Home Kultum Etika bercanda dalam Pandangan Islam

Etika bercanda dalam Pandangan Islam

340
0


Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Hengki Nurhuda,M.Pd.

Tema : Etika bercanda dalam Pandangan Islam

Stand Up Comedy kini tengah menjadi sebuah hiburan di kalangan kaum muda milenial.Generasi milenial saat ini  Mengungkapkan perasaan,Kesenangan, dan hal yang unik melalui media hiburan seperti ini,

Dalam kehidupan di zaman now tren cara dakwah media digital sangat efektif saat ini salah satunya melalui Stand Up comedy.

Pertanyaan adalah bolehkah Berdakwah dengan Stand Up comedy?

Jawabannya adalah Boleh,Dakwah pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh umat Islam
untuk menyebarluaskan dan menyiarkan ajaran Islam.

Berdakwah merupakan
aktifitas lisan yang dilakukan oleh umat muslim untuk mengajak seseorang ke jalan
Allah SWT.

Semua manusia dapat berdakwah sesuai bidang dan pekerjaannya
masing-masing.

Seperti seorang dokter yang berdakwah dalam mengobati pasien
yang sakit, dengan cara memulai pengobatan dengan membaca basmallah terlebih
dahulu, lalu seorang guru yang berdakwah melalui pendidikanya, begitu pula
seorang pedagang yang berdakwah dengan cara yang jujur kepada pembelinya.

Cara dakwah milenial melalui Stand up comedy boleh, bercanda boleh  dengan syarat tidak dengan menghujat, tidak berbohong kejadian agar membuat lucu  dan tertawa orang yang mendengarkan.

Media stand up comedy bisa jadi media dakwah,

Islam tidak melarang lawakan atau bercerita lucu. Rasulullah Saw pun dikenal sebagai seorang yang humoris atau suka melucu.

Jadi, hukum komik, komika, stand up comedy, atau melawak pada dasarkan mubah (boleh). Namun, jika materi stand up comery atau isi lawakannya berupa cerita bohong, maka hukumnya haram. Apalagi jika lawakannya atau materinya berisi pelecehan atau penghinaan terhadap Islam, jelas diharamkan dan pelakunya berdosa (akan diadzab Allah SWT).

Rasulullah Saw bersabda,

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

“Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berdusta agar suatu kaum tertawa karenanya. Kecelakaan untuknya. Kecelakaan untuknya.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 2315).

Islam melarang umatnya untuk bermain-main atau mengolok-olok Islam. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآَيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.” Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?” Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.” (QS. At-Taubah: 65-66)

Rosulallah SAW pernah bercanda seperti hadist dibawah ini:

Seorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah: “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?”Rasulullah menjawab : “Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua”. Perempuan itu menangis.

Lalu Rasulullah mengutip salah satu firman Allah QS. Al-Waaqi’ah: 35-37, ‘“Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya” (HR. Tirmidzi).

Semoga bermanfaat,
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wa barokatuh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.