Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. H. Erpin Harahap,MA
Tema : Menjadi Pribadi yang Baik
Surat Al-Qalam Ayat 4
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung
خير الناس أنفعهم للناس
(khoirunnas anfa’uhum linnas).
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”
Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,
Semua dari kita yang beraktivitas setiap hari, menginginkan hidup yang bernilai untuk bermanfaat bagi diri dan orang lain,Memberi manfaat bagi hidup orang lain bisa dengan berbagai cara selagi kita menjadi pribadi yang baik sesuai dengan aturan syariat Islam bersumber pada Al Qur’an dan As Sunnah.
Sebagai makhluk sosial, manusia tentu tidak dapat hidup seorang diri.Manusia membutuhkan bantuan dan pertolongan dari manusia lainnya.Oleh karena itu, sebaik-baiknya manusia ia adalah yang dapat memberikan manfaat bagi manusia lainnya.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, sesuai anjuran Rasulullah SAW, sebaiknya manusia ialah menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Latin: Khoirunnas Anfauhum Linnas.
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad).
Menjadi pribadi baik Diantaranya:
1. Yang pertama kepribadian baik harus dimulai dari diri atau aku dan Aku sebagai sumber dari perubahan segalanya
Rasulullah SAW sebagai panutan kita menjadikan Ibda”binafsik sebagai solusi terbaik dalam membina umat dan mengatasi krisis multi dimensional.
Nabi Muhammad SAW pun menyebutnya, “Ibda’ binafsik tsumma man ta’ulu”, mulai lah dari diri sendiri, kemudian orang di sekitarmu. Untuk melakukan perubahan, fokuslah pada diri sendiri, baru kemudian diperluas.
Teori kaum Sufi mengatakan:
من عرف نفسه، فقد عرف ربّه
“Man arafa nafsahu faqad arafa Rabbahu,”.
Yang artinya: “Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya.” Mengenali lebih dalam terhadap diri sendiri dilakukan secara lahiriah hingga batiniah.
Jama’ah Sholat Dzuhur yang berbahagia,
Kegiatan aktivitas kita, semestinya dekat dengan Allah SWT, misalnya kita Belajar maka dengan belajar tersebut kita lebih mengenal dan mendekatkan diri dengan Allah SWT dari ilmu yang didapatkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur’an Surat
Surat Al-‘Alaq Ayat 1
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Pada ayat tersebut diatas, bahwasanya dasarnya kita baca, belajar dan beraktivitas agar kita mengenal pencipta dan dekat pencipta yakni beramal Sholih untuk mendapatkan ridho illahi.
2. Kata “Aku” pemaknaan kholqun adalah penciptaan, maka manusia harus menciptakan yang baik, pribadi yang baik dan aktivitas yang baik
Menjadi aku adalah pribadi yang baik, kalimat Aku atau ke-Aku-an sesungguhnya memiliki makna yang positif, walau kalimat aku banyak negatif, tetapi jika diolah dengan baik baik, maka akan terwujud baik atau di koridor yang baik.
Kita belajar, dan bekerja bahkan berbisnis keluar rumah semata-mata untuk eksistensi positif, pribadi yang baik, ingin diridhoi Allah SWT sebagai bekal menuju surga-Nya.
Jadikan ke-Aku-an sebagian Eksistensi dan identitas dengan Akhlakul Karimah.
3. Peng-Aku-an Sebagai Nilai dari Orang Lain
Ketika pribadi sudah baik, Akhlakul Karimah dengan Mengagungkan Allah SWT dan mengikuti contoh Rosulallah SAW maka ia akan dinilai dan mendapatkan pengakuan dari Orang lain, masyarakat, bangsa dan negara. Ada Aku menjadi Sholih Indidu, Sholih Sosial, Sholih Nasional dan Sholih Global yang universal sebagai perwujudan Keberislaman yang Rohmatan Lil’alamin
Firman Allah SWT Dalam Qur’an Surat Al-Qalam Ayat 4
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung
Marilah kita menuju dan berusaha untuk menjadi Pribadi yang Baik, dengan menjadi aku yang baik, eksistensi baik dan pengakuan yang baik.
Semoga bermanfaat
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh
