Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz H. Syamsuri,Lc.,MA
Tema : Keistiqomahan bukan tanpa Rintangan dan Halangan
Surat Al-‘Ankabut Ayat 2
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?
عَنْ أَبِيْ عَمْرٍو، وَقِيْلَ، أَبِيْ عَمْرَةَ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ قُلْ لِيْ فِي الإِسْلامِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدَاً غَيْرَكَ؟ قَالَ: “قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ استَقِمْ” رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Dari Abu ‘Amr—ada yang menyebut pula Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.” Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 38]
Jamaáh yang berbahagia,
Sebagai manusia, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk senantiasa beribadah dan tunduk atas segala peraturan yang telah Allah tetapkan. Namun sering kali kita lalai dan mengabaikan perintah tersebut karena berbagai hal. Bisa karena hawa nafsu, godaan syetan, dan hal-hal Halangan dan rintangan yang lainnya.
Istiqomah dalam Islam juga ternyata memiliki peranan yang sangat penting. Hal ini seperti yang Rasulullah SAW sampaikan dalam sebuah hadits, dalam menjawab pertanyaan dari seorang sahabat. “Ya Rasulullah SAW tolong ajarkan sesuatu kepadaku yang paling penting dalam islam dan saya tidak akan bertanya lagi kepada siapapun. Nabi menjawab: “Katakanlah aku beriman kepada Alah, kemudian istiqomah (Konsisten menjalankan perintahnya dan mejauhi larangan).
Tentu saja kita ingin ibadah kita istiqomah walaupun ada banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus dilalui. Untuk itu, perlu kita mengetahui agar selalu istiqomah di jalan Allah. Seperti yang tercantum dalam hadits berikut.
Secara bahasa, istiqomah berarti lurus dan secara istilah bermakna akan suatu amalan yang dijalankan secara konsisten dan mengikuti jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Cara Memperkuat keistiqomahan, karena keistiqomahan tidaklah instran tidak langsung terbentuk dalam diri seorang muslim dan mukmin atau bukan tanpa upaya dan proses, melainkan memerlukan usaha, melewati halangan dan rintangan, bagaimana cara memeprkuat keistiqomahan kita kepada Allah SWT, diantaranya sebagai berikut :
1. Memperbagus Ibadah Mahdhoh
Mari kita perbagus Ibadah Mahdoh kita kepada Allah SWT sebagai Ibadah Wajib/Fardu Áin dengan melaksanakannya dengan benar dan baik sesuai rukun dan Syaratnya, contohnya Memeprbagus sholat supaya semaksimal mungkin dan sebaik-baiknya sholat hanya dapat dilakuakn oleh orang mukmin yang Ikhlas dan Ittiba sebingga ia menjadi orang yang beruntung,
Fiman Allah SWT
Surat al-Mukminun Ayat 1-2
قَدْ أَفْلَحَ ٱلْمُؤْمِنُونَ
Artinya: Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
ٱلَّذِينَ هُمْ فِى صَلَاتِهِمْ خَٰشِعُونَ
Artinya: (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam Sholatnya
Bahkan dengan memperindah dan memperbagus Ibadah Sholat tersebut, manisnya ibadah tersebit dapat dirasakan oleh orang lain dengan akhlaknya dan jiwanya yang baik terhindar dari perbuatan keji dan munkar tidak akan menempel sifat buruk pada orang yang sholatnya diperbagus, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Qurán Surat Al-‘Ankabut Ayat 45
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ
Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar.
Persoalannya : bagaimana kita melakukan sholat dengan memperbagus ?
Jawabannya : ialah kita mengerti apa yang diucapkan dan memahami serta mengamalkannya dan mengistiqomahkan, misalnya membaca takbir kita mengagungkan Allah SWT tidak ada yang lebih besar dibandingkan kekuasaan-Nya, dan di Al Fatihah kita memuji dan menyembah sera meminta tolong hanya kepada Allah SWT semata tidak ada tuhan selain-Nya.
Dalam takbir mengagungkan Allah SWT
Allahu Akbar ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ, artinya ialah Allah Maha Besar
Dalam Al Fatihah kita selalu memuji Allah baik dalam Keadaan Lapang maupun sempit, dengan memahami ayat Allah SWT cukup bagi kita memagari diri untuk dari hal-hal keburukan dan senantiasa mengucap rasa sukur dalam kenikmatan dan ujian.
اَلْحَمْدُ للَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ
Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.
Alhamdulillah Ala Kulli Haal” Jadi bersyukurlah dalam segala hal dan lihatlah perubahan mulai terjadi dalam diri kita.
Kajian ayat Al Fatihah selanjutnya adalah : ,
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”
وهذا كما قال بعض السلف: الفَاتِحَةُ سِرُّ القُرْآنِ، وَسِرُّهَا هَذِهِ الكَلِمَةُ: { إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } [الفاتحة: 5]
Inilah sebagaimana sebagian salaf mengatakan, “Surah Al-Fatihah itu inti Al-Qur’an. Inti dari surah Al-Fatihah adalah pada ayat “iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin”.
Kalimat pertama “hanya kepada-Mu-lah kami beribadah” mengandung makna berlepas diri dari syirik. Kalimat kedua “hanya kepada-Mu-lah kami memohon pertolongan” mengandung makna berpelas diri dari usaha dan kekuatan sendiri, lalu berserah diri kepada Allah.
Ta’abbud dapat diartikan sebagai penghambaan diri secara total kepada Allah SWT, sedangkan isti’anah ialah bentuk pertolongan Tuhan terhadap hamba yang telah melakukan penghambaan diri secara total. Kita beribadah dan minta tolong serta ikrar menyembah kepatuhan kepatuhan dan keseluruhan kecintaan yang setinggi-tingginya kepada Allah SWT.
Mudah mudahan kita bisa memperbagus ibadah kita Muali dari Ibadah Sholat menjadi orang yang Sholih, Puasa dengan meraih ketaqwaan, Zakat sebagai penyuci jiwa dan Haji untuk meraih Surga Allah SWT.
Semoga bermanfaat
Nashrun Min Allah wa Fathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wasssalamu’alaikum Wr. Wb.
