buah anggur. Beliau juga membantu mereka.
Setelah pekerjaannya selesai, Imam Syafii menerima imbalan berupa beberapa ikat anggur. Imam Syafii senang bukan karena mendapat anggur, tapi karena hadiah itu menguatkan pendapatnya.
Imam Syafi’i akhirnya bergegas menemui gurunya Imam Malik. Sambil meletakkan semua anggur yang didapatnya, beliau menceritakan, dan sedikit mengeraskan kalimatnya, ”Jika saya tidak keluar dari gubuk dan melakukan sesuatu (membantu memanen), tentu anggur tidak akan pernah sampai ke tangan saya.”
Mendengar perkataan Imam Syafi’i, gurunya Imam Malik tersenyum sambil mengambil anggur dan mencicipinya.
Kemudian Imam Malik berkata dengan lembut, “Hari ini saya tidak keluar, hanya mengambil pekerjaan sebagai guru, dan sedikit berpikir alangkah baiknya jika di hari yang panas ini saya bisa menikmati anggur. Tiba-tiba engkau datang membawakanku beberapa buah anggur segar. Bukankah ini juga bagian dari rezeki yang datang tanpa alasan. Cukup dengan tawakkal kepada Allah, pasti Allah akan memberikan Rezeki. Lakukan bagianmu, lalu biarkan Allah yang mengurus sisanya.”
Akhirnya, guru dan murid itu saling tertawa. Begitulah cara para ulama melihat perbedaan, bukan dengan menyalahkan orang lain dan hanya membenarkan pendapat mereka. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Perdebatan seru yang melibatkan dua ulama yang tersohor kealimannya ini membahas seputar apakah rezeki yang diperoleh oleh seseorang ini disebabkan karena bekerja atau tidak. Tawakkal Level tinggi, Menyebabkan Rizki mencari seseorang, Bukan menjemput Rizki.
Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kisan tersebut diatas, semoga bermanfaat.
Nashrun min Allah wa Fathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin Wassalamuálaikum Wr. Wb.