Kultum Ramadhan Dzuhur disampaikan oleh Ustadz Dr. Eko Sudarmanto,MM
Tema : Terlampau Cinta Dunia, lebih dekat dengan Tindakan Korupsi dan Kehancuran akan menghantui
Surat Al-Fajr Ayat 20
وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا
dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan
Jama’ah Sholat Dzuhur yang dirahmati Allah SWT
Salah satu hal yang paling dirisaukan oleh Rasulullah SAW adalah ketika umat Islam sudah terjebak ke dalam cinta berlebih-lebihan kepada dunia. Dalam kamus Islam, kondisi ini dikenal dengan istilah hubbud dunya atau Cinta Dunia.
Hubbud dunya adalah sumber kehancuran umat. Penyakit ini sangat berbahaya karena dapat melemahkan dan menggerus keimanan seseorang kepada Allah SWT.
Berlebihan, terlampau cinta dunia akan menghantarkan seseorang dapat berbuat apa saja yang terpenting tujuannya tercapai termasuk pada tindakan korupsi,
Tindakan korupsi tidak hanya terjadi di Indonesia misalnya denga kasus kementrian keuangan atau Bea cukai yang merugikan negara ini dengan ratusan triliun, bahkan tingkat korupsi dunia jauh lebih besar dibandingkan bantuan yang diberikan kepada masing-masing rakyatnya.
Tindakan korupsi bukan suatu budaya tetapi penyakit berbahaya yang harus di atasi dan dicari solusinya.
Apa dan kenapa orang melakukan Korupsi atau juga Fraud ?
Jawabannya:
وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا
dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan
Manusia yang serakah tidak pernah puas dengan harta, Jabatan dan mencintai dunia, kecuali yang Allah beri taufik untuk menyikapi harta dengan benar. Ada yang menghabiskan waktunya hanya untuk urusan dunianya, sampai lupa melakukan ketaatan dan lalai akan kehidupan kekal di akhirat.
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ
“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)
Dari Ayat dan hadist diatas kita mengambil Ibroh bahwa mencintai harta boleh tetapi jangan berlebihan hidulah dengan seimbang antara kehidupan dunia dinikmati dan jalani dengan jalan Ibadah sesuai syariat Islam, Bahkan harta dan jabatan sebagai alat sebagai washilah untuk kita meraih ridho Allah SWT dan Meraih Ketaqwaan. Sebagaimana firman-Nya dalam Qur’an Surat AlSurat Al-Qhoshos Ayat 77
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan
Banyak orang yang mengartikan sifat taqwa hanya dapat diberikan oleh atau dilebeli kepada orang yang melaksanakan sholat,Zakat, Puasa yakni orang yang melaksanakan ritual Ibadah Mahdhoh saja,
Cara perpikir dan berpandangan seperti itu keliru, karena taqwa merupakan integralisasi dari Ibadah Mahdhoh dan Ibadah Ghoiru Mahdhoh dan diimplementasikan pada kehidupan keseharian untuk juga bermu’amalah harus dengan ketaqwaan sehingga tercipta kehidupan yang memberikan keamanan, Kepercayaan, kebersihan, kegembiraan, kecintaan, kebahagiaan, inilah wujud Islam yang Rahmatan Lil ‘alamin.
Karena ayat tentang ibadah Mahdhoh baik sholat, zakat,puasa haji ayatnya lebih sedikit dibandingkan dengan ayat tentang Mu’amalah, ini artinya sifat taqwa harus membumi, dirasakan, bersosial dengan banyak manfaat harus dirasakan banyak orang inilah yang disebut insan bertaqwa.
Jika masih ada orang beriman berbuat kemungkaran, ia bisa disebut ketaqwaan masih belum sempurna belum utuh, maka
Kalau masih mungkar ketaqwaan masih belum utuh, maka di bulan Ramadhan ini sebagai madrosah Allah SWT kita dilatih, dibina dan didik selama satu bulan untuk melaksanakan ibadah Shoum dengan penuh keikhlasan agar menjadi insan yang bertaqwa,
Semoga kita dapat meraih ketaqwaan dibulan Romadhon ini, Amin ya rabbal ‘alamin
Nashrun min Allah wa fathun qoriib
Wabasyiril mu’minin
Wa’alaikumsalam salam warahmatullahi wa barokatuh