Kultum Dzuhur disampaikan oleh Ustadz H.Jawahir Jumhur P.MA
Tema : Indahnya mengikuti Imam yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah Al Maqbullah
Kewajiban Mengikuti Imam
Imam dijadikan sebagai pemimpin dan wajib diikuti dalam shalat, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu:
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ إِنَّمَا جُعِلَ الْإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلَا تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ فَإِذَا رَكَعَ فَارْكَعُوا وَإِذَا قَالَ سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ فَقُولُوا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَإِذَا سَجَدَ فَاسْجُدُوا وَإِذَا صَلَّى جَالِسًا فَصَلُّوا جُلُوسًا أَجْمَعُونَ
“Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , bahwasanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya imam hanya untuk diikuti, maka janganlah menyelisihnya. Apabila ia ruku’, maka ruku’lah. Dan bila ia mengatakan ‘sami’allahu liman hamidah’, maka katakanlah, ‘Rabbana walakal hamdu’. Apabila ia sujud, maka sujudlah. Dan bila ia shalat dengan duduk, maka shalatlah dengan duduk semuanya”. [Muttafaqun ‘alaihi]
Suatu hari Ustadz melihat suatu kejadian dimana ada seorang makmum masbuk takbir menunggu imam yang sedang sujud, memprediksi bahwa imam akan berdiri ternyata imam menyelesaikan sholatnya dengan mengucapkan salam dan ia pun mundur membuat jama’ah baru.
Kejadian ini jika dilihat sepertinya biasa, tetapi sesungguhnya ini adalah pelanggaran,tidak patuh terhadap Imam, dan Tidak berilmu dalam ibadah Sholat, ternyata menjadi makmum pun harus ada ilmunya,
Hal harus dilakukan seorang makmum masbuk ketika melihat posisi imam dalam keadaan sholat hendak langsung mengikutinya tanpa harus menunggu imam bangkit dari sujudnya.
Dengan diwajibkannya mengikuti imam ini, sampai-sampai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan orang yang tertinggal sebagian shalatnya (masbuq) untuk memulai dan mengikuti imam dalam semua keadaan. Sebagaimana disampaikan Ali bin Abi Thalib dan Mu’adz bin Jabal :
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَى أَحَدُكُمْ الصَّلَاةَ وَالْإِمَامُ عَلَى حَالٍ فَلْيَصْنَعْ كَمَا يَصْنَعُ الْإِمَامُ
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Apabila salah seorang dari kalian mendapatkan shalat dan imam sedang dalam suatu keadaan, maka hendaklah ia berbuat seperti imam berbuat. [HR at Tirmidzi, dan dishahihkan al Albani dalam Shahih Sunan at Tirmidzi, no. 484].
Sholat Berjama’ah lebih utama dibanding sholat sendiri, dan sholat dengan jama’ah besar lebih disukai oleh Allah SWT
Dari hadits Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ صَلاَةَ الرَّجُلِ مَعَ الرَّجُلِ أَزْكَى مِنْ صَلاَتِهِ وَحْدَهُ وَصَلاَتُهُ مَعَ الرَّجُلَيْنِ أَزْكَى مِنْ صَلاَتِهِ مَعَ الرَّجُلِ وَمَا كَثُرَ فَهُوَ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى
“Shalat seseorang bersama lainnya lebih baik daripada shalatnya sendirian. Shalat seseorang bersama dua orang lebih baik daripada shalatnya bersama satu orang. Jika jama’ahnya makin banyak, itu lebih disukai.” (HR. Abu Daud, no. 554. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dalam hal ini, Rasulullah Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda:
الْجَمَاعَةُ رَحْمَةٌ ، وَالْفُرْقَةُ عَذَابٌ
Artinya: “Berjama’ah itu rahmat dan berfirqah-firqah itu adzab.” (HR Ahmad).
Selanjutnya, dengan berjama’ah itu pulalah, umat Islam akan mendapatkan kekuatan dari Allah. Ini seperti disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam sabdanya :
يَدُ اللهِ مَعَ الْجَمَاعَة
Artinya: “Tangan Allah bersama Al-Jamaah.” (HR At-Tirmidzi).
Karena itu, hidup berjama’ah merupakan suatu kewajiban dan kebutuhan yang sangat penting bagi umat Islam. Karena dengan berjama’ah, nilai-nilai Islam dapat terealisasi secara maksimal dalam amaliyah sehari-hari.
Dengan berjama’ah pula terwujud kekuatan perjuangan dan kekompakan umat bagaikan satu jasad yang utuh, bagai bangunan yang saling mengokohkan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain.
Dengan berjama’ah pula kerjasama dan perasaan saling memiliki dapat terjaga. Dan dengan berjama’ah pulalah hak-hak umat tidak dilanggar. Juga dengan berjama’ahlah peradaban Islam dapat dibangun sebagai rahmat bagai semesta alam.
Allah menekankan di dalam ayat-Nya:
إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلَّذِينَ يُقَـٰتِلُونَ فِى سَبِيلِهِۦ صَفًّ۬ا كَأَنَّهُم بُنۡيَـٰنٌ۬ مَّرۡصُوصٌ۬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS Ash-Shaf [61]: 4).
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ
Semoga kita selalu melaksanakan sholat berjamaah dengan mengikuti Imam dan tidak mendahului serta tidak menolak komando imam
Nashrun minallah wafathun Qoriib
Wabasyiril Mu’minin
Wassalamu’alaikum Wr Wb